19. I Know I Can't

8.8K 1.1K 158
                                    

"Mau apa kau ke sini?" tanyaku sarkas.

"Bertemu denganmu." Lay maju selangkah. "Ayo kita bicara."

"D-diam!" sentak Luna yang mengejutkan Lay. "Jangan pernah berpikir kau bisa maju bahkan satu langkah!"

"Kau masih marah padaku, Luna?" tanya Lay lirih.

"Diam!" aku menangis saat itu juga. Melihat wajahnya saja, sudah membuat hatiku tercabik-cabik.

Aku pun segera pergi dengan cara berbalik badan. Oke, kembali ke kamar Kyungsoo tidak buruk, ketimbang harus berbicara dengan manusia macam Lay.

Tepat pada saat aku berbalik. Tubuhku malah menubruk tubuh seseorang, sontak aku terpental, tersungkur, lalu meringis.

"Aduh!" kataku. "Kalau jalan lihat-"

Perkataanku terpotong kala melihat tangan di hadapan wajahku. "Kau baik-baik saja?"

Aku kenal suara siapa ini. "Leyo?"

"Kau belum istirahat?" tanyaku heran. "Ini 'kan sudah agak malam."

"Dompetmu ketinggalan, pelayan menemukannya di kursi depan." Leyo menjelaskan. "Lagi pula, kenapa kau ada di sini?"

Lidahku beku saat itu juga. Benar, tepat di sampingku adalah kamar Kyungsoo. Dan jika aku jelaskan bahwa aku baru saja keluar dari kamar Kyungsoo, bisa hancur semuanya.

"A-ah!" elakku. "Anu, aku, pindah kamar."

Sepintas aku melirik Lay yang masih termenung sambil terus menatapku lekat.

"Kau tahu lah, wanita sensitif tentang kebersihan," kataku lagi.

Akan kugunakan kesempatan ini untuk pergi dari hadapannya.

"Um, anu, Leyo," panggilku yang membuat dia menoleh seketika. "Mau minum kopi? Kebetulan aku senggang malam ini."

Leyo mengangguk semangat. "Boleh, tapi di mana?"

Tanpa banyak basa-basi, aku menarik tangan Leyo, berusaha menjauh dari Lay yang masih dan masih menatapku dalam.

"Tunggu aku, Luna, kau tunggu saja!" teriak Lay dari belakangku.

Hampir-hampir langkahku terhenti saat Lay berkata demikian. Tapi, aku harus kuat, harus!

Saat kami berbelok menuju lorong sebelah Utara, barulah aku bisa bernapas dengan tenang.

"Yang tadi itu siapa?" Leyo mulai bertanya. "Sepertinya aku pernah melihat dia di satu tempat."

"Dia anak Mr. Lex," ucapku menjawab pertanyaan Leyo. "Anak dari perusahaan Kilang Minyak terbesar di China."

"Ah! Pantas saja, wajahnya tak asing, aku rasa aku pernah melihatnya di pelelangan beberapa bulan lalu di California." Leyo berujar antusias.

"Tapi, bagaimana kau bisa mengenalnya?" Leyo kembali bertanya dengan penasaran.

"Aku menemukan orang gila itu di jalan," sahutku ketus. "Jangan bahas tentang pria itu, aku mohon."

Leyo hanya mengangguk. Dan tak lama Leyo menuntunku masuk ke dalam sebuah kamar yang aku sendiri pun tidak tahu kamar siapa ini?

Sungguh, aku merasa murahan, dan hina. Harus berpindah kamar karena pacar suamiku akan datang, dan mengungsi ke dalam sebuah kamar antah berantah yang sama sekali aku tidak tahu siapa penghuninya.

"Kamarmu?"

Leyo hanya mengangguk. "Yap! Dan lebih baik kau bermalam di sini saja, besok aku akan bilang kepada Kyungsoo kalau sekertarisnya menginap di kamar seorang tampan."

Mr. Cold is My Husband Where stories live. Discover now