25. sel Cd4

2.9K 88 13
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komen 🥰💚
***

"Mau sampai kapan pun CD4 aku bakal turun Sha sama kaya kamu," balas Geo terlihat pasrah.

"Enggak, kalau kamu rutin minum obatnya dan jaga kesehatan." Tasha menjawab dengan wajah datar sambil mendorong Geo pelan lalu mengangkat kedua kakinya hingga ia berbaring sempurna di kasur. Geo menurutinya saja tanpa melakukan perlawanan. Tak lupa ia tarik selimut untuk menyelimuti badan Geo. Kemudian menepuk pipinya lembut.

"Terus Hp aku gimana?" tanyanya masih kepikiran dimana ponselnya berada. Sewaktu siang Geo terlalu lemas untuk menjaga barang-barang pribadinya. Sekarang ia malah takut sekali jika ponselnya hilang.

Tasha membuang muka malas mendengar pertanyaan Geo. Lama kelamaan Geo ikut berkepala batu seperti Naira.

"Hp kamu ada di aku," ucap Tasha santai tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Loh kok nggak bilang?" Geo protes, wajahnya kesal.

"Sengaja. Pokoknya Hp kamu aku sita sampai nanti sembuh."

"Minjem bentar doang, aku mau kabarin Naira dulu sekalian minta maaf." Geo merengek, nada suaranya semakin melemah. Ia kepikiran tentang kelakuannya tadi siang. Sungguh Geo tidak bermaksud untuk membentak Naira akan tetapi saat itu Geo terpaksa mengusir Naira agar tidak jadi dibawa ke dokter. Ia belum siap Naira tahu penyakit Geo yang sebenarnya.

"Kok kamu peduli si sama dia?"

"Emang salah?" Geo bertanya spontan dari kepalanya.

"Salah lah, lihat gara-gara kamu peduliin dia kamu babak beluk kaya gini." Tasha asal ceplos saling kesalnya.

Geo memutar bola malas, kenapa juga luka lebamnya harus diungkit lagi. Itukan karena Mark bukan karena Naira.

"Dan ini bukan pertama kalinya kamu peduli sama cewek itu," sambung Tasha menyimpan rasa cemburu.

Dahi Geo mengerut bingung. Ia menatap Tasha lekat-lekat meminta penjelasan apa maksud perkataannya.

"Aku tahu waktu itu kamu nolongin dia dari cowok gila di karoke."

Geo terbelalak, matanya melebar. Padahal masalah Boby sudah lama dan Geo juga sudah memastikan jika Tasha tidak tahu.

"Kamu tahu darimana?" tanya Geo penasaran.

"Kamu lupa Indah sama Cika sahabat aku dulu?"

Geo menepuk dahi pelan, mulut perempuan memang bisa bocor kapanpun.

"Kamu tau nggak si itu bahaya? Orang kaya dia bisa balas dendam kapan aja loh." Tasha menggerutu karena khawatir.

"Sudah lah nggak usah dibahas, sudah lama juga kok dan buktinya aku nggak apa-apa." Geo terlihat begitu santai.

"Kenapa si kamu lakuin itu?"

"Aku nggak suka aja lihat Naira digangguin," celetuk Geo.

"Geo...jangan bilang kamu mulai suka sama Naira?" Tasha menatap dengan tatapan curiga.

Sedangkan Geo hanya bisa diam, ia malah bertanya kepada dirinya sendiri. Mengapa sulit menjawab pertanyaan yang harusnya jawabannya 'tidak'. Apa mungkin hatinya sudah menaruh rasa kepada Naira?

"Kenapa diam? kamu beneran suka sama dia?" tegas Tasha yang tidak juga dapat balasan.

"Geo kamu itu-"

Mata Geo berbinar-binar. Ia tahu ucapan Tasha akan mengarah kemana.

"Iya Sha aku tahu, aku HIV dan nggak boleh suka sama siapapun 'kan?" potong Geo dengan suara yang terdengar bergetar. Sorot matanya berubah menjadi sedih.

Positif!Where stories live. Discover now