26. Liburan Bersama Mark

1.9K 62 3
                                    

Sekitar jam lima sore Mark dan Naira sudah check in di hotel bintang empat dengan view hamparan sawah dan sungai. Naira sangat menyukai tempat itu. Selera Mark benar-benar bagus.

Mereka di hotel hanya menaruh barang saja. Selanjutnya mereka pergi lebih cepat ke restauran yang sudah dipesan. Tempat itu merupakan resto dan bar yang dekat dengan hotel.Tadinya Mark telah melakukan reservasi tempat pukul 20.00 sekalian ingin memotong kue dan meniup lilin. Namun Naira tidak kuat lagi menahan rasa laparnya karena udara yang begitu dingin.

Mereka seperti pasangan serasi berpakaian rapih yang ingin fine dining di restauran mewah bintang lima. Naira mengenakan dress berwarna pink pastel dengan tali di kanan kiri menggantung di bahu, sedangkan Mark menggunakan kemeja hitam dengan celana jeans.

"Pelan-pelan dong makannya, emang enak banget?" tanya Mark memperhatikan lekat-lekat Naira yang duduk di hadapannya.

Naira terlalu sibuk mengunyah sehingga tidak bisa bersuara. Ia hanya mengangguk kecil membuat Mark gemas melihatnya.

"Nih tambah lagi," ujar Mark memotong steak-nya lalu menambahkan di piring Naira.

Naira membulatkan matanya, bahagia. Mulutnya tertarik sedikit menyinggung senyum.

"Permisi, kue red velvet atas nama Mark?" Pelayan berpakaian putih coklat itu tiba-tiba menghampiri meja mereka. Ia membawa nampan kue ukuran mini serta lilin warna satu butir. Disana juga ada sebotol wine yang sengaja Mark pesan sebagai pelengkap.

"Oh iya Kak taruh disini aja." Mark memberikan ruang agar pelayan itu bisa leluasa meletakkan kue di meja.

"Lilinnya mau sekalian dinyalakan?" tanya si pelayan bersiap mengambil korek elektrik dari saku bajunya.

Mark mengangguk sambil tersenyum ramah. Dengan sigap pelayan itu menyalakan lilin. Cahayanya terpantul di mata Mark yang sudah berbinar-binar, ulang tahun yang ke 19 di temani orang tersayang.

Naira berhenti mengunyah, ia letakkan garpu dan pisau di samping piring, perhatiannya teralih kepada kue itu.

"Kok red velvet? Bukannya kamu nggak suka?"

"Tapi kamu 'kan suka," balas Mark sengaja membelikan kue itu untuk dimakan Naira nantinya.

Hati Naira terenyuh mendengarnya. Mark memang selalu mendahulukan kepentingan Naira dibandingkan dirinya sendiri.

"Mau langsung tiup lilin?"

Mark mengangguk semangat. Ia bertepuk tangan layaknya anak kecil yang tak sabar merayakan hari ulang tahun. Padahal ulang tahunnya masih di hari Jumat nanti.

Naira begitu lantang menyanyikan lagu selamat ulang tahun sedangkan Mark ikut bernyanyi namun kebanyakan berhenti karena tersenyum senang melihat Naira yang ceria.

"Tiup lilinnya tiup lilinnya sekarang juga sekarang juga." Bait terkahir lagu dinyanyikan.

Satu hembusan langsung mematikan lilin yang tengah menyala.

"Yeay." Naira bertepuk tangan sambil berteriak.

Diam-diam tangan Naira menelusup ke tas jinjing yang ia letakkan di samping kursi. Lalu ia mengeluarkan hadiah berukuran balok kecil.

"Hadiah buat kamu," ujar Naira menyodorkan hadiah itu kepada Mark.

"Wah thank you Ra." Mark mengambil dengan penuh rasa bahagia.

"Tebak isinya apa?"

"Hmmm kondom?" Celetuk Mark asal.

"Ih Mark!" seru Naira memukul pelan tangan Mark.

Positif!Where stories live. Discover now