Part 18

76.8K 3.4K 94
                                    

Jangan lupa vote dan komennya😊
Happy reading

📑📑📑

"Selamat pagi" ucap Naya tersenyum senang menyapa Aran, Zoya, Divia dan Davino. Gadis itu menarik kursi kosong yang berada di samping Aran dan duduk di samping cowok itu.

"Pagi sayang" ucap Divia tersenyum hangat, wanita paruh baya itu sudah menyiapkan makanan kesukaan Naya yaitu sandwich.

"Ini buat kamu, di habisin ya" ucap Divia dan di balas anggukan kepala dari Naya, gadis itu langsung memakan sandwich nya dengan lahap.

"Pelan-pelan aja makannya, nggak ada yang mau ngambil makanan kamu" ucap Divia dan lagi-lagi di balas anggukan kepala dari Naya.

"Iya Mi"

"Aran, kenapa makanannya nggak di makan?" Tanya Davino yang sedari tadi melihat Aran hanya mengaduk-aduk nasi gorengnya.

"Ini di makan kok yah" ucap Aran sambil memakan nasi gorengnya, entah kenapa nafsu makannya hilang saat melihat kedatangan Naya dan terlebih lagi gadis itu duduk tepat di sampingnya, membuat Aran benar-benar tidak nafsu makan karena itu.

Sedangkan Davino merasa ada yang tidak beres dari putranya itu, begitu pun juga dengan Divia. Davino menatap Divia seakan memberi kode pada istrinya itu, Divia menganggukkan kepalanya seakan berkata bahwa ia akan menanyakannya pada Aran.

Saat sedang menikmati sarapan, tiba-tiba terdengar notifikasi dari ponsel Naya, Naya membuka ponselnya dan ternyata itu pesan singkat dari Nathan.

Kak Nathan
Nay, aku udah di depan

Naya tersenyum membaca pesan singkat dari Nathan dan dengan cepat ia meminum susu coklatnya.

"Mami, Papi. Naya berangkat dulu ya" ucap Naya berpamitan dengan Divia dan Davino.

"Loh nggak bareng sama Aran?" tanya Davino membuat Naya menggelengkan kepalanya.

"Nggak Pi, pacar Naya udah nunggu di depan" ucap Naya dengan malu-malu membuat Davino dan Divia terdiam dan saling pandang.

"Kamu udah punya pacar?" tanya Divia pada Naya dan di balas anggukan kepala dari Naya. Divia dan Davino refleks menatap Aran, sekarang mereka mengerti kenapa Aran seperti ini.

"Ya udah kamu hati-hati di jalan" ucap Davino.

"Siap Pi, Naya berangkat dulu ya. Assalamualaikum" ucap Naya.

"Waalaikumsalam" ucap mereka yang ada di ruang makan secara bersamaan.

Naya melangkahkan kakinya keluar dari rumah dan menatap Nathan yang sudah berdiri di depan mobilnya.

"Hai kak" ucap Naya tersenyum manis memperlihatkan lesung pipinya.

"Cantik banget, pacarnya siapa sih?" ucap Nathan sambil mencubit gemas pipi Naya dan membuat pipi gadis itu merona seketika.

"Pacar kak Nathan" ucap Naya malu-malu tak berani menatap Nathan.

"Gemes banget sih" ucap Nathan sambil mengacak gemas rambut Naya, membuat gadis itu terdiam di tempatnya.

"Yuk masuk, entar telat" ucap Nathan membuat lamunan Naya menjadi buyar, gadis itu segera masuk ke dalam mobil dan di ikuti Nathan. Mobil pun melaju membelah jalanan padat pagi hari ini.

Dari kejauhan seseorang melihat Naya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan, ya siapa lagi kalau bukan Aran.

"Abang suka sama Naya?" Tanya Zoya saat melihat Aran yang sepertinya tidak suka melihat kebersamaan Naya dan Nathan.

ARANAYA (END)Where stories live. Discover now