Part 17

81.1K 3.5K 46
                                    

Happy reading

📑📑📑

Hari ini Naya tidak pulang bersama Aran, karena sudah ada Nathan yang mulai sekarang akan mengantar jemput gadis itu. Senyuman manis tidak pernah luntur dari bibir gadis itu, Nathan memang paling bisa membuat Naya terbang setinggi langit.

Naya masih memikirkan perlakuan manis Nathan barusan saat mengantarnya pulang dan lagi-lagi Naya senyum-senyum sendiri saat memikirkan itu.

Ya, walaupun Nathan sedikit kaget saat mengetahui fakta bahwa Naya sekarang tinggal bersama Aran, namun dengan segala usaha Naya menjelaskan semuanya dan membuat Nathan mengerti dengannya.

"Kenapa Nay?" Tanya Zoya yang sudah berdiri di ambang pintu.

"Zoya sini" ucap Naya sambil menepuk sisi ranjangnya. Zoya pun mendekat dan duduk di samping Naya.

"Kenapa?" Tanya Zoya sekali lagi.

"Tau nggak, tadi Naya di tembak sama senior Naya" ucap Naya tersenyum.

"Terus Nay terima atau gimana?" Tanya Zoya dengan serius.

"Iya dong, Naya terima berarti mulai hari ini Naya nggak jomblo lagi, hehe" ucap Naya dengan cengiran khasnya. Zoya yang mendengar itu tampak biasa-biasa saja, entah kenapa ia lebih menyukai Naya bersama abangnya. Ya walaupun begitu Zoya juga harus tetap mendukung Naya.

"Bagus dong Nay, akhirnya Naya nggak jomblo lagi" ucap Zoya dengan senyum manisnya.

"Iya, Naya nggak nyangka banget bisa pacaran sama kak Nathan"

"Emang kenapa?"

"Soalnya kak Nathan itu ganteng banget, ya walaupun lebih ganteng kak Aran. Naya cuma nggak ngerti aja kenapa kak Nathan suka sama Naya, Naya kan nggak punya sesuatu yang spesial" ucap Naya menatap Zoya yang tersenyum ke arah Naya.

"Ya berarti dia nerima kamu apa adanya Nay" ucap Zoya.

"Gitu ya Joy?" Tanya Naya dan mendapat anggukan kepala dari Zoya. Sesaat hanya keheningan yang melanda mereka berdua. Saat Naya ingin membuka suara, notifikasi dari ponsel Naya mengalihkan perhatian mereka berdua. Naya membuka ponselnya dan tersenyum saat mendapat pesan singkat dari Nathan.

Kak Nathan
Jangan lupa makan, habis itu istirahat

Tak menunggu lama, Naya langsung mengetik dan membalas pesan dari Nathan.

Naya
Iya, kak nathan juga:)

Zoya menatap Naya dengan kerutan di dahinya saat melihat Naya senyum-senyum sendiri menatap ponselnya.

"Dari siapa? Kok senyum-senyum sendiri?" Tanya Zoya.

"Oh, ini kak Nathan pacar Naya, hehe" ucap Naya membuat Zoya mengangguk paham.

"Ya udah, Nay istirahat aja dulu" ucap Zoya lalu di balas anggukan kepala dari Naya. Setelah mengatakan itu, Zoya pun pergi meninggalkan Naya sendiri di kamar.

📑📑📑

Sepulang sekolah tadi, Aran tidak langsung pulang ke rumahnya, ia lebih memilih pergi ke basecamp bersama sahabat-sahabatnya. Entah kenapa untuk sekarang ini ia tidak ingin bertemu dengan gadis itu. Gadis yang telah berhasil menyita perhatiannya. Ya, siapa lagi kalau bukan Naya.

Saat ia melihat kejadian di sekolah tadi, entah kenapa Aran merasa tidak suka dan tidak rela Naya bersama orang itu. Aran sendiri bingung dengan perasaannya, ini bukan seperti dirinya.

"Bos, kenapa muka lo gitu amat dah?" Tanya Genta pada Aran, pasalnya sedari tadi Genta selalu memperhatikan Aran yang wajahnya sama sekali tidak bersahabat, entah apa yang terjadi pada cowok itu Genta pun tak tau.

"Muka lo kusut banget Ran. Kenapa? Kalo ada masalah cerita sama kita-kita" ucap Fino yang mendapat anggukan kepala dari Genta dan Dhio.

"Kayaknya gue tau deh si bos kenapa" ucap Dhio dan seketika pandangan Genta dan Fino beralih pada Dhio.

"Kenapa emang?" Tanya Fino pada Dhio.

"Pasti gara-gara si Naya yang baru jadian sama si Nathan" ucap Dhio tepat sasaran, membuat Aran refleks menatap Dhio dengan tatapan tajamnya. Dhio yang menyadari itu hanya cengengesan saja dan mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V.

"Hehe damai bos" ucap Dhio cengengesan.

"Kok gue nggak kepikiran sampe situ ya?" Ucap Fino sambil memakan cemilannya.

"Ran, lo ada hati ya sama si Naya?" Tanya Genta pada Aran, tetapi yang di tanya hanya diam saja.

"Kalo lo emang suka, tinggal nyatain aja perasaan lo. Kalo menurut gue Naya lagi nyoba buka hati buat Nathan, jadi masih banyak kesempatan buat lo. Apa lagi Naya kan serumah sama lo" ucap Genta memberi pengertian pada Aran.

"Pepet aja terus, sebelum janur kuning melengkung" ucap Dhio di akhiri tawanya dan seketika mendapat jitakan dari Fino.

"Nggak lucu bego" ucap Fino menatap sinis Dhio. Sedangkan Dhio sedang mengusap kepalanya yang barusan di jitak Fino.

"Sakit jingan" ketus Dhio lalu merampas cemilan yang ada di tangan Fino.

"Eh itu cemilan gue, kembaliin" ucap Fino namun tidak di dengarkan oleh Dhio. Cowok itu sedang asik memakan cemilan milik Fino. Fino mendekat dan langsung merampas cemilannya.

"Beli sendiri dong, katanya anak sultan" ucap Fino meremehkan.

"Tunggu aja kalo gue beli sama pabriknya gue nggak mau bagi-bagi sama lo" ucap Dhio sambil menjulurkan lidahnya, membuat Fino bergidik ngeri melihatnya.

"Halah, gaya lo" ucap Fino sambil memakan cemilannya.

"Udah woy, kenapa jadi kalian yang ribut sih? Udah kayak betina aja lo berdua" ucap Genta menengahi Fino dan Dhio sehingga membuat kedua cowok itu terdiam.

"Yo, gimana sama cewek waktu itu?" Tanya Genta pada Dhio yang sedang asik dengan game nya.

"Ck, Tanisa maksud lo?" Ucap Dhio dan mendapat anggukan kepala dari Genta.

"Iya Tanisa, dia temennya Naya bukan?" Tanya Genta lagi dan di balas anggukan kepala dari Dhio.

"Gue sama dia lagi tahap pdkt" ucap Dhio yang tetap fokus sama game nya.

"Gercep juga lo" timpal Fino.

"Iya lah, gue nggak mau berakhir kayak Aran" ucap Dhio dan seketika mendapat tatapan maut dari Aran.

"Hehe, ampun bos" ucap Dhio dengan cengirannya.

"Enak banget, kalo gue di gantungin mulu sama Azila" ucap Fino dengan wajah yang sudah di tekuk.

"Karma itu berlaku bro, dulu lo sering ngegantungin cewek dan sekarang kebalikannya" ucap Genta dan seketika mendapat tatapan sinis dari Fino.

"Ck, nggak usah di perjelas juga kali, ini gue lagi berusaha banget. Gue mau pensiun jadi playboy" ucap Fino membuat Genta dan Dhio tertawa.

"Keajaiban dunia nih lo mau pensiun jadi playboy" ucap Dhio dengan di iringi tawanya.

"Kenapa? Lo takut kena karma lagi?" Tanya Genta dengan kekehan di akhir kalimatnya.

"Ya iya lah, nggak enak tau di giniin, Fino tuh nggak bisa di giniin" ucap Fino dengan nada yang sedikit melambai sehingga membuat Genta dan Dhio bergidik ngeri melihatnya.

"Jijik gue" ucap Genta dan Dhio bersamaan.

📑📑📑

Vote nya jangan lupa, karena vote itu gratis😊

Next?

ARANAYA (END)Where stories live. Discover now