15. Percikan Rasa

7.8K 135 12
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komen 🥰💚

***
"Gimana Bob, enak?" tanya seseorang yang suaranya sangat familiar di telinga Boby.

"Enggak nyangka ternyata seorang Boby si mahasiswa perfect sefakultas langganan di tempat kaya gini," timpalnya lagi sambil tertawa sinis.

Boby diam sejenak sibuk menebak siapa yang tengah berbicara kurang ajar itu. Tiba tiba terbesit wajah seseorang di dalam benaknya.

"ANJING GEO!" seru Boby baru sadar jika pemilik suara itu adalah Geo. 

Dugaan Boby benar, Geo lah yang datang. Ia ingin balas dendam agar Boby tidak menganggu Naira lagi.

"Cik! kocokin terus gue mau rekam muka si bangsat yang lagi keenakan," seru Geo kepada Cika sambil memukul kepala Boby pelan. Boby berusaha melepaskan ikatan di lengannya, namun sial simpulnya terlalu kencang sebab Indah sengaja mengikat mati sehingga sulit dilepas. 

"AKHH!! Pergi Lu lacur! Gue bakal protes biar lu berdua dipecat!" Boby berteriak merasakan benda itu terus menghujam tubuhnya. Ia merasa lubang pantatnya sesak, terisi penuh.  Belum lagi Indah terus menusukkan staples di telapak kakinya. 

"Muka lu bisa di kontrol dikit gak Bob? Sumpah lu kelihatan pro banget di video," kata Geo tertawa puas.  Ia terus mendekatkan ponselnya ke wajah Boby sambil sesekali ia rekam apa yang Cika sedang lakukan di bawah sana.

Boby ingin sekali membalas Geo tapi tubuhnya terlalu sakit untuk melawan.

"PLEASE STOP!" pinta Boby memohon-mohontidak berdaya. Kini air matanya mengalir semakin deras. Geo semakin puas melihatnya. Dendamnya seperti terbayar tuntas. 

"Gue mohon Cik keluarin itu! Gue bakal bayar lu lebih tinggi dari si Anjing Geo ini!" 

"Hah? Lu pikir gue bayar mereka?" 

"Terus apa lagi?! Lu pasti lakuin ini karena cewek murahan lu itu 'kan!"

Geo menggertakan giginya kemudian memberhentikan video yang sedang ia rekam dan melempar asal ponsel yang di pegang. 

BUG!

Rasa sakit Boby bertambah, Geo menonjok dagu Boby hingga memar. 

"Gak usah buat gue emosi! Lu belum tentu keluar hidup-hidup dari sini," ancam Geo yang tidak terkesan menakutkan bagi Boby. Ia  tersenyum sinis, gertakannya itu tidak mempan sama sekali. "Terus lu mau bunuh gue? Silahkan aja."

"Lebih dari itu Bob! Gue bakal bunuh reputasi lu di kampus. Kalau video ini kesebar kira-kira lu bakal di drop out gak ya." Ancaman kali ini lebih terdengar masuk akal dan sukses membuat Boby takut. Image Boby di kampus kurang lebih sama dengan Geo, mahasiswa semester 4 yang aktif serta pintar berorganisasi. Bahkan Boby lebih pintar secara akademik, beberapa dosen mempercayainya sebagai asisten.  Dari sekian banyak laki-laki di fakultas ekonomi, Boby itu termasuk kedalam mahasiswa sorotan di sana.

"ANJING!"

"Ndah sudah merah belum?" tanya Geo berjalan kebelakang mendekati Indah di sana. 

"Gimana? sudah waktunya di cabut?" tanya Indah yang sudah bekerja sesuai permintaan. Ia telah menusukan isi Staples itu hingga habis.

"Hmmm, cabut deh," balas Geo membuat Indah tersenyum. Ini adalah saat yang ia tunggu-tunggu. 

"KALIAN MAU NGAPAIN? KAKI GUE MAU  DIAPAIN LAGI?" Boby menggoyang-goyangkan kakinya yang terasa mati rasa. 

"Gue cabut ya, satu...dua..."

"AAHHHH! BANGSAT!" Boby teriak kesakitan saat staples keluar dari kulitnya. Ini lebih terasa sakit ketimbang saat menancap di sana. Darah segar menetes mewarnai telapak kakinya. 

Positif!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang