Part 39

62.1K 2.6K 79
                                    

Sekarang Aran tengah berada di UKS, cowok itu sedari tadi menunggu Naya yang belum sadar dari pingsannya. Aran terus menggenggam tangan mungil Naya dan tak ada niat untuk melepaskannya.

"Nay, bangun" ucap Aran yang tercetak jelas raut khawatir di wajahnya. Cowok itu berdiri dan mengambil minyak angin dan menaruh minyak angin itu di bagian pelipis dan hidung Naya.

Selang beberapa menit dari situ, Naya mengerjapkan matanya dan dengan perlahan membuka matanya, seseorang yang pertama kali Naya liat adalah Aran. Naya bangkit dari tempat tidurnya di bantu Aran. Naya bisa melihat raut khawatir yang tercetak jelas di wajah Aran, membuat gadis itu tersenyum tipis melihatnya.

"Siapa yang ngelakuin ini?" tanya Aran, membuat Naya terdiam walaupun Aran sudah tau pelakunya pasti Amel. Aran hanya ingin mendengar langsung jawaban dari mulut Naya.

"Na..naya nggak tau kak" ucap Naya sedikit gugup di tatap Aran seintens itu.

"Jujur" ucap Aran membuat Naya bingung harus jujur atau tidak. Kalau ia jujur, Aran bisa saja berbuat sesuatu yang bisa membahayakan Amel.

"Naya bener-bener nggak tau kak" ucap Naya dengan menundukkan kepalanya. Aran menghembuskan nafasnya dengan kasar dan kembali menatap Naya.

"Amel?" ucap Aran tepat sasaran membuat Naya terdiam di tempatnya dan tak tau harus berbuat apa. Sedangkan Aran sudah mengepalkan tangannya dengan rahang mengeras tanda bahwa cowok itu sedang tersulut emosi.

Aran ingin mencari keberadaan Amel. Namun pergerakannya terhenti ketika Naya menarik seragamnya dan menggelengkan kepalanya.

"Jangan kak" ucap Naya yang sudah turun dari atas brankar.

"Gue harus kasih pelajaran buat dia" ucap Aran membuat Naya kembali menggelengkan kepalanya.

"Jangan, kakak mau apain kak Amel? Ingat, kak Amel cewek kak, jangan main kasar" ucap Naya yang sudah ketakutan, membuat Aran kembali menghembuskan nafasnya dengan kasar. Cowok itu mengangkat tubuh Naya agar gadis itu bisa duduk kembali di atas brankar.

Tangan Naya terulur menggenggam tangan Aran dan sesekali mengelusnya dengan lembut, berharap bisa meredakan emosi cowok itu. Dan berhasil, perlahan Aran bisa tenang berkat Naya.

"Kak Aran, nggak masuk kelas?" tanya Naya memecah keheningan di antara mereka.

"Nggak" ucap Aran dengan wajah datarnya.

"Kenapa? Berarti kak Aran bolos dong" ucap Naya.

"Ck, mau pulang nggak? Biar gue izinin"

"Mau, kepala Naya masih pusing, di sini nggak nyaman, maunya di rumah aja" ucap Naya dengan lesunya.

"Hm, tunggu bentar" ucap Aran lalu pergi meninggalkan Naya sendiri di UKS, membuat Naya mengerucutkan bibirnya kesal.

Naya kembali berbaring di brankar, sambil menatap langit-langit di UKS, ia tidak menyangka bahwa Aran juga mempunyai perasaan yang sama dengannya, walaupun hubungan yang mereka jalani tidak jelas tetapi Naya merasa senang bisa seperti ini dengan Aran.

"Ayo" ucap Aran membuat lamunan Naya menjadi buyar.

"Kemana kak?" tanya Naya yang sudah menatap Aran.

ARANAYA (END)Where stories live. Discover now