13. Sisi Lembut Kyungsoo

8.6K 1.2K 239
                                    

VOMENT JIKA KALIAN SENYAM-SENYUM SENDIRI. ^_^

ⓛⓛⓛ

Hari ini aku terbangun dengan berat hati. Bukan karena malas, tapi sepertinya tubuh sedang dalan keadaan yang kurang baik.

Napasku berat tanpa aku ketahui apa penyebabnya. Mataku perih, tenggorokanku sakit jika menelan bahkan ludahku sendiri.

Kapok aku mandi malam-malam lagi, aku tahu itu memang mengasyikan, tapi jika dalam keadaan perut kosong? Tidak, terima kasih.

Aku melangkahkan kaki ke dapur, berniat mengambil air minum. Dan aku mendapati Kyungsoo yang sudah sarapan, Kyungsoo terlihat sedang memutar sendok kecil di dalam ruang berbentuk lingkaran. Umumnya sih disebut cangkir.

Kutebak, ia tidak menyadari kedatanganku. Karena mata juga kepalanya tertumbuk pada sebuah novel maha tebal yang mengalihkan dunianya.

Langkahku terhenti saat menemukan panci berisikan cairan lembek berwarna putih, bercampur dengan sayuran seperti wortel, brokoli, dan sedikit suiran ayam.

"Dimakan buburnya," kata Kyungsoo yang membuat aku sedikit terperanjat lalu langsing menoleh padanya.

Aku melirik ke arah panci. "Kau yang membuat ini?"

"Hm."

"Kapan?"

"Tadi," sahut Kyungsoo. "Saat kau masih tidur."

"Tapi aku tidak suka bubur, kau tahu 'kan?" rengekku padanya.

Kyungsoo mendongakkan kepalanya ke arahku. Kini perhatiannya sudah sepenuhnya teralihkan kepada wanita di hadapannya. "Lalu, kau mau apa?"

Jariku menyentuh dagu, layaknya orang yang sedang berpikir keras. "Um, ah! Pizza!! Kita bisa gunakan layanan Hotel!"

"Mck, jangan yang aneh-aneh." Kyungsoo menggelengkan kepala.

"Memangnya Pizza aneh?" tanyaku sambil beraedekap dada. "Hm?"

"Tapi kau sedang sakit! Itulah yang aneh." seru Kyungsoo yang membuatku sedikit ketakutan.

Jangan marah, jangan marah, jangan marah.

"Ya sudah, aku tidak mau makan." Aku melengos begitu saja dari hadapannya.

Tanpa aku duga, Kyungsoo mengejarku. Dia menarik tanganku hingga aku terpaksa mengikuti langkahnya. "Tidak ada yang menyuruhmu pergi."

"Lepaskan," berontakku padanya.

Kyungsoo menggiringku ke arah sofa di dekat TV.

"Duduk," kata Kyungsoo mengeluarkan titah.

"Tidak mau." Aku membuang muka sambil mencebikkan bibirku.

"Luna," panggil Kyungsoo, tak lama setelah menyebut namaku. Tangannya terulur ke arah wajahku dan ia membuat aku mau tidak mau menatap wajahnya.

Kenapa dia tampan sih!

Tiba-tiba sorot matanya menjadi setajam belati, tatapannya seolah menggerakkan seluruh kendali tubuhku agar aku mau mengikuti perintahnya.

"Duduk," kata Kyungsoo sekali lagi.

Aku terpaku. Cukup lama usahaku untuk bisa menimpali perkataannya.

"Iya," kataku akhirnya menurut dan setelahnya aku duduk sesuai dengan permintaan Kyungsoo.

Sensasi apa tadi? Katakanlah memang benar aku menyukai Kyungsoo. Tapi, ada debaran yang asing hinggap di dadaku tadi. Sorot matanya, arah pandang matanya. Semua beradu menjadi satu.

Mr. Cold is My Husband Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin