9. Third (21+)

28.1K 199 5
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komen 💚🥰

!!!21+!!!

***

Hampir tujuh jam Geo menemani Tasha yang tengah tertidur. Ia sakit lagi. Penyakit komplikasinya muncul. Hal itulah yang menjadi alasan Geo meninggalkan Naira. Ia ingin merawat Tasha sampai sembuh.

Melihat Tasha yang tertidur pulas membuat Geo tidak tega untuk membangunkannya, namun Tasha harus makan walaupun badannya terasa lemah.

"Sha..." Lirih Geo menepuk tangannya pelan.

"Tasha bangun dulu, kita makan sekarang," ucap Geo lagi kepada Tasha masih memejamkan matanya. Suara Geo tidak menggangunya sedikitpun.

Geo akhirnya memilih duduk di samping Tasha dan mengelus rambut perempuan itu dengan lembut. Lalu ia usap pelan pipi Tasha yang halus bagai kulit bayi. Wajahnya yang pucat membuat Geo sedih.

"Kamu bangun dong," kata Geo pelan di dekat telinga Tasha.

Kali ini Usahanya membuahkan hasil, beberapa menit kemudian Tasha mengerang. Matanya tampak merah mungkin karena terlalu banyak tidur.

"Nghhh." Tasha melenguh lalu menggenggam tangan Geo yang sedang menyentuh pipinya.

"Makan dulu yuk. Habis itu minum obat," tutur Geo lembut. Tasha tidak bereaksi, ia hanya terdiam menatap Geo dengan wajah datar.

"Sini aku bantuin," balas Geo berinisiatif membangunkan Tasha untuk merubah posisi menjadi duduk bersandar ke kasur. Namun Tasha malah melawan sehingga badannya terasa lebih  berat.

"Gak mau." Tasha memberontak, ia kembali berbaring dan membelakangi Geo.

"Bentar aja Sha. Dari siang 'kan kamu udah tidur. Aku tahu badan kamu lemas tapi 'kan harus minum obat," ucap Geo sangat pengertian.

Tidak ada jawaban yang Geo dapatkan. Geo berjalan ke sebelah sisi kasur untuk bisa menatap Tasha. Tangannya sudah menggenggam mangkok berisi bubur.

"Makan sedikit aja, biar bisa minum obat. Nanti kamu bisa tidur lagi."

"Gak mau! Percuma minum obat, aku juga bakal mati!" teriak Tasha histeris.Ia lelah dengan semua cobaan yang menimpanya belakangan ini.

Geo terbelalak mendengar Tasha yang begitu frustasi. "Kamu ngomong apa si? Kenapa jadi ngelantur gitu?" nada bicaranya meninggi agar Tasha sadar dengan perkataannya.

"Kamu juga tau penyakit ini belum ada obatnya. Aku tinggal nunggu mati aja!" teriak Tasha lagi sambil melempar bantal ke arah muka Geo. Bantal itu mengenai matanya sehingga menjadi merah. Ditambah semangkok bubur tumpah ke lantai.

Geo menghela nafas. Ia diam menatap Tasha dengan hangat. Geo tidak mau mengusiknya dulu. Biarkan Tasha mengeluarkan semua emosinya dan tenang sendirian.

Lalu ia pergi sebentar untuk mengambil pel-an dan membersihkan bubur yang berserakan di lantai.  Tasha merasa tidak enak hati melihat Geo yang tetap sabar. Tapi ntahlah hatinya sedang panas sekarang. Ia terlalu sensi sekarang.

Beberapa menit kemudian, Geo duduk di pinggir kasur. "Kalau gak mau makan, tidur lagi aja," kata Geo sambil menarik selimut.

Tiba tiba Tasha menggenggam tangan Geo. Refleks, Tasha bangun dan memeluk Geo. Geo pun membalasnya. Ia elus rambut Tasha penuh kasih sayang.

Positif!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang