Part 20

79.6K 3.6K 35
                                    

Jangan lupa komen dan vote nya😊
Happy reading

📑📑📑

Aran memarkirkan mobilnya di halaman rumahnya, ia menolehkan kepalanya ke samping menatap Naya yang sudah tertidur pulas. Di luar sana hujan tak terlalu deras, Aran akan menunggu hujan itu berhenti, setelah itu membawa Naya masuk ke dalam rumahnya.

Pandangan Aran sekarang hanya terfokus memandang wajah cantik Naya, gadis itu tampak begitu damai saat tertidur.

"Cantik" batin Aran tersenyum. Namun, selang beberapa menit dari situ Aran pun tersadar dari lamunannya dan melihat ke luar jendela mobil yang ternyata hujan sudah reda.

Aran pun keluar dari mobilnya dan membuka pintu mobil Naya, dengan pelan Aran mengangkat tubuh mungil Naya, sangat pelan karena takut membangunkan gadis itu.

Aran berjalan ke arah rumahnya dan mengetuk pintu. Selang beberapa menit menunggu akhirnya Davino keluar dan terkejut saat melihat Naya yang sudah berada di gendongan Aran.

"Naya kenapa?" Tanya Davino dengan raut khawatirnya.

"Nggak papa yah, Naya cuma ketiduran aja" ucap Aran menjelaskan pada Davino.

"Terus kenapa bajunya basah?" Tanya Davino lagi.

"Tadi kena hujan yah" ucap Aran yang mendapat anggukkan kepala dari Davino.

"Ya udah, kamu bawa Naya ke kamar" ucap Davino yang di balas anggukkan kepala dari Aran.

Aran pun melangkahkan kakinya menuju ke kamar Naya, sesampainya di sana Aran langsung membaringkan Naya dengan perlahan di atas tempat tidur. Di sana Aran tidak langsung keluar dari kamar gadis itu, sedari tadi ia hanya sibuk menatap wajah Naya, hingga suara ketukan pintu membuat lamunannya buyar. Di saja sudah berdiri Divia yang tersenyum menatap Aran dan Naya.

"Bunda"

"Kenapa Naya kayak gini? Bukannya tadi dia lagi keluar sama Nathan?" Tanya Divia yang sudah duduk di samping Aran. Aran yang di tanya pun hanya diam saja dan tak tau harus berkata apa.

"Jujur aja sama Bunda" ucap Divia tersenyum dengan tangan yang terulur mengelus punggung tangan Aran, Aran menoleh ke samping menatap Divia dan seketika cowok itu menganggukkan kepalanya.

"Tadi Aran nemuin Naya di jalan sendirian dalam keadaan basah kuyup" ucap Aran membuat Divia terdiam beberapa saat, lalu kembali bertanya.

"Kenapa bisa?" Tanya Divia dengan kerutan di dahinya.

"Ditinggalin pacarnya" ucap Aran membuat Divia menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Kok Bunda jadi nggak yakin sama yang namanya Nathan itu" ucap Divia membuat Aran terdiam. Sebenarnya ia juga berpikir seperti itu tetapi Aran langsung menepis pikirannya.

"Sayang, Bunda mohon sama kamu, kamu jagain Naya ya, Bunda bener-bener nggak yakin kalo Nathan bisa jagain Naya" ucap Divia dengan lesunya, membuat tangan Aran terulur mengelus lembut punggung Divia.

"Bunda tenang aja, Aran bakal jagain Naya buat Bunda" ucap Aran dengan tulus membuat Divia tersenyum mendengarnya. Namun selang beberapa detik Divia pun tersadar akan sesuatu.

"Oh iya, Bunda sampe lupa, Bunda ke sini mau ganti bajunya Naya. Kamu keluar dulu sana" ucap Divia sambil menarik lengan kekar Aran dan mendorong pelan bahu anaknya keluar. Sedangkan Aran hanya memutar bola matanya malas dan kembali ke kamarnya.

📑📑📑

Naya terbangun dari tidurnya karena kepalanya yang terasa sakit dan pusing. Gadis itu terlihat gelisah di tempat tidurnya, di saat seperti ini biasanya ada Satria yang selalu menemaninya. Namun sekarang berbeda karena Abang dan Ayahnya sekarang sedang ada urusan kerjaan di luar negeri.

ARANAYA (END)Where stories live. Discover now