Part 26

70.1K 3.2K 45
                                    

Jangan lupa komen dan vote😊
Happy reading💞

📑📑📑

Hari ini hubungan Naya bersama Nathan sudah memasuki 1 bulan, tetapi mereka berdua tetap saja masih perang dingin karena kejadian waktu itu, Naya ingin memperbaiki hubungannya, namun gadis itu bingung saat melihat Nathan yang biasa-biasa saja, kemarin saja waktu berpapasan di kantin, Nathan hanya melewatinya begitu saja padahal Naya yakin waktu itu Nathan juga sedang menatapnya.

"Nay kok melamun mulu sih?" ucap Zoya yang membuat lamunan Naya menjadi buyar. Saat ini mereka sedang berada di ruang Tv bersama Aran dan Zoya. Namun, Aran sedari tadi hanya diam dan fokus pada tontonan nya.

"Nggak kok" ucap Naya tersenyum tipis menatap Zoya.

"Nay nggak bisa boong, Joy tau kok kalo Nay nyembunyiin sesuatu" ucap Zoya membuat Naya terdiam. Sedangkan Aran sesekali melirik kedua gadis itu.

"Tapi Nay belum siap cerita sama Joy" ucap Naya membuat Zoya mengangguk mengerti.

"Nggak papa, Joy tunggu Naya aja sampe siap cerita sama Joy" ucap Zoya tersenyum.

"Makasih ya, Joy udah mau ngertiin Naya" ucap Naya tersenyum manis, Zoya yang melihat itu pun juga ikut tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Bntar ya, Joy mau ngambil cemilan dulu di dapur" ucap Zoya lalu pergi meninggalkan Aran dan Naya di ruang Tv.

Diam-diam Naya menatap Aran yang sedang fokus dengan tontonan nya. Naya pun memutuskan untuk duduk di samping cowok itu.

"Kak?" ucap Naya sambil memegang lengan berotot Aran. Sedangkan Aran menolehkan kepalanya menatap Naya dengan satu alis yang terangkat.

"Naya mau minta pendapat kak Aran, boleh ya?" ucap Naya dengan puppy eyes nya.

"Nggak" ucap Aran lalu kembali melihat ke arah Tv.

"Kak Aran kok gitu sih? Sekali aja, boleh ya?" ucap Naya yang sedikit merengek membuat Aran memutar bola matanya malas.

"Apaan?" tanya Aran, membuat mata Naya berbinar mendengar itu. Tumben-tumbenan Aran mau mendengarkannya, biasanya kan ogah-ogahan.

"Serius kak?" tanya Naya sekali lagi.

"Hm"

"Gini kak, rencananya Naya pengen baikan sama kak Nathan tapi nggak tau caranya gimana. Kak Aran bisa bantu Naya nggak?" tanya Naya membuat Aran terdiam, pikiran cowok itu seketika jatuh pada Nathan saat bersama gadis lain di depan toko bunga waktu itu.

"Nggak, dia aja nggak peduli sama lo" ucap Aran membuat Naya mengerucutkan bibirnya saat mendengar perkataan Aran, walaupun benar adanya.

"Emang salah ya Naya mau baikan lagi sama kak Nathan?" tanya Naya lagi, yang sudah bersandar di bahu Aran dan seketika membuat cowok itu mematung dengan jantung yang berdegup kencang. Ada apa ini? Mengapa tiba-tiba jantungnya seperti ini? Aran menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Sana jauhan dikit" ucap Aran sambil mendorong pelan kepala Naya.

"Nggak mau" ucap Naya dengan bibir yang sudah maju beberapa senti yang sangat menggemaskan di mata Aran. Aran pun luluh dan memilih diam.

"Kak, pertanyaan Naya yang tadi di jawab dong" ucap Naya yang semakin menekuk wajahnya.

"Intinya kalo dia sayang sama lo, dia bakal cari lo" ucap Aran membuat Naya terdiam mencerna ucapan Aran.

"Berarti kak Nathan nggak sayang sama Naya" ucap Naya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Hmm" dehem Aran, lalu kembali fokus ke Tv.

"Kak Aran tau nggak sih, ini tuh masa-masa tersulit buat Naya, nggak tau kenapa beberapa hari berturut-turut Naya selalu dapet masalah entah itu berkaitan sama kak Nathan dan sampai di bully kayak kemarin" ucap Naya dengan suara yang sedikit bergetar.

"Naya di tuduh selingkuh kak, padahal Naya nggak ngelakuin itu, Naya juga di bilang ganjen karena deket sama kak Aran" ucap Naya membuat Aran terdiam di tempatnya.

"Siapa?" tanya Aran, membuat Naya mengernyitkan dahinya. Lalu mendongakkan kepalanya menatap Aran. Namun mereka berdua sama-sama terkejut ketika merasakan wajah mereka yang terasa sangat dekat.

"Ehem" dehem Divia yang entah sejak kapan sudah berdiri di sana. Aran dan Naya sama-sama salah tingkah dan menjauhkan tubuh mereka.

"Eh Mami, hehe" ucap Naya dengan wajah yang sudah merona, sedangkan Aran hanya terlihat biasa saja.

"Ngapain?" tanya Divia sambil menahan tawanya.

"Hehe, Naya tadi abis curhat sama kak Aran" ucap Naya yang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Oh gitu, ya udah Mami ke dapur dulu" ucap Divia tersenyum lalu meninggalkan dua sejoli itu.

"Apapun yang terjadi, lo harus kuat walaupun itu masa-masa tersulit buat lo. Lo tenang aja, ada gue di belakang yang jagain lo, jadi lo nggak perlu takut" ucap Aran sambil mengelus puncak kepala Naya dengan lembut, setelah itu pergi meninggalkan Naya yang mematung di tempatnya.

📑📑📑

Setelah perkataan Aran di ruang Tv tadi Naya langsung pergi ke kamarnya dan membanting dirinya di atas kasur empuknya, gadis itu tak henti-hentinya tersenyum. Naya akui bahwa ia baper saat mendengar perkataan Aran waktu di ruang Tv tadi.

Tok tok tok

Aktivitas Naya terhenti saat mendengar suara ketukan pintu dari luar.

"Masuk" ucap Naya lalu muncul lah Zoya dengan senyum jahilnya. Pasalnya saat gadis itu kembali ke ruang Tv, ia melihat Naya bersama Aran di sana dan meraka tampak akur. Zoya tak ingin mengganggu mereka dan lebih memilih kembali ke kamarnya.

"Joy kenapa? Kok senyum-senyum sendiri?" tanya Naya saat melihat Zoya yang senyum-senyum sendiri.

"Emm nggak papa" ucap Zoya yang sudah duduk di samping Naya.

"Nay, keluar ayo" ucap Zoya yang sedikit merengek.

"Kemana emang?" tanya Naya dengan kerutan di dahinya.

"Terserah, yang penting jalan" ucap Zoya membuat Naya menganggukkan kepalanya.

"Gimana kalo kita lari sore aja keliling taman sama kompleks?" tanya Naya membuat Zoya mengangguk antusias.

"Boleh, Joy ganti baju dulu ya" ucap Zoya lalu pergi meninggalkan kamar Naya. Mumpung hari ini weekend, lagian mereka juga sudah bosan terus-terusan di rumah, ya walaupun hanya lari sore setidaknya mereka bisa menikmati udara di sore hari.

Tak menunggu lama, Naya pun langsung mengganti bajunya. Naya memakai legging yang berwarna hitam dan panjang dengan kaos yang juga berwarna hitam, dan tak lupa memakai sepatu converse putihnya.

Naya pun keluar dari kamarnya, namun gadis itu terkejut saat melihat Aran yang juga ikut keluar dari kamarnya, Aran mengernyitkan dahinya menatap penampilan Naya.

"Kemana?" tanya Aran.

"Emm mau lari sore bareng Joy" ucap Naya yang sedikit menundukkan kepalanya, gadis itu masih malu dengan kejadian tadi saat Divia memergoki mereka, ya walaupun mereka tidak berbuat apa-apa tapi tetap saja Naya merasa malu.

"Oh" ucap Aran lalu pergi meninggalkan Naya yang melongo menatap kepergian cowok itu.

"Oh doang?" gumam Naya sambil mengerucutkan bibirnya kesal.

📑📑📑

Next?

ARANAYA (END)Where stories live. Discover now