41. Way to Forget You

6.3K 1K 148
                                    

Even though you don't mean to hurt me, you keep tearing me apart

- Shawn Mendes

ⓛⓛⓛ

"Jangan terlalu lama main ponsel," ucap Leyo di ambang pintu. Kini aku malah ada di rumahnya, Leyo berkata dia juga akan menetap di Korea sama seperti Lay. Kini hanya tinggal surat perizinan receh yang harus dia urus. "Kau harus istirahat."

Merasa diacuhkan Leyo lantas menghampiriku lalu merebut ponsel yang semula berada di tangan. "Kau dengar tidak sih?"

Dan aku hanya diam pasrah karena sehari tadi, kegiatanku hanya menggeser menu jenuh. "Ya."

Baru saja Leyo berbalik dan bersiap pergi, aku menarik jaket yang dia pakai. "Tunggu."

Leyo menoleh ke belakang. "Apa?"

Selagi tanganku menggenggam kain di tubuh Leyo. Kepalaku kembali menunduk. "Kenapa mencintai sesakit ini?"

Hening. Tidak ada jawaban, baik aku atau Leyo, kami semua bungkam dengan alasan masing-masing.

Leyo lalu melepaskan genggamanku lantas merengkuhku lalu duduk di samping. "Jika kau mengenal cinta, maka kau akan akrab dengan sakit hati."

Perkataan Leyo sontak membuat ulu hatiku terasa nyeri, pasalnya, dia benar.

"Tapi kenapa?" tanyaku lagi. "Kenapa rasa malah menyiksa lara sedang aku hanya ingin dicinta?"

Leyo menepuk bahuku pelan. "Masih ada aku, masih ada cintaku."

Aku bergeming mendengarnya, inilah yang membuat aku enggan berdekatan dengan Lay, Byan ataupun Leyo. Mereka terus mencurahkan rasanya pada orang yang jelas-jelas mengharapkan orang lain.

Bukannua bangga atau bahkan tersanjung. Aku malah semakin merasa bersalah. Mau tau apa sebabnya? Karena aku tahu dengan rinci, bagaimana rasanya saat rasa cinta bertepuk sebelah tangan. Dan aku tidak ingin orang lain merasakan hal yang sama.

"Makasih, tapi maaf-"

"Ya ya," tukas Leyo. "Aku tahu kau tidak mungkin menerima perasaanku. Kau mencintai Kyungsoo, bukan?"

Aku hanya mengangguk kikuk dibuatnya.

"Tak perlu membalas, cukup tahu aku cinta padamu, itu lebih dari cukup." Leyo melanjutkan.

"Makasih," kataku lagi.

"Bukan masalah besar," tenangnya. "Tapi jika kau tidak keberatan, kau bisa cerita."

Mendengar itu, aku sedikit lega. Aku merasa ada wadah untuk mencurahkan semua isi hati, ya walaupun tidak semuanya.

"Hye Ri hamil, dan statusku sebagai istri Kyungsoo adalah kesalahan fatal." Aku menjelaskan. "Aku hanya merasa bersalah karena seakan merebut kebahagiaan sahabatku sendiri."

Leyo tak menyahut, yang ada hanya embusan napas kasar dan terdengar dengan jelas kepalan tangan yang mengerat.

"Dari mana kau tahu Hye Ri hamil?" tanya Leyo dengan suara bergetar seolah menyembunyikan bahwa ada yang tidak ia tunjukkan.

"Sebelum kau datang, kami sempat berbicara," jelasku. "Dan aku terkurung oleh penyesalan tiada tara."

Tiba-tiba suara dering menginterupsi percakapanku dengan Leyo. Ada panggilan masuk dan itu berasal dari Kyungsoo.

Melihatnya, mendadak ada sensasi pahit dan perih, hingga saat aku berniat mematikan panggilan. Leyo berkata.

"Biar aku yang angkat." Leyo meminta. Dan aku mengangguk setuju.

Mr. Cold is My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang