23. It's Begin

9.1K 1.3K 253
                                    

Aku hanya bisa pura-pura kuat setelah berdebat dengan Kyungsoo tadi. Sungguh memakan hati.

Kyungsoo masih sibuk dengan laptopnya, dia sama sekali tidak bertanya apakah aku lelah atau sebagainya.

Mungkin di matanya, aku hanya pembantu gratisan karena sudah menjadi istri kiasan yang rela mengerjakan apa saja yang ia perintahkan. Miris, tapi memang begitu adanya.

Pertemuan itu akan berlangsung sekitar 2 jam lagi. Beruntung semuanya sudah aku kerjakan dengan baik, sekarang waktunya aku untuk menangkan diri.

Sendiri, ya, aku butuh waktu untuk sendiri.

"Semuanya sudah selesai, pak." Aku beranjak bersiap untuk pergi.

"Ya," ucapnya.

"Saya izin pergi," kataku lagi.

"Hm."

Setelahnya aku segera berjalan menuju pintu keluar.

"Siapa yang menyuruhmu pergi?" kata Kyungsoo yang membuat langkahku terhenti saat itu juga.

"Duduk di sini, temani aku," pinta Kyungsoo lalu menutup laptopnya.

"Aku ingin mencari angin," keluhku padanya. "Di sini membuat kepalaku pecah."

"Kau menyindirku?" tanya Kyungsoo sarkas, ia mulai meletakan kertas yang semula ada di tangan kirinya. Membuat aku terpana karena perlahan dia terlihat sexy.

Bunuh diri namanya jika aku harus jujur kalau memang benar adanya keberadaan Kyungsoo yang membuat kepalaku hampir pecah.

"Bukan begitu, hanya saj-"

"Kubilang sini ya sini!" teriak Kyungsoo. Oke, kini ia tampak marah.

Perlu kalian tahu, menyukai seseorang itu perlu kesiapan untuk menelan rasa pahit. Contohnya sederhananya adalah, saat kau sudah sakit oleh seseorang. Mau bagaimanapun, jika kau menyukainya. Kau akan kembali padanya.

"Iya," kataku lalu menghampiri dirinya.

ⓜⓜⓜ

Akhirnya, saat yang ditunggu-tunggu segera tiba. Kini aku berada di sebuah Aula, sebagai salah satu sekertaris pengusaha ternama, tentu datang lebih awal sudah menjadi kewajibanku.

Kyungsoo tadinya meminta untuk datang bersama, tapi kutolak tawarannya. Aku masih sadar dan harus tahu diri, meskipun sebenarnya tidak haram seorang bos jalan berdampingan dengan sekertarisnya.

Tapi tetap saja. Aku tidak mau terlalu memberi hati.

Sudah hampir 20 menit sejak kedatanganku ke sini, dan Batang hidung Kyungsoo sama sekali tidak nampak.

Merasa resah, aku pun berjalan ke luar untuk memastikan di mana si Patung Berjalan itu.

Alih-alih Kyungsoo, aku malah melihat Leyo yang baru saja turun dari mobil. Damn!  Dia sangat tampan. Mungkin jas belum sepenuhnya dipakai oleh Leyo. Tapi kaus putih dan mimik wajah yang ia keluarkan begitu membuat jantungku berdebar.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mr. Cold is My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang