1. Akun Alter

29.4K 331 6
                                    

Cerita baru lagi wkwk. Semoga kalian suka😭🥰

Jangan lupa vote dan komen ya🥰
Selamat membaca❤️

***

Kegelisahan menguasai gadis yang akrab disapa Naira. Perempuan yang rambutnya terurai sebahu itu bergegas pergi ke ruang sekre BEM dilantai empat. Geo—kakak tingkat sekaligus koordinator seksi acara ospek—menyuruhnya kesana sekarang. Padahal Naira sedang ada kelas. Ia rela pura-pura izin ke kamar mandi sebab takut melakukan kesalahan besar.

Sepanjang jalan hatinya bertanya-tanya, apakah rundown acara yang ia kerjakan semalam salah lagi. Dalam benaknya sudah terbayang wajah Geo yang ketus sambil berceloteh memaki-maki dirinya.

"Maaf Kak ada apa ya panggil saya? Rundown yang saya kirim salah lagi Kak? Saya minta maaf, nanti saya perbaikin lagi. Terus saya boleh pergi gak Kak? Masih ada kelas soalnya." Naira mengoceh ingin cepat-cepat pergi dari sana. Ia tidak mengerti mengapa mulutnya begitu lancar mengucapkan semua itu padahal dirinya sedang ketakutan. Sebenarnya Geo bukan kakak tingkat yang galak, namun ia sangat tegas kepada anggota divisinya. Ia termasuk kedalam jajaran kakak tingkat serba salah dan serba ribet di BEM..

Geo tersenyum tipis lalu tiba-tiba berjalan mendekati Naira. Naira mulai panik karena Geo hanya menyisakan jarak sedikit saja. Raut wajahnya sulit di pahami membuat Naira mengutuk dirinya sendiri sambil membuang muka.

"Lu sudah punya pacar?" tanya Geo tepat di depan wajah Naira. Naira bergeming, mengerutkan kening.

Wajah kaget Naira begitu lucu membuat Geo tidak bisa menahan senyum. Lalu ia membisikkan sesuatu dengan ucapan yang berhasil membuat Naira bergidik ngeri dari sebelumnya. "Tinggal bareng sama gue ya."

Bagaikan terkena bom, telinga Naira tiba-tiba pengang. Otaknya mandek, tidak mampu mencerna apa yang sedang terjadi. Ucapan Geo membuat dirinya mematung lama. Ia memilih tidak bersuara, mungkin saja Geo sedang bergurau. Mungkin saja rundown acara yang ia buat semalam adalah rundown terbaik yang pernah Geo baca dan hari ini Naira akan diberi hadiah. Tapi sebelum diberi hadiah, Geo mengerjainya dahulu dengan perkaataan-perkaatan bodohnya. Semua naskah palsu itu terlintas di kepala Naira agar ia bisa tenangkan jantungnya yang berdegup kencang.

"Besok gue bantuin," sambar Geo dengan santai menghancurkan skenario palsu Naira. Ia berbalik badan dan kembali duduk di depan komputer.

"Bantuin? Bantuin apa kak?" Naira pura-pura tidak paham.

"Pindah ke kosan gue."

"Saya gak ngerti maksud kakak apa," ucap Naira mencoba menahan emosi. Tangannya sudah mengepal di balik badan. Jelas sekali ini adalah bentuk pelecehan verbal.

"Kurang jelas?"

"Kurang? Bahkan gak jelas sama sekali!" cibir Naira merasa dirinya direndahkan. Naira ingin sekali menyumpal mulut Geo atau menamparnya sampai pingsan. Lihat saja nanti, ia akan melaporkannya karena telah melakukan pelecehan verbal di kampus.

"Coba lu cek link gdrive yang semalam lu kirim," balas Geo dengan wajah datar. Dirinya sekarang malah tampak sibuk mengerjakan sesuatu di komputer.

Keberanian Naira tiba-tiba memuncak, ia mendekati Geo lalu merebut mouse yang sedang Geo gunakan. "Kak! Gak usah ngalihin pembicaraan deh. Maksud Kakak tadi apa?"

"Coba cek dulu," jawab Geo santai.

Dengan terpaksa Naira mengikuti perintah Geo. Ia mengecek ponselnya sambil mendumal dalam hati. Memangnya Geo itu siapa, mentang-mentang dirinya adalah kakak tingkat bisa berbuat seenaknya kepada Naira.

Namun semua perasaan Naira berubah seketika. Badannya gemetar saat link yang ia kirim tampak tidak asing. Naira mengeklik link itu kemudian memejamkan mata. Ia berdoa semoga link yang ia kirimkan memang berisi rundown acara. Akan tetapi, kesialan sedang memeluknya. Ia salah mengirimkan link. Link itu berisikan foto serta video syur dirinya yang sengaja dijual melalui akun alter twitternya.

Ntah kapan Geo beranjak, kini ia sudah berada di depan wajah Naira tepat. Kemudian menunduk agar wajah mereka saling berhadapan. Maklum, tinggi Naira hanya sebatas dagunya.

"Lu jual konten?" tanya Geo dengan sorot mata yang mengintimidasi. Pertayaannnya membuat Naira sulit bernafas. Keringatnya mengucur di dahi. Ia meilirik kanan dan kiri berharap menemukan jawaban yang tepat.

"Hei kok diam saja?" tanya Geo sambil menyentuh kedua pundak Naira.

"ITU BUKAN GUE!" elak Naira melepaskan tangan Geo dari pundaknya.

"Terus siapa? Gue sudah lihat semuanya kok." Geo menang telak. Ia tidak menyangka gadis yang ada di hadapan sekarang membuat dirinya terangsang semalam hanya dengan video miliknya.

Naira terbelalak. "Gak sopan banget ya lu buka-buka!"

"Gimana gue gak buka orang isi foldernya foto nude, masturbation, sextape, vibrator...."

"Diam lu! Oke gue jujur, itu memang gue. Terus kenapa? Lu mau gue sujud biar lu tutup mulut? Sebarin saja gue gak takut!" bentak Naira memotong perkataan Geo yang belum selesai. Ucapan Naira berbanding terbalik dengan apa yang ia rasakan. Tapi ia tidak boleh terlihat lemah.

"Gue gak sejahat itu. Niat gue cuman mau laporin ke akademik kok. Lu tahu 'kan perbuatan lu itu termasuk pelanggaran asusila kampus?"

Naira menghela nafas panjang, ia melupakan fakta bahwa Geo adalah kakak tingkat yang pandai berdebat.

"Lu mau apa?" Naira melipat tangan di dada, memulai negosiasi..

"Mulai besok kita satu kosan," ucap Geo sumringah sambil mengulurkan tangannya.

"Gue bukan cewek murahan kaya yang lu pikir!" Naira menepis tangan Geo dengan kencang.

"Kalau bukan murahan namanya apa?" tanya Geo sinis sambil memutar salah satu video Naira dan menunjukkannya tepat di depan wajahnya.

Video itu menggambarkan Naira yang sedang asyik memasukkan jari tangannya ke lubang bagian bawah. Gerakan jarinya selaras dengan badan yang menggelinjang. Keringat dan suara desahannya menambah panas adegan dalam video.

Wajah Naira semakin memucat. Bibirnya gemetar tidak bisa berkata-kata. Ia takut ada orang lain yang mendengar.

Dengan cepat Naira mencoba merebut ponsel Geo. Tapi Geo lebih cepat menghindar, ia mengangkat tangannya tinggi-tinggi hingga Naira harus bersusah payah melompat untuk meraihnya.

"Seru banget ya, gak mau di bantu pakai tangan gue?" Geo menggerakkan dua jari kirinya seperti yang dilakukan Naira di video.

"KAK!" teriak Naira geram dan tidak sengaja mendorong Geo hingga jatuh ke tembok.

Tidak terima diperlakukan demikian, Geo mematikan video itu lalu membalas mendorong Naira. Tangannya mengunci Naira sehingga ia tidak bisa bergerak leluasa. Lalu Geo mencengkram kuat bahu Naira dan mendekatkan bibirnya. Posisi mereka mungkin bisa membuat orang salah paham.

Naira tidak bisa membohongi diri, tangan Geo yang cukup kekar serta bibir Geo yang begitu dekat dengan bibirnya membuat dirinya berdesir. Deru nafas Geo terdengar jelas membuat Naira kehilangan akal. Tapi ia coba tahan hasratnya itu. Ia menengok ke kiri agar pikirannya tidak kemana-mana

"Gue kasih waktu seminggu buat bilang mau," lirih Geo kemudian hendak mencium bibir Naira. Naira otomatis memejamkan matanya, namun setelah itu nafas Geo tidak lagi terasa. Ternyata Geo hanya berpura-pura, Ia sudah pergi meninggalkan Naira yang masih gemetar di tempat.

***
TBC

Positif!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang