11. MessyHer!

10.2K 159 25
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komen 💚🥰

***

"Badan kamu tambah panas lagi Sha," ucap Geo khawatir setelah mengecek angka yang tertera di   termometer.

"Mau buat aku sembuh? Ayok masukin aku lagi." Tasha terkekeh kecil. Ia masih saja bisa bercanda walaupun tubuhnya merasakan nyeri yang lebih hebat daripada sebelumnya. Wajahnya yang makin pucat menjadikan bercandaan itu tidak lucu bagi Geo.

"Ih nakal banget si," balas Geo memukul pelan mulut Tasha yang berbicara sembarangan. Ia hanya cengengesan tanpa dosa.

"Btw tadi kamu telepon siapa? Terus kok langsung pakai celana gitu?" Awalnya Tasha terbangun karena tenggorokannya tiba-tiba sakit. Ia menengok ke samping sudah tidak ada Geo disana. Saat mengedarkan pandangan ke kanan, ia tidak sengaja melihat Geo yang tengah tergesa-gesa memakai celana dengan posisi ponsel menempel di telinga.

"Itu telepon sama Naira," kata Geo sambil menyelipkan anak rambut Tasha ke belakang telinga.

"Naira? Cewek yang tinggal di kosan kamu?" Tasha mengernyitkan keningnya.Ntah kenapa hati Tasha terasa panas. Padahal semua itu adalah idenya. Sedangkan Geo seperti orang dungu yang tidak peka dengan wajah Tasha yang cemburu, ia malah menjawabnya dengan mengangguk santai.

"Gimana kamu sama dia?" tanya Tasha menyakiti perasaan sendiri. Namanya juga perempuan, sudah tahu akan sakit hati tapi tetap saja menggali informasi.

"Enak," balas Geo yang fokus mengusap kepala Tasha sambil menatap matanya dalam.

"Enak? maksudnya?" tanya Tasha sedikit meninggikan suaranya mendengar jawaban Geo yang ambigu.

"B-baik, Naira baik banget. Kayanya rencana kamu berhasil. Aku jadi enggak sedih lagi dan mimpi buruk ku hilang belakangan ini," jelas Geo. Harusnya Tasha ikut senang mendengarnya, tapi ia malah tambah cemburu. Ia tidak rela Geo memuji-muji gadis lain di hadapannya.

Tasha tiba-tiba menggenggam tangan Geo lalu melihat gambar kupu-kupu di dekat pergelangan tangannya. Ia melempar tatap ke arah Geo untuk meminta penjelasan. Geo mengernyitkan dahi, mengapa wajah Tasha berubah menjadi masam.

"Ini juga ulah dia?"

Geo tersenyum manis sambil memegang gambar yang dibuat oleh Naira. Ia jadi ingin bertemu dengan Naira. "Iya, lucu 'kan? Katanya..."

"Ingat Geo kamu sama dia enggak boleh terlalu dekat. Apalagi kebawa perasaan. Dia itu cuman jadi pelampiasan kamu. Ibaratnya tempat rehabilitasi kamu sekarang. Kalau depresi kamu sudah membaik ya tinggalin," potong Tasha menampar hati Geo dengan kenyataan.

***

Keesokan harinya, Naira dan Mark pergi ke kampus bersama-sama. Untung saja hari ini mereka hanya ada kelas jam 1 siang jadi Naira punya waktu banyak untuk pulang ke kosan.

Baru saja mereka masuk ke gedung A fakultas ekonomi. Mery dengan gaya rusuhnya berlari mendekat. Wajahnya terlihat panik seperti mendapatkan C- pada nilai mata kuliah.

"NAI! ANJIR LU DARIMANA SI!" cerca Mery membuat Naira dan Mark menyipitkan mata.

Tanpa memberi waktu untuk berpikir, Mery langsung menarik tangan Naira. "Lu harus ikut gue!"

Naira pasrah tangannya ditarik oleh Mery. Dengan terpaksa ia mengekori Mery sambil memicingkan mata kepadanya.

"Ada apaan si Mer?" tanya Mark melepaskan paksa pegangan Mery pada Naira.

"Aduh, lu gak usah ikut campur dulu deh Mark...Kak Boby nyariin Naira."

Naira melotot, ia otomatis berhenti ditempat. Wajahnya mendadak pucat serta seluruh tubuhnya gemetaran. Untuk apa Boby mencarinya?

Positif!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang