Part 10

103K 4.6K 102
                                    

Jangan lupa komen dan vote nya😊
Happy reading

📑📑📑

"Baik anak-anak, kalian boleh istirahat" ucap Bu Tina lalu pergi meninggalkan kelas membuat murid-murid di kelas itu bersorak heboh.

"Nay, kantin yuk. Gue udah laper banget" ucap Tanisa sambil menepuk pelan perutnya yang sedari tadi berbunyi minta di isi.

"Iya bentar, Naya mau masukin bukunya ke dalem tas dulu" ucap Naya lalu memasukkan bukunya ke dalam tas. Namun saat ia ingin mengambil buku terakhir, Akbar teman sekelasnya dengan cepat mengambil buku milik Naya sehingga membuat gadis itu terkejut dan refleks menatap bukunya yang berada di genggaman Akbar, Akbar pun berlari keluar dari kelas.

"Akbar, kembaliin buku Naya" ucap Naya sambil mengejar Akbar yang terus saja menjahilinya.

"Coba aja ambil" ucap Akbar sambil menjulurkan lidahnya dan mengangkat buku itu tinggi-tinggi sehingga Naya tidak bisa menggapai buku itu.

"Ih, Akbar sini itu buku Naya" ucap Naya dengan ketus dan berjinjit ingin mengambil bukunya, namun tetap saja tidak sampai karena tubuh Akbar yang lumayan tinggi.

"Eits nggak segampang itu" ucap Akbar menyeringai lalu berlari sambil membawa buku milik Naya di koridor yang sangat ramai itu.

"Akbar" teriak Naya yang sudah ketinggalan jauh, tetapi gadis itu terus saja berlari mengejar Akbar. Namun, ia malah tidak sengaja menabrak seseorang sampai terjatuh.

"Sa..sakit" ucap Naya sedikit meringis dengan mata yang sudah berkaca-kaca, gadis itu mendongakkan kepalanya menatap seseorang yang barusan ia tabrak. Aran, cowok itu yang barusan di tabrak Naya. Namun Aran sama sekali tidak membantunya dan hanya melihat Naya dengan tatapan datarnya dan setelah itu pergi meninggalkan gadis itu.

"Dasar nggak punya perasaan" batin Naya mengerucutkan bibirnya kesal.

Saat Naya ingin berdiri, ada tangan seseorang yang terulur untuk membantunya, Naya menatap tangan itu dan mendongakkan kepalanya menatap orang itu. Ternyata orang itu adalah Nathan, Naya tersenyum lalu menggapai tangan Nathan dan berdiri dengan sempurna.

"Makasih kak" ucap Naya menatap Nathan dengan senyum manisnya. Tangan Nathan terulur mengacak gemas rambut Naya, sehingga membuat gadis itu membeku di tempatnya.

"Lain kali hati-hati, jangan sampe jatoh" ucap Nathan tersenyum lalu pergi meninggalkan Naya dengan rona merah yang tercetak jelas di pipinya. Naya menggelengkan kepalanya lalu pergi mencari Akbar.

📑📑📑

Di sini lah Naya sekarang, di kantin yang sudah mulai ramai. Gadis itu celingak-celinguk mencari keberadaan Akbar.

"Awas aja kalo ketemu, pokoknya Naya nggak mau maafin Akbar" gumam Naya. Namun pandangan Naya tak sengaja menatap kedua sahabatnya yang sudah duduk di sana. Naya memutuskan menghampiri Azila dan Tanisa, dari pada memikirkan bukunya lebih baik ia mengisi perutnya yang sudah berbunyi sedari tadi.

Naya mendaratkan bokongnya di kursi kosong yang berada di depan Azila dan Tanisa. Mereka yang menyadari kehadiran Naya pun mendongakkan kepala mereka menatap Naya.

"Lo kemana aja sih Nay?" Ucap Tanisa dengan wajah yang tidak bersahabat.

"Iya Nay, kita nungguin lo dari tadi. Eh lo nya malah asik kejar-kejaran sama si Akbar, udah kayak di film india aja" ucap Azila sambil melahap siomaynya.

"Emang di film india ada kejar-kejaran kayak gitu ya?" Ucap Naya membuat Azila dan Tanisa menepuk jidat mereka dengan bersamaan.

"Naya cantik, udah ya mending lo pesen makanan aja entar keburu bel" ucap Azila membuat Naya mengangguk patuh dan berdiri untuk memesan makanannya.

ARANAYA (END)Where stories live. Discover now