Part 46

34.9K 1K 4
                                    

Di tepi kota yang gelap, Aran dan Naya menyusuri jalan sepi dengan mobil mereka. Udara malam begitu dingin, dan kecemasan merayapi hati Naya yang penuh ketakutan. Meskipun dia terbiasa dimanja oleh Aran, kali ini rasa takutnya membuatnya ingin berlindung di pelukan kekasihnya itu.

Tiba-tiba, keheningan malam terputus oleh derap langkah kaki dan suara mesin kendaraan di belakang mereka. Tanpa diduga, sekelompok orang muncul dan mengelilingi mobil mereka. Mereka mengenakan seragam yang menandakan mereka sebagai anggota Geng Ravloska, kelompok kriminal yang sering cari perkara dengan Geng Black Wolf.

"Mereka siapa kak?" bisik Naya dengan suara gemetar, mencoba menyembunyikan ketakutannya.

Aran memandang Naya yang sudah ketakutan. "Tenang, aku disini" ucapnya dengan lembut, berusaha menenangkan Naya.

Tanpa ragu, Aran mengemudikan mobil dengan hati-hati, berusaha mencari cara untuk keluar dari situasi berbahaya ini. Naya meremas lengan Aran dengan erat, mencari dukungan dan kekuatan dari sosok yang selama ini selalu membuatnya merasa aman.

Mobil Aran terhenti, mereka benar-benar dikepung. Tanpa ragu-ragu Aran keluar dari mobilnya dan menghampiri mereka.

"Mau lo apa?" Ucap Aran menatap tajam ketua Geng Ravloska, Marco.

"Cewek dibelakang lo" ucap Marco dengan smirknya membuat emosi Aran naik dan langsung memukul Marco.

"Sialan" satu bogeman mentah dilayangkan Aran dirahang cowok itu membuat darah segar keluar dari mulutnya.

Anggota Ravloska membantu Marco untuk berdiri, dan mulai maju ramai-ramai mengepung Aran.

Naya mencoba untuk tetap berada di dalam mobil, merasa terlalu takut untuk berurusan langsung dengan para penyerang. Namun, dia memberikan dukungan moral kepada Aran dengan memberikan petunjuk dan peringatan ketika ada bahaya yang mendekat.

Dalam kekacauan itu, Naya merasa adrenalin mengalir deras di dalam dirinya, tetapi ketakutannya tidak pernah menghilang sepenuhnya. Meskipun demikian, dia tetap berada di samping Aran, karena dia tahu bahwa dalam kebersamaan mereka, dia akan merasa lebih kuat dan dilindungi.

Di tengah pertarungan yang sengit, anggota Geng Ravloska yang lain berhasil merebut Naya dari mobil dengan cepat. Aran berusaha menahannya, namun kekuatan mereka terlalu banyak. Naya berteriak, mencoba memanggil nama Aran, namun mereka berhasil membawanya pergi.

"Kak Aran, tolooonngg!" jerit Naya dengan penuh ketakutan, tangannya mencoba meraih Aran namun tak berhasil, Naya sudah masuk ke dalam mobil milik Marco.

Aran mengepalkan tangannya merasa dunianya hancur saat menyaksikan Naya diculik oleh Marco, ketua Geng Ravloska. Hatinya dipenuhi keputusasaan dan penyesalan karena dia merasa tidak bisa melindungi Naya. Aran menghentikan mobil dan menatap kosong ke arah tempat Naya diculik.

Dengan hati yang berat, Aran menyadari bahwa dia harus segera bertindak. Dia menghubungi sahabat-sahabatnya dan meminta bantuan untuk menyelamatkan Naya. Ketika berbicara, ekspresi wajahnya tetap sedatar mungkin, tapi cemas dan kepeduliannya terhadap Naya jelas terpancar.

"Segera kumpulkan informasi tentang keberadaan mereka dan siapkan segala rencana" ujar Aran dengan suara yang tenang namun penuh ketegasan.

Dalam beberapa jam, semua anggota sudah terbentuk. Aran merasa gugup dan khawatir, namun dia tetap fokus pada tujuan utamanya yaitu menyelamatkan Naya. Dia mengenakan seragam hitamnya yang khas, siap untuk menghadapi bahaya dan menghadapi ketua Geng Ravloska.

Aran berusaha masuk ke markas Geng Ravloska dengan hati-hati. Dia menyusup melalui gang-gang gelap, menghindari perangkap dan menghadapi beberapa anggota Geng Ravloska di perjalanan. Wajahnya tetap datar, tetapi di dalam hatinya dia berdoa agar Naya dalam keadaan aman. Sudah beberapa anggota Ravloska yang dia buat babak belur untuk menanyai keberadaan Naya, namun nihil dia tidak menemukan Naya ditempat ini.

✨✨✨

Hari berlalu dengan perasaan kekhawatiran yang terus merayapi hati Aran. Meskipun sudah berusaha dengan segenap upaya, Naya belum juga ditemukan. Setiap langkah pencarian yang diambilnya bersama sahabat-sahabatnya belum membuahkan hasil. Aran merasa hatinya semakin hancur karena tak bisa memberikan keamanan dan perlindungan untuk Naya.

Tiap malam, Aran menaruh harapan bahwa Naya akan kembali dengan selamat, tetapi tiap pagi berlalu tanpa kabar tentang keberadaannya. Dia tidur dengan cemas, dan bangun dengan rasa gelisah yang tak tertahankan.

Selama proses pencarian, ekspresi wajah Aran tetap datar dan tenang. Dia tidak ingin menunjukkan kelemahannya, karena dia tahu bahwa sahabat-sahabatnya juga merasakan hal yang sama.

Tanpa ragu, Aran bersama Dhio, Fino, Genta, dan Satria memutuskan untuk membolos mata pelajaran di sekolah demi mencari Naya. Mereka menyusun rencana rahasia dan mengeksplorasi berbagai tempat yang bisa menjadi tempat persembunyian Geng Ravloska. Meskipun Aran tampak sedingin mungkin, dia berusaha menjadi pemandu dalam pencarian ini, memimpin langkah-langkah strategis dan tetap fokus pada tujuan utama.

Setiap hari, mereka menyusuri jalan-jalan kota, menghubungi sumber-sumber informasi, dan berbicara dengan orang-orang yang mungkin mengetahui jejak Geng Ravloska. Aran menyisihkan rasa lelah dan ketidakpastian, karena baginya Naya adalah perempuan yang sangat berarti buat dirinya.

Selain itu, ternyata Davino dan Rian, juga tidak tinggal diam. Keduanya merasa gelisah dan tidak sabar menunggu kabar tentang keberadaan anak-anak mereka.

Ketika mereka mengetahui tentang misi pencarian yang dilakukan oleh Aran dan teman-temannya, Davino dan Rian sepakat untuk bergabung dalam pencarian itu. Mereka merasa bahwa dengan kekuatan dan dukungan bersama, mereka bisa lebih cepat menemukan Naya.

Mereka melakukan pencarian sendiri di sepanjang kota, berusaha mencari petunjuk tentang keberadaan Geng Ravloska dan Naya. Mereka menghubungi sumber-sumber informasi, berbicara dengan teman-teman Naya, dan menyusuri tempat-tempat yang mungkin menjadi persembunyian geng tersebut.

✨✨✨

Walaupun hati Aran dan teman-temannya masih penuh dengan kekhawatiran dan kesedihan atas kehilangan Naya, mereka tetap melanjutkan sekolahnya. Setiap hari berlalu tanpa ada kabar tentang keberadaan Naya, dan kekosongan yang ditinggalkan oleh sahabat tercinta mereka sangatlah terasa.

Dalam kelas, Aran mencoba untuk tetap fokus pada pelajaran, namun pikirannya sering melayang ke peristiwa penculikan Naya. Dhio, Fino, Genta, dan Satria juga merasakan kehampaan yang sama. Satria nampak frustasi saat mendengar kabar Naya diculik, dia ingin marah ke Aran namun dia berfikir ini bukan murni kesalahan Aran. Satria mengesampingkan egonya demi adiknya Naya.

"Gue kangen Naya njirr" ucap Dhio lesu.

"Gue juga" ucap Fino sambil menyilangkan kedua lengannya dimeja.

"Tetap kuat, kita bakal bantu lo nyari Naya sampe ketemu" ucap Genta sambil menepuk pelan bahu Aran dan Satria. Satria tidak menanggapi ucapan teman-temannya, dia hanya fokus ke ponselnya saja, namun pikirannya tetap tertuju pada adiknya dan memikirkan cara agar Naya ketemu.

Meskipun Aran mencoba untuk tetap sedingin mungkin, teman-temannya bisa melihat kepedulian yang mendalam di balik ekspresi wajahnya. Mereka mengerti betapa besar arti Naya dalam hidup Aran, dan mereka merasa memiliki tanggung jawab yang sama untuk menyelamatkan sahabat mereka.

Setelah sekolah berakhir, mereka tetap mencari informasi dan melakukan penyelidikan setiap harinya.

✨✨✨

Next?

ARANAYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang