Part 5

112K 5.8K 73
                                    

Jangan lupa komen dan vote nya.
Happy reading

"Ayah jadi temenin Naya kan?" Tanya Naya dengan senyuman manisnya.

"Jadi dong, kan Ayah udah janji sama kamu" ucap Rian tersenyum sambil mengelus puncak kepala Naya.

"Bagus dong" ucap Naya lalu berlari ke kamarnya untuk siap-siap. Naya masuk ke kamar mandinya untuk melakukan ritual mandinya.

Setelah selesai dengan ritual mandinya Naya menatap dirinya di pantulan cermin dan tersenyum.

"Nggak sabar pengen ketemu Bunda" gumam Naya, lalu keluar dari kamarnya dan memasuki kamar Satria.

"Abang" ucap Naya yang sudah duduk di pinggiran kasur Satria.

"Paan?" ucap Satria ogah-ogahan.

"Cepet Bang, Naya nggak sabar pengen ketemu Bunda" desak Naya.

"Iya iya, ini lagi cari baju" ucap Satria dengan badan shirtless nya sambil mencari baju yang cocok untuk ia kenakan. Pandangan Satria tertuju pada kemeja hitam yang ada di lemarinya dan dengan gerakan cepat Satria mengambil kemeja itu dan memakainya. Tak menunggu waktu lama Satria pun sudah selesai.

Naya dan Satria turun ke bawah menginjaki anak tangga menuju ruang keluarga. Di sana sudah ada Rian yang menunggu Naya dan Satria. Rian mengalihkan pandangannya menatap putra dan putrinya yang sudah siap.

"Udah siap kan? Yuk berangkat" ucap Rian dengan senyuman yang tidak pernah luntur dari wajahnya.

"Yuk" ucap Naya dengan wajah sumringahnya.

Mereka bertiga pun keluar dari rumah dan menuju ke arah mobil yang sudah terparkir di halaman rumah mereka. Tak menunggu lama, Rian, Naya dan Satria pun langsung masuk ke dalam mobil dan mobil pun melaju membelah jalanan padat di sore hari.

Selama perjalanan hanya keheningan yang melanda mereka bertiga, tidak ada yang ingin membuka suara. Naya merasa bosan dan akhirnya ia mengambil ponselnya untuk membuka instagramnya.

Tatapan Naya tidak sengaja melihat postingan Satria dua hari yang lalu, di sana ada beberapa anggota Black Wolf  yang berpose menghadap ke kamera kecuali satu orang yaitu Aran, cowok itu hanya menatap datar ke arah kamera. Naya tersenyum tipis melihat itu.

"Seandainya kak Aran nggak galak, pasti tambah ganteng" batin Naya.

Tanpa Naya sadari mereka pun sudah sampai di pemakaman. Naya menatap sekitarnya dan buru-buru keluar dari mobil.

"Naya, jangan lari-lari" ucap Rian memperingati Naya yang tak di hiraukan sama sekali oleh gadis itu.

Naya pun sudah sampai di depan makam Bundanya, Clara. Gadis itu tersenyum tipis sambil menyentuh nisan Clara.

"Bunda" ucap Naya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Naya kangen" air mata yang sedari tadi ia tahan pun keluar membasahi pipinya. Satria dan Rian pun datang dan duduk di samping Naya sambil mengusap bahu Naya yang sudah bergetar.

"Bunda tau nggak, kemarin Naya udah masuk SMA. Sekarang Naya udah sekolah bareng Abang lagi, terus di sekolah Naya juga dapet temen baru, namanya Azila sama Tanisa, mereka baik banget sama Naya, Naya beruntung banget bisa ketemu orang sebaik mereka" ucap Naya sambil menghapus kasar air matanya.

"Kata Ayah, Bunda udah tenang di sana. Kata Ayah juga Bunda bakal sedih kalo Naya ikut sedih, jadi sekarang Naya senyum buat Bunda" ucap Naya dengan senyuman manisnya, membuat Rian dan Satria juga ikut tersenyum melihatnya.

"Bunda pasti kangen sama Ayah kan? Akhirnya Naya berhasil juga bawa Ayah ke sini, Bunda pasti seneng kan?" ucap Naya dengan kekehan di akhir perkataannya.

ARANAYA (END)Where stories live. Discover now