Part 13

93.4K 4.2K 39
                                    

Jangan lupa komen dan votenya🤗
Happy reading

📑📑📑

Sinar matahari pagi masuk ke celah-celah gorden milik Naya sehingga membuat mata gadis itu mengerjap perlahan.

"Nay, bangun Mami udah buatin sarapan buat kamu" ucap Divia yang entah sejak kapan berada di kamar Naya. Naya membuka matanya dengan perlahan dan menatap Divia.

"Iya Mi, Naya mau mandi dulu" ucap Naya lalu bangkit dari tempat tidurnya.

"Mami tunggu di bawah ya" ucap Divia dan mendapat anggukan kepala dari Naya, setelah itu Naya pun pergi memasuki kamar mandi dan melakukan ritual mandinya.

Setelah selesai, Naya pun keluar dari kamar mandi dengan seragam lengkapnya. Gadis itu mengambil sisir dan menyisir rambutnya, hari ini Naya ingin menguncir rambutnya, karena bosan mengurai rambut. Setelah selesai menguncir rambutnya, Naya memakai bedak tipis dan liptint di bibirnya. Namun saat ia merapikan buku-bukunya ia teringat sesuatu.

"Kayaknya semalam Naya tidur di sofa deh, terus kenapa tadi udah di kamar?" Gumam Naya sambil mengetuk-ngetuk dagunya menggunakan jari telunjuk.

"Nay, ayo cepet entar di tinggalin Abang" ucap Zoya yang sudah berdiri di ambang pintu dan membuat lamunan Naya menjadi buyar seketika.

"Eh, iya Naya lupa, hehe" ucap Naya lalu kembali merapikan buku-bukunya dan memasukan buku itu ke dalam tasnya.

Naya dan Zoya melangkahkan kaki mereka turun menginjaki anak tangga menuju ruang makan. Di sana sudah ada Aran, Davino dan Divia. Naya dan Zoya pun duduk di tempat yang kosong.

"Hari ini Bunda bikin sandwich buat kalian" ucap Divia tersenyum menatap anak-anaknya.

"Mami tau aja kesukaan Naya" ucap Naya tersenyum senang lalu melahap sandwich yang berada di genggamannya.

"Iya dong" ucap Divia tersenyum.

"Gimana sekolah kalian?" Tanya Davino sambil membaca korannya dan sesekali menyesap kopinya.

"Baik Yah" ucap Aran dan Zoya bersamaan.

"Baik Pi" ucap Naya.

"Bagus, Aran kamu di sekolah jagain Naya. Dia masih baru di sana" ucap Davino membuat Aran membulatkan matanya saat mendengar perkataan dari Davino.

"Nggak Yah, Aran sibuk" ucap Aran lalu melanjutkan sarapannya.

"Aran, selain Joy sekarang kamu udah punya tanggung jawab baru yaitu Naya" ucap Davino dengan santainya.

"Uhuk uhuuk" Aran tersedak dan refleks Naya yang berada di samping Aran, menyodorkan susu coklat itu pada Aran. Aran meneguk susu itu hingga setengah dan meletakkan kembali gelas itu di meja. Cowok itu menatap Davino dengan tatapan tidak percayanya.

"Aran nggak salah denger kan Yah?" Tanya Aran memastikan bahwa yang ia dengar itu salah.

"Kamu nggak salah denger, sekarang Naya tanggung jawab kamu" ucap Davino lagi, Aran yang mendengar itu hanya bisa mengangguk lesu tak berani melawan Davino.

Zoya dan Divia pun sedari tadi hanya mendengarkan pembicaraan ayah dan anak tersebut. Sedangkan Naya, ia merasa tidak enak dengan Aran, selama tinggal di rumah ini ia merasa hanya menyusahkan Aran saja dan di tambah lagi Naya akan menjadi tanggung jawab Aran, dalam pikiran Naya pasti Aran sangat terbebani dengan tanggung jawab barunya. Namun, Naya tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya mengikuti alurnya saja.

"Ya udah, Aran berangkat dulu Yah, Bun" ucap Aran sambil menyalimi tangan Davino dan Divia, di ikuti dengan Naya dan Zoya.

"Hati-hati di jalan, jangan ngebut" ucap Divia yang di balas anggukan kepala dari Aran.

📑📑📑

Bel istirahat yang sedari tadi di tunggu-tunggu pun akhirnya berbunyi, banyak murid-murid yang sudah berbondong-bondong pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong, berbeda dengan Aran dan anggota Black Wolf lainnya, mereka semua sudah berkumpul di kelas Aran, entah apa yang akan di bicarakan oleh ketua mereka.

"Kenapa Ran? Tumben nyuruh ngumpul di sini" ucap Genta pada Aran yang sedari tadi hanya berdiam diri saja.

"Iya nih tumben banget" sambung Dhio.

"Ravloska ngajak kita balapan" ucap Aran dengan suara beratnya dan terkesan dingin, membuat anggota Black Wolf terdiam.

"Gue suka nih yang begini, mereka tuh nggak ada kapoknya ngajak kita balapan, padahal udah ketebak banget siapa yang menang" Fino membuat Genta dan Dhio mengangguk membenarkan ucapan Fino.

"Biarin aja lah, paling juga kalah lagi" Ucap Dhio, pasalnya Ravloska selalu kalah jika berhadapan dengan Black Wolf, dan Ravloska tidak menyerah, mereka tatap mengajak Black Wolf untuk balapan dan berakhir kalah di arena balap.

"Terima aja Ran, dengan senang hati deh gue ladenin" ucap Fino dengan songongnya.

"Gue udah terima" ucap Aran yang di balas anggukan oleh anggota inti Black Wolf.

"Fin, kasih info aja sama anggota Black Wolf yang lain, entar malam kumpul di tempat biasa jam 12, pokoknya jangan ngaret" ucap Dhio yang di angguki oleh Fino.

"Eh kantin kuy, cacing di perut gue udah DJ" ucap Genta sambil menepuk perutnya pelan.

"Kuy"

Mereka berempat pun melangkahkan kaki mereka menuju ke arah kantin, banyak decak kagum yang tertuju pada Aran.

"Kak Aran ganteng banget"

"Mau dong punya pacar anggota Black Wolf"

"Kapan ya gue bisa ada di tengah-tengah mereka"

Begitulah pekikan-pekikan dari siswi SMA Tunas Bangsa dan tentu saja Aran mengabaikan mereka, berbeda dengan Fino yang sedang asik tebar pesona di sana.

"Hai Ra" ucap Fino sambil mengedipkan sebelah matanya, membuat Genta memutar bola matanya malas melihat tingkah Fino.

"Cewek mulu kerjaan lo" ucap Genta dan mendapat tatapan sinis dari Fino.

"Iri bilang bos" ucap Fino ngegas.

"Anjir, muncrat woy" ucap Dhio sambil mengelap wajahnya yang terkena muncratan Fino. Sedangkan Fino sudah melakukan ancang-ancang untuk lari.

"Awas lo" ucap Dhio lalu mengejar Fino. Terjadi aksi saling kejar-kejaran di sana, sehingga Fino tak sengaja menabrak seseorang.

"Aww" ucap gadis yang di tabrak Fino, gadis itu terduduk di lantai sambil memegang lututnya yang sedikit lecet. Fino yang melihat itu refleks menunduk dan membantu gadis itu.

"Loh, Zila?" ucap Fino saat menyadari ternyata gadis yang ia tabrak adalah Azila teman Naya.

"Kak Fino bantuin" ucap Azila membuat lamunan Fino menjadi buyar.

"Eh iya, sini" ucap Fino sambil membantu Azila berdiri.

"Lo nggak papa kan?" tanya Fino.

"Nih lutut gue sampe lecet gini" ucap Azila dengan wajah yang tidak bersahabat.

"Ya udah, kita ke UKS sekarang" ucap Fino lalu membawa Azila ke UKS.

"NGEBUCIN TEROSS" teriak Dhio yang masih di dengar Fino.

Mereka bertiga melanjutkan langkah mereka menuju kantin, ternyata di sana sudah sangat ramai. Seperti biasa mereka mengambil tempat pojok yang sudah mereka klaim sebagai tempat milik anggota Black Wolf.

Pandangan Aran tak sengaja menatap dua sejoli yang sedang bersenda gurau di sana. Ya siapa lagi kalau bukan Naya dan Nathan, jika di perhatikan mereka berdua tampak begitu dekat. Dan entah kenapa perasaan Aran tidak enak saat menatap dua sejoli itu, ia lebih memilih memutuskan pandangannya dan beralih ke ponselnya.

📑📑📑



Next???

ARANAYA (END)Where stories live. Discover now