Prolog

305K 8.6K 167
                                    

Hai readers!🤗
Author cuma mau ngasih tau, di sini kalian wajib banget baca "My Cold Prince" dulu sebelum baca cerita ini. Oh iya, kalau ada typo nya komen aja biar author tau, hehe.

Hanya sekedar mengingatkan, jangan lupa vote dan komennya ya❣❣

Happy reading

📑📑📑

"Pokoknya nggak mau ikut mos" cicit seorang gadis sambil menundukkan kepalanya menatap sepatu sang Ayah yang sedari tadi memijat pelipisnya karena pusing dengan tingkah putrinya.

Gadis itu, Sanaya Putri Mahesa yang sering di sapa Naya, ia adalah anak dari Rian dan Clara. Naya adalah gadis yang sangat polos dan kelewat manja, walaupun seperti itu Rian sangat menyayangi putri satu-satunya.

"Kenapa kamu nggak mau ikut mos? Kan nanti di sana kamu bakal punya banyak temen, sayang" ucap sang Ayah dengan tangan yang terulur mengelus puncak kepala Naya. Naya mendongakkan kepalanya menatap Rian.

"Naya takut nanti seniornya galak" ucap Naya dengan lesu membuat Rian mengangguk paham.

"Kan ada Abang kamu. Kamu kenal kak Risa kan? Dia juga jadi senior kamu di sana"

"Ayah serius?" Tanya Naya, wajah murungnya tadi seakan lenyap seketika saat mendengar perkataan Rian. Ya setidaknya sampai di sana nanti Naya tidak akan sendiri, karena ada Risa yang menemaninya.

Naya tidak ingin berharap pada abangnya itu, entah lah hanya Naya saja yang tau alasannya. Lebih baik bersama Risa saja, Ya walaupun Risa mungkin agak sedikit sibuk dengan urusan osis nya. Risa, gadis itu adalah anak dari Raka dan Lisa, ia adalah anak tunggal dari keluarga Dinata.

"Iya, masa bohong sih, Ayah kan nggak pernah bohong sama kamu" ucap Rian tersenyum dan menyamakan tingginya dengan Naya dan mengacak rambut Naya dengan gemas.

"Kalo gitu Naya mau ikut mos aja" ucap Naya dengan girangnya dan membuat Rian bisa bernafas lega. Namun hal itu tidak bertahan lama karena wajah Naya sudah kembali murung.

"Loh anak Ayah kenapa? Tadi seneng sekarang murung" ucap Rian yang sudah duduk di kursi kerjanya, Naya melangkahkan kakinya mendekati Rian dan memeluk leher Rian dengan erat.

"Hikss" Rian terkejut saat mendengar isak tangis dari Naya.

"Kenapa nangis? Jangan bilang kamu berubah pikiran terus nggak mau ikut mos" ucap Rian dan mendapat gelengan kepala dari Naya.

"Naya kangen Bunda yah" ucap Naya yang sudah terisak di pelukan Rian. Rian yang mendengar itu lantas terdiam dan kembali mengingat kejadian naas itu di mana istri tercintanya meninggal karena kecelakaan mobil dua tahun yang lalu, hal itu sungguh membuat Rian terpuruk dan rasanya ingin menghilang saat itu juga.

Namun ia berusaha tegar dan bangkit kembali dan hanya menaruh fokusnya pada anak-anaknya, banyak yang menyemangati Rian pada saat itu, mulai dari keluarga sampai ke para sahabatnya. Dan pada saat itu juga Rian berpikir bahwa ia juga tidak bisa berlarut-larut dalam kesedihan. Ya walaupun rasa kehilangan yang teramat besar itu cukup menyiksanya.

"Sayang liat Ayah" ucap Rian melepas pelukan Naya dan menatap Naya dengan tatapan sendunya.

"Bunda udah tenang di atas sana, kamu cukup doain Bunda aja dari sini biar Bunda bahagia, kamu mau kan Bunda bahagia?" ucap Rian yang di balas anggukan dari Naya.

"Mau" ucap Naya yang sudah menghapus sisa-sisa air matanya.

"Ya udah kamu istirahat ya" ucap Rian dan lagi-lagi di balas anggukan kepala dari Naya. Setelah itu Naya pergi meninggalkan Rian di ruang kerjanya.

📑📑📑

Seorang lelaki bertubuh jangkung yang sedang mengemudi itu berdecak saat melihat pesan singkat yang masuk ke ponselnya. Lelaki itu menggenggam erat ponsel itu dengan rahang yang mengeras tanda lelaki itu sedang tersulut emosi, dan dengan asal ia pun melempar ponselnya ke kaca jendela yang tertutup dan mengakibatkan kaca itu retak akibat ponsel yang barusan lelaki itu lempar.

"Mau main-main ternyata" ucap lelaki itu dengan seringaian yang tercetak jelas di wajahnya dan membuat siapa saja akan takut jika melihatnya.

Lelaki itu, Aldebaran Reynaldi Algara yang biasa di sapa Aran, ia adalah anak pertama dari Davino dan Divia, ia juga mempunyai seorang adik perempuan yang masih duduk di bangku SMP. Aran adalah lelaki yang sangat populer di kalangan para gadis, wajah tampan yang terpahat indah di wajahnya membuat para gadis yang melihatnya tidak bisa menolak pesona dari Aran.

Selain karena popularitasnya, Aran juga di kenal karena menjabat sebagai ketua osis di SMA Tunas Bangsa. Tak hanya itu, selain menjadi ketua osis Aran juga menjadi ketua dari geng Black Wolf yang sangat di segani dan di takuti seantero sekolah bahkan sampai ke sekolah lainnya, anggota dari Black Wolf sendiri ada ratusan orang dan dari berbagai kelas, Black Wolf didirikan dari 5 tahun yang lalu dan masih berjalan sampai sekarang.

Aran memasuki area parkir di depan basecamp Black Wolf, setelah mobilnya terparkir Aran pun keluar dan menghampiri anggota Black Wolf yang sudah lebih dulu berada di sana.

"Eh yang di tunggu-tunggu udah dateng aja" ucap Fino menatap kedatangan Aran dan membuat anggota lainnya juga ikut menatap kehadiran Aran.

"Jadi gimana bos?" tanya Genta to the point.

"Gue terima tawarannya" ucap Aran dengan seringaian nya membuat para anggota Black Wolf bergidik ngeri melihatnya.

📑📑📑

Next?

ARANAYA (END)Where stories live. Discover now