38.Eksekusi

1K 36 1
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komen

****

Naira dan Mery sudah mencuri star duluan untuk mengerjakan satu tugas acara yang hari ini akan di bahas.Tugas acara tinggal satu lagi dan jika hari ini telah selesai tanpa revisi maka Naira bisa terbebas melihat Kavi. Kavi tidak akan datang lagi ke kampus dengan alasan ingin membantu anak acara.

Mery sedang memangku laptop di pahanya, di samping kanannya ada Naira yang ikut membantu. Mereka sedang mengecek apa saja yang harus di benarkan.

"Gue nggak paham deh kenapa ketua ospek fakultas kasih komentar kaya gini," ujar Mery sambil menunjuk bagian yang tidak ia mengerti.

Naira memajukan badannya untuk membaca komentar itu lebih jelas. Ia terus membaca berulang komentar serta isi yang dikomentari. Bahkan sampai menyipitkan matanya.

"Ngerti Nai?" tanya Mery menoleh ke arah Naira yang tengah memasang wajah serius. Perempuan itu merespon dengan menggeleng-gelengkan kepala.

"Gue kira lu ngerti anjir," jawab Mery kecewa.

Ditengah-tengah kebingungan mereka. Tiba tiba pintu sekre terbuka dan muncullah sang ketua acara yang telah mereka tunggu. Geo tersenyum lebar sambil membuka sepatu talinya dengan posisi berdiri.

"Hai para anggota ku yang behati mulia dan budiman, terima kasih telah menunggu ketua kalian yang super ganteng ini." Geo masuk ke dalam sekre lalu membungkuk sedikit seperti memberi tanda hormat kepada sang ratu kerajaan.

Naira dan Mery melempar tatap, saling menengok setelah melihat tingkah Geo yang tidak biasa. Mereka berdua tertawa tanpa berucap sepatah kata apapun seperti kepala mereka saling terhubung merasakan kelucuan dari tingkah Geo.

"Semenjak pulang dari rumah sakit lu jadi gila ya Kak? atau sebenarnya emang otak lu yang sakit?" tanya Mery menatap Geo dengan tatapan sedih dramatis.

Geo pura-pura syok mendengar komentar jahat Mery. "Kamu saya pecat jadi anak acara karena telah menghina ketua yang ganteng ini.," cerca Geo menunjuk-nunjuk Mery dengan gurat wajah serius.

"Wah gila beneran ni orang." Mery bergidik ngeri sambil menggeser badannya agar duduk lebih dekat ke arah Naira.

"Emang dari dulu juga Kak Geo sudah gila Mer," timpal Naira terkekeh pelan.

"Wah kamu mau saya pecat juga?" tanya Geo meninggikan suaranya sambil melipat tangan di dada.

"Tapi jangan deh kamu anggota kesayangan saya, jadi nggak apa-apa kali ini saya maafkan," balas Geo membuat Naira mengernyit heran sekaligus terbang. Pipinya berubah memerah.

Mery menatap geli kearah mereka, telinganya tidak cocok mendengar gombalan Geo.

"Sudah ah Kak Geo, ini gimana revisinya," kata Mery menunjukkan layar laptopnya ke arah Geo yang masih berdiri disana.

"Oke oke maaf gue lagi senang. Mana sini," balas Geo sambil  menyuruh Naira dan Mery bergeser agar ia bisa duduk di tengah-tengah.

"Nih fakultas kasih komentarnya aneh banget." Mery mengalihkan laptopnya jadi ke pangkuan Geo.

"Oh ini kayanya mereka pengen kita lebih jelas lagi nulis penanggung jawabnya siapa aja. Soalnya ini PJ sama kaya di agenda sebelumnya."

Naira dan Mery kompak ber-oh ria. Ketua ospek memang beda. Geo sangat pintar dalam memahami hal seperti itu. Mery mengambil laptop yang ada di pangkuan Geo untuk membenarkan revisian.

Geo menengok, mengawasi apa yang Mery kerjakan tidak salah. Setelah terasa benar, Geo melirik ke arah Naira yang sedang ikut ikutan melihat Mery dengan susah payah karena ketutupan oleh badannya Geo.

Positif!Where stories live. Discover now