Part 11

95.7K 4.7K 45
                                    

Jangan lupa komen dan vote nya😊
Happy reading

📑📑📑

Hari ini adalah weekend, hari yang selalu di tunggu-tunggu oleh Naya. Dari kemarin Naya sudah berencana ingin quality time bersama Zoya. Dan Zoya pun tampak antusias dan tidak sabar ingin jalan-jalan bersama Naya.

"Nay, hari ini kita mau kemana?" tanya Zoya pada Naya yang sedang mengoleskan liptint di bibirnya.

"Ke dufan aja gimana?" ucap Naya, membuat mata Zoya berbinar mendengarnya.

"Ya udah aku mau siap-siap dulu" ucap Zoya lalu melangkahkan kakinya memasuki kamar mandi dan melakukan ritual mandinya.

Naya sudah siap dengan baju yang sedikit kebesaran berwarna biru, celana jeans pendek, sling bag dan tak lupa dengan sepatu sneakers berwarna putih.

Setelah melihat kembali penampilannya di cermin, Naya pun turun ke bawah menginjaki anak tangga dan menuju ke ruang tv, di sana sudah ada Aran dan Divia.

Naya memutar bola matanya malas, kenapa di hari yang cerah seperti ini Naya malah bertemu dengan Aran. Naya memang mengagumi cowok itu, namu sifat dingin dan tak tersentuh dari cowok itu membuat nyali Naya seketika ciut saat berdekatan dengan Aran.

"Mami" ucap Naya lalu memeluk Divia dan mengecup pipi wanita paruh baya itu yang masih tampak cantik dan awet muda.

"Eh anak Mami mau ke mana?" tanya Divia saat melihat penampilan Naya, refleks Aran juga ikut menatap Naya padahal cowok itu berniat tidak ingin menatap wajah Naya, namun seketika buyar ketika mendengar perkataan Divia, bundanya.

"Naya sama Zoya mau ke dufan, boleh ya?" ucap Naya dengan puppy eyes nya, seharusnya Naya tidak perlu membujuk Divia seperti itu, karena Divia akan tetap mengizinkan Naya dan Zoya pergi ke dufan.

"Bol-"

"Nggak boleh" ucap Aran memotong ucapan Divia, membuat Naya dan Divia refleks menatap Aran.

"Loh kenapa kak?" tanya Naya dengan kerutan di dahinya.

"Gue nggak bakal biarin Joy pergi bareng lo, kalo adek gue kenapa-kenapa lo bisa tanggung jawab?" ucap Aran yang seakan menusuk di pendengaran Naya, mata gadis itu sudah berkaca-kaca. Divia yang menyadari itu menatap tajam putranya.

"Aran, sejak kapan Bunda ngajarin kamu nggak sopan kayak gitu?" ucap Divia membuat Aran menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Maaf Bun" ucap Aran yang menyesali perkataannya barusan, entah kenapa hatinya seakan tersentil saat melihat Naya dengan mata yang berkaca-kaca seperti itu.

"Jangan minta maaf sama Bunda, minta maafnya sama Naya" ucap Divia membuat Aran menggelengkan kepalanya.

"Aran nggak mau" ucap Aran lalu berdiri dan ingin kembali ke kamarnya, namun perkataan Divia selanjutnya membuat Aran terhenti.

"Aran mau kemana kamu? Bunda belum selesai bicara" ucap Divia yang tidak habis pikir dengan kelakuan anaknya itu. Aran membalikan badannya dan menatap Divia.

"Temenin Naya sama Zoya pergi ke dufan" ucap Divia membuat Aran membulatkan matanya.

"Tapi Bun-"

"Nggak ada tapi-tapian, sana siap-siap terus temenin Naya sama Zoya" ucap Divia memotong ucapan Aran, Aran kembali menghembuskan nafasnya dengan kasar dan berjalan gontai ke kamarnya.

"Mi, jangan marahin kak Aran kayak gitu, kan kasian" ucap Naya yang sedikit tidak tega saat melihat Aran yang di marahi Divia.

"Nggak papa, buat jadi pelajaran aja buat dia" ucap Divia mengelus puncak kepala Naya.

ARANAYA (END)Where stories live. Discover now