10. Call (21+)

23.7K 189 18
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komen 💚🥰

****

"Akhhhh Geo, please jangan berhenti." Tasha heran, Geo bisa seenaknya ini. Benda kenyal yang dingin itu menjelajahi seluruh vaginanya

"Enak?" tanya Geo sambil menyeringai.

"Nghhh enak banget," balas Tasha menggigit bibir bawahnya.

Tidak puas hanya menjilatinya saja, jari jemari Geo mulai nakal. Ia masukkan kedua jarinya ke dalam vagina yang telah mengeluarkan banyak lendir. Kedua jarinya bergerak lihai maju mundur dengan tempo yang cepat. Gerakan jarinya membuat badan Tasha bergerak sesuai tempo kocokan. Ia tidak berhenti mendesah sambil menggerayang payudaranya sendiri. Sungguh pemandangan ini sangat erotis meningkatkan gairahnya.

"Aku mau diatas," ucap Tasha sudah merasa puas. Geo mengangguk kecil dan mereka berganti posisi.

Tasha melepaskan kaos dan melorotkan celana Geo hingga lutut. Kini gilirannya yang bereaksi. Sesuai dugaan, junior Geo berdiri tegak dan terlihat gagah. Tanpa basa-basi ia melahap nya.

"Sha...K-kamu jangan terlalu nakal dong." Baru saja satu lumatan badan Geo menggelinjang seperti sedang tersengat listrik.

Tasha semakin semangat melancarkan krahliannya. Mulutnya mengemut liar batang kemaluan Geo naik turun.

"Yeah gitu Sha, ujungnya isap terus," desah Geo saat Tasha mulai bermain dekat lubang kemaluannya. Ini adalah bagian terbaik yang Geo suka. Kakinya menjepit badan Tasha di bawah sana agar Tasha terus menghisap batang kemaluannya. Geo terus meracau, menggeliat sambil memajamkan mata.

Geo meracau tidak karuan, ia tidak tahan dengan servis yang Tasha lakukan. Menggunakan mulut saja sudah membuatnya gila bagaimana jika masuk ke dalam vaginanya.

"Langsung ke intinya aja, aku gak tahan," ucap Geo memegang kedua bahu Tasha sehingga ia menghentikan aktivitasnya.

"Tapi aku maunya main sambil berdiri."

"Kamu kuat?" tanya Geo yang dibalas anggukan kecil oleh Tasha. Permainan Geo menambah energi di badannya. Layaknya suatu keajaiban, penyakit komplikasinya tidak memberikan efek lemas lagi pada badan Tasha.

Geo ragu-ragu namun ia tetap menuruti permintaan Tasha. Ia membopong badan Tasha ke pinggir sudut ruangan. Lalu membimbing Tasha untuk bersandar di tembok dengan posisi membelakangi dirinya. Geo akan bermain dari belakang.

"Kamu yakin kuat Sha?" tanya Geo sekali lagi. Ia tidak mau Tasha terluka dan bertambah sakit.

"Ayok cepat masukin," balas Tasha dengan yakin. Tasha regangkan sedikit kakinya sehingga Geo bisa lebih mudah memasukkan benda gagah itu.

Geo mulai menggesek-gesekkan penisnya ke labia minor Tasha sebagai permulaan. Terasa sekali jika otot-otot vaginanya sudah menegang, bersiap untuk menjepit.

"Aku masukin ya," tutur Geo memegangi penisnya lalu mendorongnya pelan kedalam kepemilikan Tasha.

"Akhhhh Geo!sakit!" teriak Tasha. Tasha sudah merasa sesak padahal belum semua masuk sempurna.

"Bentar sayang...ini baru kepalanya doang."

"Tahan ya, aku masukin semua sekarang!" Geo menghentakkan badannya kedepan sehingga batangnya tertancap sempurna. Tasha melenguh panjang, rasa sakitnya berubah menjadi rasa nikmat secara mendadak.

Geo mulai bergerak, memompa dengan tempo lambat kemudian berubah menjadi cepat. Ia cengkram kuat payudara Tasha yang ikut bergoyang selaras dengan gerakan badannya. Tidak mau kalah dengan Geo, Tasha ikut menggoyangkan pinggulnya. Keringat mereka telah mengalir, membahasi dahi. Sesekali Geo mengecup leher Tasha yang jenjang.

Positif!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang