33. Manis dari Pahit

9K 1.1K 206
                                    

Mulanya semua tak terasa, namun saat aku bersamanya, semua berbeda. Menjauh darinya aku gila. Hanya bisa berkata, bahwa maaf menjadi dalih untuk semuanya.

- Do Kyungsoo

ⓛⓛⓛ

Mungkin jika kaki Kyungsoo tidak menendang wajahku, detik aku masih tertidur. Sayangnya, tidak, aku terpaksa harus bangun karena sepertinya Kyungsoo mengigau. Dan wajahku nyut-nyutan karena tendangannya.

Yang aneh adalah, kenapa aku berganti pakaian tanpa sepengetahuan diriku sendiri? Tidak, maksudku, sebelumnya aku memakai kaus dan rok denim sepaha. Tapi sekarang aku malah memakai piyama berwarna cokelat dengan motif beruang di sekujur tubuh?

Apa mungkin dia yang mengganti bajuku tadi malam? Tapi, masa iya?

Kulihat Kyungsoo masih tertidur, dengan wajah yang menggemaskan bukan main adanya. Dia seperti anak kecil yang kehabisan permen saat tamasya ke alam liar.

Detik selanjutnya, dia melenguh dengan masih setengah sadar, bisa terlihat dari mata bulat miliknya yang masih belum sepenuhnya terbuka. Ditambah dengan bibir tebalnya yang maju beberapa centi membuat aku jadi gelagapan sendiri, karena gemas.

Aku beranjak terlebih dahulu, kutarik selimut dari ujung kasur, dan aku selimuti Kyungsoo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku beranjak terlebih dahulu, kutarik selimut dari ujung kasur, dan aku selimuti Kyungsoo. Sama seperti sebelumnya, dia kembali tertidur pulas dengan mata yang tertutup perlahan.

Baru saja aku akan turun dari kasur, tangan Kyungsoo meraih tanganku.

"Mau ke mana?" Kyungsoo bertanya dengan suara serak.

"Membuat sarapan, kau pasti lapar," jelasku.

Kyungsoo malah menarik tanganku hingga akhirnya aku sekarang terdampar di samping tubuhnya dengan posisi membelakangi.

Persis seperti saat di Hotel Bongdae. Jeju.

"Jangan pergi," pinta Kyungsoo lalu tangannya merambati tubuhku. "Kau tahu? Aku hilang akal saat kau jauh-jauh."

Aku hanya terdiam, diam dan diam.

Jika ini semua mimpi, maka aku hanya berharap aku terbangun di kamar Byan dengan keadaan mabuk seperti orang gila. Ya, pengennya sih gitu, naas. Saat kucubit diriku sendiri. Aku masih tersadar dan memang aku berada sini itu benar adanya. Dan tentu bukan mimpi.

"Kyung," panggilku. Bermaksud untuk segera pergi dari sini.

"Kalau itu bukan panggilan sayang, aku tidak akan menyahut," kata Kyungsoo serak.

"Itu 'kan hanya potongan dari namamu. Apanya yang panggilan sayang?" kataku bingung.

"Kyungsoo sedang tidur, datang saja lain kali," ucapnya lalu benar-benar tidur, kuat dugaanku dia pasti merujuk.

Mr. Cold is My Husband Where stories live. Discover now