28. Pahit

7.8K 1.2K 233
                                    

Kepikiran buat bikin sad ending.

Biar galau bersama.

Atau happy ending aja?

Alasannya?

ⓛⓛⓛ

Aku, dan ya memang diriku. Berjalan dengan setengah berlari ke tempat yang telah ditentukan.

Belokan pertama telah aku lewati, begitupun dengan kedua dan ketiga. Hingga akhirnya aku sampai di luaran Hotel. Jarak kafe itu memang tidak terlalu jauh. Aku sedikit bersyukur.

Beruntung saat aku sampai, Hye Ri belum ada di tempat. Hingga aku bisa menstabilkan napas yang naik turun tak teratur.

Baru saja aku akan mendudukan pantat di kursi dekat pintu, seorang pelayan datang menghampiri.

"Sebelah sini, Nona." Pelayan itu berkata ramah.

Aku yang sudah menyadari apa yang terjadi segera merapikan pakaian yang tadi sempat semrawut tertiup angin.

Langakhku dituntun menuju pintu lain di sebelah kiri. Dan nampaklah seorang wanita sedang memandap asal ke pantai dengan kacamata hitam yang bertengger di pangkal hidungnya.

Aku duduk.

"Halo Hye?" sapaku ramah seolah tidak terjadi apa-apa.

Hye Ri tampak terkejut karena tidak menyadari kedatanganku, ia lantas membuka kacamatanya lalu menoleh dan melirik dengan tatapan yang sulit aku jelaskan.

"Duduk," ucapnya. Lalu Hye Ri menoleh pada pelayan memberi tanda bahwa ia sudah boleh pergi.

Belum sampai bokongku mendarat, Hye Ri bertanya.

"Ada apa antara kau dengan Kyungsoo?" Hye Ri bertanya dengan nada tegas, tidak tegas-tegas amat sih. Mungkin aku saja yang ketakutan.

"Apa? Kami?" kataku mengimbangi situasi. "Aku sekertaris, dan Kyungsoo bosnya."

"Benarkah?" Hye Ri terdengar kurang percaya.

Aku mengangguk seraya tersenyum. "Tentu saja!"

"Lalu kenapa kau bersamanya tadi?" tanya Hye Ri yang membuat jantungku berdetak dua kali lebih cepat.

Setengah mati aku berusaha berpikir dan memutarbalikkan otak, berusaha dnegan keringat yang ada untuk mencari alasan yang rasional.

"Ah!" seruku. "Kyungsoo memintaku mengantarnya membelikan sesuatu untukmu!"

Aku mencondongkan kepala ke depan. Berusaha berbicara dengan nada meyakinkan. "Kau tahu? Dia membelikanmu banyak sekali barang mewah."

Hye Ri ikut mencondongkan kepalanya, seakan dia sudah termakan alasan yang, ah bukan alasan. Ini memang kenyataan.

"Barang mewah seperti apa?" tanyanya penasaran.

"Tadi, saat di pusat perbelanjaan. Kyungsoo membelikanmu banyak sekali tas mewah dan sepatu." Aku berujar apa adanya. Sakit hati memang karena sebelumnya aku sudah senang dan membayangkan bahwa semua barang pemberian Kyungsoo akan aku gunakan sata pergi ke kantor. Tapi tak apa, Hye Ri lebih berhak.

Mr. Cold is My Husband जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें