3. Hari Kedua

9.3K 219 28
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komen 💚🥰

***

Geo menghela nafas frustasi saat dirinya harus datang ke kampus pagi-pagi padahal kelas pertamanya dimulai siang hari. Kecerobohan Naira merepotkan dirinya. Pukul enam tepat Naira sudah pergi dari kosannya. Katanya ia tidak mau teman-temannya, terutama Mark curiga jika ia tidak ada di kosan pagi-pagi. Namun, Naira kelupaan membawa kacamata baca yang ia letakkan di meja belajar. Dengan berat hati, Geo harus mengantarkannya.

Ketika lift lantai tiga terbuka, Geo mendapati Naira yang sedang bersandar ke tembok dengan kaki goyang-goyang. Geo terkekeh kecil, sebegitu takutnya Naira ketahuan tinggal bersama dengan dirinya? Tapi mengapa ia biasa saja menjual konten 21+ di twitter.

"Nih kacamata lu," ucap Geo menyodorkan kacamata Naira dan sukses mengagetkannya yang sedang asyik menggigit kuku.

"Ih kenapa kesini? 'kan gue bilang chat dulu biar gue ambil di parkiran aja. Nanti kalau ada yang lihat bagaimana?" gerutu Naira sambil menengok kanan kiri memastikan suasana aman terkendali.

Geo mencolek pipi Naira yang sudah memerah karena panik. "Yaudah ini ambil sayang." Naira melotot, bola matanya seperti hendak keluar. Geo tidak jadi menyesal harus pergi ke kampus pagi-pagi. Menggoda Naira ternyata membuatnya bahagia. Ia masih senyum-senyum sendiri melihat tingkah lucu perempuan yang ada di hadapannya.

"Naira." Suara itu merusak suasana. Mark baru saja datang, ia keluar dari lift dan mendekati mereka sambil melirik Geo bingung.

"Tumben jam segini sudah datang," kata Naira memaksa senyum. Tangan kanannya mengkode Geo untuk pergi. Tapi laki-laki itu tetap mematung.

"Kamu yang tumben, biasanya datang jam delapan lewat juga."

Naira hanya memamerkan giginya."Rajin 'kan aku?" Mark mengangguk sambil mengusap pucuk rambut Naira. Mark tidak bisa menahan tingkah gemas Naira.

Tiba-tiba Geo memegangi perutnya dramatis, ia merasa mual melihat pemandangan itu. Ia berdeham memecah balon kebahagian mereka.

"Lu enggak mau bilang sesuatu sebelum gue pergi?" tanya Geo dengan mata tertuju kepada Naira. Naira terdiam sejenak. "Oh—makasih kak kacamatanya," ucap Naira baru mengerti.

Tiba-tiba Geo menunduk dan membisikkan sesuatu. "Sama-sama. Btw kok lu sama Mark ngomongnya aku-kamu? Gue juga mau dong, 'kan kita sudah tinggal bareng," bisik Geo tepat di telinga Naira. Naira reflek menelan ludahnya. Wajah Naira memerah lagi. Lalu Geo melangkah pergi sambil senyum-senyum sendiri meninggalkan Naira yang harus meluruskan apa yang terjadi kepada Mark.

"Nanti ya kak saya selesaiin revisi rundown-nya," teriak Naira berpura-pura agar Mark tidak berpikiran macam-macam.

Mark merasakan keganjilan di antara mereka. Mengapa kacamata Naira ada di Geo? Apa Geo mengganggu Naira seperti kakak tingkat lain di jurusan mereka. Maklum saja, Naira memang cantik dan memiliki badan idaman para laki-laki. Namun ia memilih menghiraukan pikiran negatif itu. Sebanyak apapun laki-laki yang dekat dengan Naira, Mark yakin hanya ia yang dibutuhkan Naira.

***

"LU NGAPAIN?!" Geo terkejut melihat Naira tanpa sehelai benang pun sedang mengangkang di kasurnya. Ia mengerang disertai badan yang bergelinjang. Jarinya sedang memuaskan celah yang ada di bawah sana. Keringat serta lendirnya membuat seprai Geo tampak basah.

Geo melongo melihatnya secara langsung di depan matanya. Jujur, itu lebih bagus dibandingkan melihat dari video. Tapi sungguh pemandangan itu membuat mental Geo terguncang. Seperkian detik ia reflek menutup mata walaupun jarinya membuat celah.

Naira menahan malu. Suasana berubah menjadi canggung. Ia tarik selimut asal, setidaknya dapat menutupi badannya. Padahal kata Geo, ia akan pulang telat karena ada rapat bersama badan pengurus harian. Tapi ia sudah pulang saat Naira baru mencapai klimaks pertama.

"LU YANG NGAPAIN DISINI?!" Naira ikut teriak.

"Ini 'kan kosan gue," seru Geo.

"Sekarang sudah jadi kosan gue juga, lagian kenapa enggak ketuk pintu dulu sih!" ucap Naira lebih galak.

"Suka-suka gue lah."

"Terus buat apa tadi sore kasih kunci ke gue kalau main langsung masuk?"

Geo menggaruk belakang kepalanya. Kenapa sekarang justru ia yang terlihat salah?. Geo memang punya dua kunci yang satunya adalah kunci cadangan dan diberikan kepada Naira. Tapi bukan berarti kosan ini jadi milik Naira. Apalagi membuat konten di kasur kesayangannya sampai seprainya ternodai.

"Cepatan pakai baju, gue mau ajak lu makan," ucap Geo kembali pada niat awal ia cepat pulang ke kosan.

"Enggak mau ikut," balas Naira ketus.

"Gue hitung sampai tiga ya kalau enggak pakai baju gue sebarin video...."

Naira teriak frustasi memotong ucapan Geo yang belum usai."Yaudah sabar." Ia menggerutu dalam hati. Geo curang selalu memakai kelemahan Naira agar semuanya dituruti.

"Satu lagi, seprainya ganti," kata Geo berbalik badan tanpa menunggu jawaban dari Naira

***

TBC

Naira ada ada aja ni buat konten di kasur orang:(((((

Positif!Where stories live. Discover now