Part 51

29.2K 829 12
                                    

Malam ini, Aran dan Naya memutuskan untuk pergi ke pasar malam yang hanya diadakan sekali setiap bulan di kota mereka. Naya merasa sangat senang karena bisa ke pasar malam lagi, pasar malam ini dikenal karena keramaian, makanan lezat, dan berbagai hiburan yang menarik.

Ketika mereka tiba di sana, suasana pasar malam langsung menyambut mereka dengan sorotan lampu yang berkilauan. Cahaya lampu berwarna-warni menerangi lorong-lorong yang dipenuhi dengan tenda-tenda yang menawarkan berbagai makanan, mulai dari bakso pangsit hingga jagung bakar. Bau makanan yang menggugah selera memenuhi udara, membuat perut mereka keroncongan.

Pertama-tama, mereka memutuskan untuk menjelajahi stan makanan. Aran memilih bakso yang terkenal di pasar malam ini, sementara Naya memutuskan untuk mencoba pancake yang dihiasi dengan berbagai topping buah-buahan segar. Mereka duduk di bangku kayu yang disediakan di area makan dan mulai menikmati hidangan mereka.

"Kak, cobain deh enak banget" ucap Naya sambil menyuapi Aran.

"Gimana?"

"Enak"

"Tuh kan, apa Naya bilang, pancake disini udah terkenal banget kak" ucap Naya sambil memakan pancakenya.

"Makan aja dulu baru ngomong" ucap Aran sambil mengusap puncak kepala Naya. Gadis itu hanya menganggukan kepalanya dan kembali fokus ke pancakenya.

Setelah kenyang, mereka melanjutkan untuk menjelajahi atraksi hiburan. Mereka mencoba permainan tembak-balik dan berduel di permainan lomba lempar cincin. Naya dengan cerdik berhasil melempar cincin dan mendapatkan boneka beruang yang besar. Aran, dengan senyum, menggendong boneka itu sambil berjalan lebih jauh.

Saat malam semakin larut, mereka menemukan panggung utama di mana sebuah band lokal tampil.

"Kak, kesitu yuk, Naya mau nonton itu" ucap Naya sambil menarik lengan Aran. Aran hanya bisa pasrah ditarik oleh Naya.

Mereka berdua berdiri di antara kerumunan, merasakan musik yang mengalun, mereka berdansa bersama di bawah langit malam yang cerah, dan canda tawa mereka memenuhi tempat itu.

Kemudian, mereka mengunjungi tenda-tenda yang menjual barang-barang antik dan kerajinan tangan. Naya menemukan kalung yang cantik, sedangkan Aran menemukan sebuah patung kayu yang artistik. Mereka membeli barang-barang itu sebagai kenang-kenangan.

Saat akhirnya tiba waktunya untuk pulang, Aran dan Naya berjalan kembali ke motor mereka dengan tangan mereka terjalin erat. Di bawah langit bintang yang bersinar terang, mereka tahu bahwa saat-saat seperti ini adalah yang membuat hubungan mereka semakin istimewa.

Sebelum pulang Naya menerik lengan Aran untuk duduk disalah satu kursi yang tersedia disana, sedangkan Aran hanya mengikuti pergerakan gadis itu, sekarang sudah banyak orang-orang yang pulang bahkan disini hanya tersisa Aran dan Naya saja.

"Kenapa?" Tanya Aran dengan menaikan satu alisnya menatap Naya kekasihnya itu.

"Sebelum pulang mungkin Kak Aran mau bilang sesuatu gitu sama Naya?" Ucap Naya sambil menatap wajah bingung Aran.

"Gak ada" ucap Aran singkat padat dan jelas, membuat Naya yang mendengar itu mengerucutkan bibirnya kesal. Sedangkan Aran sudah sangat berhati-hati takut ada kata-katanya yang membuat gadisnya tidak senang.

"Kakak sayang gak sama Naya?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Naya.

"Tiba-tiba banget?"

"Ya tinggal jawab aja sih Kak" ucap Naya yang sudah sangat kesal dengan pertanyaan Aran.

Tangan Aran terulur memegang tangan Naya dan membalikkan tubuh gadis itu menghadap Aran. Cowok itu tidak suka pertanyaan tiba-tiba yang Naya lontarkan padanya, seakan-akan gadis itu meragukan rasa sayangnya.

ARANAYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang