Part 44

42K 1.5K 14
                                    

Gerombolan lelaki berbadan tegak berjaket hitam dengan tulisan Black Wolf memenuhi lorong kantin. Banyak yang sengaja lewat karena cowok-cowok Black Wolf berkumpul di lorong itu. Bagaimana tidak berkumpul? Ketuanya saja ada di sana jelas mereka nongkrong di sana. Ada banyak adik kelas perempuan yang mulai lewat, ada yang mulai caper ada juga yang memang mau lewat, bahkan ada yang sampai teriak-teriak demi mendapatkan sebuah perhatian dari anggota Black Wolf.

"Woy kemana lo?" Tanya Dhio melihat Aran pergi meninggalkan mereka.

"Kantin" Ucap Aran membuat mereka mengangguk dan berjalan dibelakang Aran. Seperti biasa, mereka duduk ditempat yang biasa mereka tempati dan tidak akan ada orang yang berani menduduki tempat itu selain anggota Black Wolf.

"Lo ngapain?" Tanya Dhio melongok disamping Genta.

"Mesen bakso lah, lo sendiri ngapain?"

"Mesen bakso juga" Jawab Dhio sambil cengengesan.

"Ya udah berarti kita sama!" Dhio dan Genta lalu tertawa geli bersama.

"Ada ya orang gaje kayak kita dikit-dikit ketawa" ucap Dhio tertawa geli.

"Lo aja kali gak usah ngajak-ngajak gue" Ucap Genta sambil menjitak kepala Dhio.

"Sakit bego"Ucap Dhio sambil mengelus-elus kepalanya yang dijitak Genta barusan.

"Bakso terooss, entar cepat sakit lo berdua baru tau rasa" Fino menyela sambil mengambil segelas es teh dingin lengkap dengan es batunya, cowok itu duduk di sebuah kursi panjang berdampingan dengan Aran.

"Ciee yang perhatian" ucap Dhio dengan cengirannya dan alis yang di naik turunkan sambil menatap Fino.

"Babi lo" ucap Fino sambil menjitak kepala Dhio.

"Double kill anjiirr" Ucap Dhio sambil mengelus kepala nya yang dijitak Fino membuat para anggota Black Wolf tertawa dibuatnya kecuali Aran, hal itu tak luput dari pandangan Satria.

"Nape lo diem mulu?" Tanya Satria melihat Aran yang sedari tadi diam, Satria menawarkan rokok pada Aran tapi Aran menolaknya dengan halus.

"Lo aja gue lagi males"Ucap Aran sambil kembali memainkan ponsel nya.

"Abaanngg"Teriak Naya membuat mereka yang ada di meja itu terkejut dengan teriakan Naya.

"Hehee maaf, abisnya Naya hari ini seneng banget"Ucap Naya kegirangan sambil melihat Satria dengan senyum manisnya.

"Bokap lo kapan pulangnya Nay?" Tanya Genta pada Naya yang sedari tadi tidak berhenti tersenyum manis.

"Hari ini dong kak makanya Naya senang banget gak sabar pengen ketemu Ayah"Ucap Naya sambil tersenyum membuat Aran yang melihatnya juga ikut tersenyum tipis namun ada rasa sedih di hatinya karena setelah ini ia tidak akan bisa serumah dengan Naya lagi. Tangan cowok itu terulur mengelus lembut rambut Naya membuat gadis itu ikut tersenyum menatap Aran.

"Gak bisa nih gue liat yang kayak gini"ucap Fino menyindir Aran sambil memalingkan wajahnya dan kembali melahap nasi ayamnya.

"Iri bilang boss"Ucap Dhio membuat Fino yang mendengarnya memutar bola matanya malas meladeni temannya yang satu ini.

"Mie lagi?"Tanya Aran saat melihat pesanan Naya datang membuat Naya menganggukkan kepalanya dan menampilkan cengiran khasnya.

"Gak gak, ganti" Ucap Aran dengan wajah yang terlewat datar membuat Naya yang mendengar itu mengerucutkan bibir nya.

"Gak mau, Naya maunya mie aja"Ucap Naya dengan wajah memelasnya menatap Aran. Cowok itu sama sekali tidak akan luluh kalo sudah berhubungan dengan kesehatan gadisnya. Tanpa berlama lama Aran berdiri dari tempatnya dan berjalan menuju ke arah box yang menjual nasi ayam dan memesankan satu untuk Naya sebagai gantinya pesanan Naya. Kalau sudah seperti ini Naya sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

ARANAYA (END)Where stories live. Discover now