Part 48

34.7K 1K 5
                                    

Di dalam ruang perawatan rumah sakit yang sepi, Naya berbaring di tempat tidur putih yang sejuk, mata menatap langit-langit. Pakaian rumah sakitnya membuatnya merasa kurang nyaman, tetapi tidak ada yang lebih menakutkan daripada kenangan akan saat-saat mengerikan yang dia alami saat diculik oleh geng Ravloska. Trauma itu masih menyelimuti pikirannya seperti bayang-bayang yang menakutkan.

Aran duduk di kursi di sebelah tempat tidur Naya, tangannya memegang erat tangan Naya. Wajahnya yang kuat berusaha tersenyum tipis, meskipun dalam hatinya dia merasakan beban berat dari semua yang terjadi.

"Naya, gak usah takut, aku disini" kata Aran dengan lembut, mencoba memberikan dukungan dan kenyamanan kepada gadis yang dia cintai. "Kamu gak sendirian."

Naya memalingkan wajahnya ke arah Aran, matanya penuh ketakutan. "Kak, Naya takut. Gimana kalo mereka nyulik Naya lagi?" Ucap Naya dengan mata yang berkaca-kaca menatap Aran.

"Kamu aman sama aku, aku gak bakalan biarin kamu sendiri cantik" Ucap Aran mengelus lembut pipi gadis itu kemudian mengecupnya sekilas dengan senyum tipisnya, Naya tersenyum menatap Aran dengan wajah yang sudah seperti kepiting rebus. Aran tersenyum tipis melihat tingkah gadisnya itu, tangannya terulur mengacak puncak kepala gadis itu

"Lucu banget sih kalo blushing" ucap Aran membuat Naya melototkan matanya lalu menalingkan wajahnya sambil menggigit bibir bawahnya dan menahan senyumnya.

Tangan Aran terulur memegang pipi Naya dan membuat gadis itu menatap Aran dengan tatapan bertanya.

"Janji sama aku gak bikin aku khawatir lagi" ucap Aran dengan wajah yang sudah kembali datar, membuat Naya menyodorkan jari kelingkingnya dan disambut baik oleh jari kelingking Aran

"Janji" ucap Naya tersenyum manis membuat Aran gemas dengan kekasihnya itu. Namun dalam beberapa detik wajah Naya kembali murung.

Aran mendesah pelan. Dia ingin sekali bisa menjadikan semuanya berbeda, menghapus semua rasa sakit dan trauma yang Naya alami. "Mungkin kita bisa ke psikolog"

Naya mengangguk, matanya masih penuh dengan ketakutan. Naya menutup matanya sejenak, mencoba meredakan gelombang ketakutannya.

Beberapa saat kemudian, perawat datang untuk memeriksa kondisi Naya. Setelah pemeriksaan singkat, perawat memberi kabar baik bahwa Naya telah menunjukkan kemajuan dalam pemulihannya, meskipun masih jauh dari sempurna. Setelah perawat pergi, Naya kembali memandang Aran dengan mata lembut.

"Kak, Naya sayang sama kakak" Aran membeku mendengar kata-kata itu namun sedetik kemudian dia tersenyum dan mendekap Naya.

"Aku juga sayang kamu Nay" ucap Aran sedikit berbisik dengan meletakkan wajahnya diceruk leher Naya. Gadis itu mengelus lembut punggug Aran dan tersenyum.

Mereka berdua tahu bahwa perjalanan pemulihan tidak akan mudah, tetapi mereka akan menghadapinya bersama-sama. Aran akan selalu ada di samping Naya, untuk mendukungnya dan mencintainya, bahkan dalam kegelapan dan trauma yang mendalam.

Saat malam menjelang, Aran tetap berada di samping Naya, membiarkan tangannya terjalin dengan erat.

✨✨✨

Di sebuah ruangan gelap yang menjadi markas geng Ravloska, Marco, ketua geng yang penuh kemarahan, berhadapan dengan Nathan mantan kekasih Naya, salah satu anggotanya yang baru saja menjadi sasaran amarahnya.

"Gue bener-bener gak nyangka lo bisa selalai sekarang, Black Wolf udah nemuin dia!" Desis Marco dengan rahang yang mengeras sambil menatap tajam Nathan.

Nathan, yang merasa tertekan, mencoba menjelaskan dirinya dengan perasaan bersalah yang mendalam. "Mereka nyaris udah ngincer kita dari awal."

"Apa yang harus kita lakukan sekarang? Tanya Nathan.

"Kita harus lebih cerdas kali ini. Kita harus kumpulin semua informasi yang bisa kita dapetin tentang Black Wolf. Kita bakal pantau mereka, dan kita bakal cari peluang buat mengambil kesempatan." Ucap Marco dengan nada dingin dan tangan yang terkepal.

"Gue bakal bantu semaksimal mungkin"

Dalam suasana yang gelap dan penuh amarah, Marco dan Nathan bersumpah untuk menjalankan misi mereka dengan lebih hati-hati. Mereka sudah gagal menculik Naya dan mereka akan melakukan segala yang mereka bisa untuk menghancurkan Aran dan Naya dan membuat Aran merasakan derita yang mendalam. Naya akan mereka jadikan alat untuk menghancurkan Aran, dan mereka siap melakukan segala cara demi mencapai tujuan itu.

✨✨✨

Setelah lima hari berlalu sejak Naya dirawat di rumah sakit, keadaan Naya mulai membaik, dan harapan kembali menyelimuti teman-temannya yang berkumpul di samping tempat tidurnya.

"Lo tau gak, gue mulai bosen banget ngeliatin muka lo yang pucat ini. Sekarang udah waktunya lo bangun dan gabung sama kita lagi" Ucap Genta yang sedang duduk disofa.

"Iya, bener tuh! Kita kangen banget sama candaan lo, Nay. Gue hampir kehilangan bakat nyeleneh gara-gara nggak ada lo." Ucap Dhio tertawa.

Naya, yang masih lemah tapi sudah bisa tersenyum, mencoba menjawab dengan suara pelan. "Kalian tuh, bawel banget, ya. Tapi gue juga kangen kalian sih."

"Nay, gue denger-denger lo kangen banget sama jenglot yang gue punya di rumah!" Celetuk Genta.

"Iya, Nay. Jenglotnya Genta bisa jadi teman tidur lo di rumah sakit!" Ucap Dhio ikut-ikutan.

Naya tersenyum "Oh, jadi gara-gara Naya sakit, kalian ngerasa harus bawa jenglot?"

"Bukan hanya jenglot, Nay. Gue juga bawa kucing setan gue! Biar ada yang temenin lo." Ucap Fino sambil memakan makanan ringan yang mereka bawa.

"Tapi hati-hati, Nay. Kucing setannya Fino suka nyelinap ke kamar tidur dan ngeluarin lagu-lagu seram di tengah malam!" Ucap Satria tertawa diikuti Dhio dan Naya. Sedangkan Aran hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya yang sedang menghibur Naya.

Naya hanya bisa geleng-geleng kepala sambil tersenyum menatap tingkah konyol mereka "Kalian tuh bener-bener ya"

"Nah gitu dong senyum, suram amat hidup lo, yakan?" ucap Dhio sambil menyenggol lengan Aran dan langsung mendapat tatapan tajan dari lelaki itu.

"Sans bro" Ucap Dhio dengan cengiran khasnya.

Meskipun Naya masih harus berjuang untuk pulih sepenuhnya, kehadiran teman-teman dan candaan mereka adalah obat yang sangat diperlukan untuk mengusir kekhawatiran dan kebosanan.

✨✨✨

Next?

ARANAYA (END)Where stories live. Discover now