Part 6

111K 5.6K 34
                                    

Jangan lupa komen dan votenya
Happy reading

📑📑📑

Aran sudah menghubungi anggota Black Wolf bahwa sekarang ia sedang berada di rumah sakit menemani Naya yang terluka karenanya. Aran juga sudah menghubungi Satria, cowok itu tampak shock saat mendengar kabar bahwa adiknya tengah di rawat di rumah sakit.

Dan di sini lah Aran sekarang, di ruang rawat milik Naya, gadis itu masih belum sadar juga. Tanpa ia sadari tangannya terulur mengelus pelipis Naya yang terluka saat tawuran tadi dan dengan saat yang bersamaan Satria pun datang dengan wajah khawatir sekaligus panik. Refleks Aran menjauhkan tangannya dari wajah Naya dan menjauh dari sana, ia lebih memilih duduk di sofa yang ada di ruang rawat tersebut.

"Nay, kamu kenapa?" Ucap Satria dengan wajah khawatirnya, pandangannya sekarang menuju ke arah Aran dan menatap tajam cowok itu.

"Jelasin" ucap Satria dengan pandangan yang tidak bersahabat, Aran menghembuskan nafasnya dengan kasar dan menjelaskan semua kejadian itu di mana Naya tiba-tiba datang dan menyelamatkan dirinya dari serangan siswa SMA Starla sehingga membuat kepala gadis itu terluka karenanya.

"Aargh, sekarang gue harus bilang apa sama Ayah" teriak Satria sambil mengacak rambutnya dengan frustasi.

"Gue bakal tanggung jawab" ucap Aran membuat Satria terdiam, entah kenapa Satria merasa ia sudah gagal menjaga Naya dengan baik. Setelah ini ia harus siap-siap mendapat amukan dari Ayahnya karena tidak becus menjaga Naya. Baru saja Satria ingin berbicara Rian pun sudah datang dan membuka pintu itu dengan kasar.

Memang saat Aran memberi kabar itu, Satria langsung mengabari Ayahnya tanpa menunda-nunda lagi, Rian tampak begitu shock saat mendengar kabar dari putranya itu, dan tanpa menunggu lama ia meninggalkan pekerjaannya dan bergegas pergi ke rumah sakit yang di maksud Satria.

"Nak, bangun. Kamu kenapa?" Ucap Rian dengan nada lembutnya sambil mengelus pelan rambut Naya, Aran sudah berdiri ingin membuka suara, namun ia mengurungkan niatnya saat Satria memulai pembicaraan.

"Ayah, maafin Satria. Satria nggak becus jagain Naya" ucap Satria dengan lesunya. Sedangkan Rian sudah menatap tajam Satria membuat cowok itu menelan salivanya dengan susah payah, namun jawaban Rian selanjutnya mampu membuat Satria melongo.

"Kamu nggak salah, kamu udah jagain adik kamu dengan baik, mungkin waktu itu kamu lagi kurang hati-hati aja" ucap Rian tersenyum menatap Satria, yang terpenting sekarang luka Naya tidak terlalu parah dan butuh perawatan intens selama dua sampai tiga hari saja.

Tatapan Rian sekarang tertuju pada Aran yang sedari tadi berdiri mendengar pembicaraannya dengan Satria.

"Aran, kamu ngapain di sini?" Tanya Rian bingung melihat Aran yang juga berada di ruang rawat Naya. Jangan heran mengapa Rian bisa mengenali Aran, itu karena Rian dan orang tua Aran bersahabat baik sejak masa SMA dulu, begitupun juga dengan orang tua Risa yang juga bersahabat baik dengan Rian dan orang tua Aran.

"Papi, maafin Aran. Ini semua karena Aran, tadi Naya kena balok kayu cuma gara-gara nolongin Aran. Sekali lagi maaf" ucap Aran meminta maaf dengan tulus.

Aran sudah terbiasa memanggil Rian dengan sebutan Papi, itu pun karena permintaan Rian sendiri karena Rian sudah mengganggap Aran sebagai anaknya. Begitupun dengan Naya yang memanggil orang tua Aran dengan sebutan Papi karena permintaan dari Davino ayah Aran. Namun Naya sama sekali tidak mengenali Aran, karena selama main ke rumah orang tua Aran, Aran selalu tidak berada di rumah. Di sana Naya hanya mengenali adik perempuan Aran yang bernama Zoya.

"Nggak papa, ini bukan salah kamu" ucap Rian tersenyum. Namun bukannya lega, Aran malah tampak gelisah di tempatnya, mungkin karena rasa bersalah yang ia rasakan.

ARANAYA (END)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu