40. Hard to Say The Truth

6.9K 1.1K 272
                                    

Berbahagialah kalian, karena gue libur 1 minggu. Dan mereka yang tau pasti hapal, gimana gue kalo lagi libur hahahahaha :v

ⓛⓛⓛ

Aku melenguh dengan cukup keras saat kesadaran perlahan mulai menggerayangi tubuhku, bisa kurasakan tangan kananku sakit seperti habis tertusuk, dan baru aku sadar bahwa sekarang infusan sedang gemar menempel di tangan.

Pertama, kepalaku sakit.

Kedua, di mana aku sekarang?

Ketiga, di mana Lay?

"Sudah bangun?" tiba-tiba suaranya datang dari samping kananku. "Setengah mati aku menahan agar tidak memelukmu seharian."

Lay meletakkan semangkuk sup panas dan air mineral di dalam gelas besar, juga beberapa butir obat berbagai warna. "Kau tahu 'kan, aku lemah saat kau sakit."

Sebenernya aku sedang tidak ingin bicara, namun karena terpaksa. Maka aku harus. "Di mana aku?"

Lay berkacak pinggang mendengarnya. "Kau lupa? Ini rumahku."

Aku terkekeh pelan. "Ah, maaf."

"Aku ada sedikit kerjaan," kata Lay. "Boleh kutinggal sebentar?"

"Tunggu Lay!" cegahku saat ia baru saja berbalik bersiap pergi.

"Kenapa tanganku diinfus?" tanyaku bingung. "Aku sakit apa?"

Lay tersenyum mendengarnya. "Dokter bilang, kau sakit parah."

Berdebar jantungku mendengarnya. "Benarkah?"

"Iya, kau sakit parah jika jauh dariku." Lay berucap kembali, dan dibalas oleh tatapan tajam milikku.

"Hehehe, bercanda," elak Lay. "Kau hanya kurang tidur dan terlalu lelah. Jangan banyak pikiran, Luna."

Aku hanya mengangguk. "Makasih."

"Bukan masalah," kata Lay. "Kalau begitu, aku pergi ya!"

Dan pintu kembali tertutup setelahnya. Hingga keheningan mulai menerpa gendang telinga dalam sunyi yang memekakkan hati.

Kyungsoo bagaimana ya?

ⓛⓛⓛ

Ketika aku membuka kenop pintu, indra pendengaranku terhipnotis oleh suara dentingan piano yang dimainkan oleh seseorang.

Lalu saat aku sepenuhnya keluar, mata ini mendapati Lay yang sedang anteng menekan jarinya di antara deretan baris kayu pembuat bunyi.

"Enak didengar," ucapku saat berjalan ke arahnya dan Lay sontak menoleh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Enak didengar," ucapku saat berjalan ke arahnya dan Lay sontak menoleh.

"Kenapa keluar kamar?" tanya Lay emosi. "Kau masih sakit, dan lagi, di mana infusanmu?!"

Mr. Cold is My Husband Where stories live. Discover now