28. Brainwash

1.5K 48 1
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komen

****

Mark benar-benar menuruti Naira, satu jam setelah packing mereka langsung pulang. Padahal mereka belum sempat Jalan-jalan menyusuri kota Bandung. Jam dua pagi tol terlihat sepi hanya ada beberapa truk logistik yang lewat.

"Senin mau ke kampus?" tanya Mark memecah hening dengan pandangan fokus ke depan jalan tol.

"Iya," balas Naira sayu. Ia habis bangun tidur, matanya sembab dan sulit sekali untuk terbuka sempurna.

"Menurut aku jangan dulu deh Ra."

Naira menengok ke arah Mark. "Kenapa?"

"Besok ada rakbar (rapat Akbar) ospek Mark. Nggak mungkin aku nggak datang lagi," timpal Naira tetap pada pendiriannya.

"Aku takut Kak Geo undang Kavi."

Naira merenung bagaimana jika perkataan Mark benar, mendengar nama Kavi saja membuat Naira ngeri.

"Kak Geo sama Kavi itu nggak ada hubungannya Mark."

"Firasat aku bilang mereka saling kenal dan kerja sama."

Naira terdiam, tatapannya datar ke depan. Ia hanya bisa mendengar perkataan Mark sambil berpikir.

"Kamu ngerasa nggak, Kavi datang saat aku pengen bawa kamu pulang dari kosan Kak Geo," ucap Mark meracuni pikiran Naira.

"Mungkin aja selama ini Kak Geo sudah cari background tentang kamu, biar kamu nggak bisa lepas dari kosannya. Mungkin aja Kak Geo suka sama kamu dan nggak mau kamu pergi," sambung Mark lagi. Pokoknya ia harus menggiring Naira agar berpikiran negatif terhadap Geo.

Naira menghela nafas panjang. "Sudah lah Mark nggak usah bagas ini lagi. Kalau kamu kaya gitu jatuhnya jadi nuduh tau nggak," balas Naira sedikit kesal

"Aku bakal buktiin kalau Kavi itu suruhan Kak Geo. Karena nggak mungkin dia tiba-tiba datang dan tahu semuanya tentang kamu. cuman hati-hati aja sama cowok kaya kak Geo," tutur Mark menyelesaikan percakapan mereka.

Naira berpikir keras, kalau dipikir-pikir memang ucapan Mark ada benarnya juga. Tapi mungkin saja itu hanya kebetulan. Lagipula Geo bukan tipe orang yang sepeti itu. Pikiran Naira berkecamuk.

***

Hari Senin, waktunya anak BEM bisnis digital rapat akbar acara ospek. Waktu ospek tinggal tiga bulan lagi. Semua panitia sibuk dan berusaha menjalankan tugas semaksimal mungkin. Tidak seperti biasanya 15 menit sebelum rapat dimulai, hampir seluruh panitia sudah duduk sesuai dengan divisinya masing-masing.

Naira terlambat, ia dan Mark baru saja keluar kelas sore. Mereka berdua berjalan bersama ke tengah-tengah kerumunan panitia. Saat Naira sampai dirinya merasa ada yang aneh. Semua orang yang tadinya mengobrol, tiba-tiba terdiam sambil melirik ke arah Naira.

Naira mencoba berpikir positif, mungkin mereka tidak suka dengan Naira yang kurang aktif dan jarang ikut rapat.

Mark duduk di antara anggota divisi publikasi dan dokumentasi, sedangkan Naira pergi ke anak acara yang duduk tepat bersebrangan dengan anak publikasi dan dokumentasi.

"Kak Geo nggak datang ya Nai?" Pertanyaan aneh itu muncul dari mulut Mery yang sudah duduk di antara kerumunan anak acara.

"Kenapa nanya ke gue?" Naira berbalik tanya sambil berjalan ke arah Mery kemudian duduk di samping Mery, raut wajahnya tampak bingung.

"Ya lu 'kan..." Mery berhenti sejenak. Lalu ia mendekat ke telinga Naira.

"Tinggal bareng sama dia," sambung Mery berbisik tepat ditelinga Naira. Mark yang duduk jauh di sebrang Naira sedari tadi memperhatikan mereka, ia bertopang dagu lalu membuka mulut bertanya tanpa suara 'ada apa?' sebab wajah Naira mendadak berubah.

Positif!Where stories live. Discover now