45. Pengakuan

7.9K 995 197
                                    

Let me just give up, let me just let go, if this isn't good for me, well i don't wanna know.

- Nightcore_ You Don't Know

ⓛⓛⓛ

Aku menunggu cukup lama di sebuah kafe dengan perasaan yang tak menentu. Pasalnya, ini pasti berhubungan dengan kedatanganku ke rumah Kyungsoo beberapa jam yang lalu.

Setelah selesai memesan minuman, Hye Ri pun muncul. Namun ada yang beda, wajahnya terlihat tak karuan.

"Hye," kataku khawatir lalu berdiri begitu dia sampai. "Kau kenapa?"

Hye Ri menggeleng. "Tidak."

Ia lantas duduk yang disusul olehku.

"Luna," katanya dengan suara bergetar. "Lupakan Kyungsoo, boss?"

DEG!

"M-maksudnya?" tanyaku gagap.

Kini, tiba saatnya, tiba di mana yang aku takutkan menjadi kenyataan.

"Kau tahu 'kan, aku mengandung anak Kyungsoo." Hye Ri berkata.

Dan aku hanya mengangguk seraya menelan ludah. "Iya, aku tahu."

Hye Ri lantas mengeluarkan kertas lalu membukanya dan memeberikan kertas itu padaku.

Dan jantungku berdebar-debar saat membaca pernyataan bahwa memang benar Hye Ri positif hamil, jelas-jelas Rumah Sakit yang menyatakannya secara legal.

"Itu bukti kuat jika kau mengira aku berbohong," ucapnya. "Aku rasa kau juga sudah menemukan testpack yang sengaja aku simpan di lemari Kyungsoo."

Dengan enggan aku mengangguk.

"Hye," kataku tak jauh lemas. "Jadi apa intinya?"

"Aku tidak mau anakku lahir tanpa ayah," jelas Hye Ri. "Aku tidak mau anakku menjadi yatim sedang ayahnya masih hidup."

"Hye," kataku lagi. "Langsung intinya saja."

Hye Ri kembali menguraikan air mata. "Kyungsoo bilang dia mencintaimu."

Sekarang, aku tidak tahu tepatnya harus senang, sedih atau marah.

Satu sisi, aku senang bukan main mendengar itu. Namun di sisi lainnya juga, ada batas yang tak bisa aku sentuh.

"Kalau kalian bersama-sama, lantas anakku dan Kyungsoo bagaimana?" Hye Ri memelas.

Terlampau egois jika aku lebih mementingkan perasaan sendiri. Kalau memang iya, dan katakanlah aku mencintai Kyungsoo, tapi, bukan cuma perasaan aku yang dipertaruhkan di sini.

Ada sebuah janin yang menunggu kepastian kasih sayang ayahnya. Dan itu adalah anak mereka berdua. Anak Hye Ri dan Kyungsoo.

"Tak apa," kataku lembut. "Sebentar lagi kami bercerai kok."

Raut wajah Hye Ri membaik. "Benarkah?"

Dan aku hanya mengangguk.

"Terima kasih," ujarnya.

"Tak masalah," sahutku.

"Luna," panggilnya. "Perihal hubunganmu dengan Lay."

Aku mencondongkan kepala. "Ya, kenapa?"

"Sebenarnya aku yang berciuman dengannya malam itu," jelas Hye Ri yang membuat darahku mendidih saat itu juga.

"Jangan bercanda, Hye," kekehku karena candaannya. "I'm not on good mood to talk about that."

Mr. Cold is My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang