2. Geo Gila

11.6K 290 12
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komen 🥰💚
***

Tidak ada hal yang terjadi setelah seminggu kejadian mengerikan di sekre BEM. Naira anggap Geo hanya main-main. Bahkan Naira telah melupakan gertakan cemennya. Ia tetap melakukan pekerjaan sampingannya seperti biasa.

Jam sembilan malam, jendela serta pintu kosannya sudah ia kunci rapat-rapat. Naira sedang bersiap untuk memperbarui konten dewasanya.

Naira sedikit berbeda dengan perempuan kebanyakan yang mungkin akan mengganggap hasrat seksual adalah suatu hal yang tabu. Melalui MessyHer-akun alter miliknya-Naira bebas mengungkapkan seberapa tinggi libidonya. Walaupun terlihat seperti wanita gampangan, Naira masih bisa menjaga diri. Selama ini ia tidak pernah meladeni pria manapun. Ia hanya menjual konten saja dan berjanji tidak akan melaksanakan fantasi seksualnya sembarangan bersama orang lain.

Sekarang pakaian Naira sudah ia tanggalkan. Naira duduk tepat di hadapan cermin sambil memegang ponsel di tangan kiri. Aksinya dimulai dengan meremas buah dada yang telah ia lumuri minyak zaitun. Ia puas melihat badannya yang begitu memukau dari cermin. Lalu jari jemarinya turun menjamah ke bagian privat di bawah sana. Ia gesek-gesekan pelan sebelum masuk pada inti. Badannya mulai serasa melayang kemudian desahannya keluar untuk pertama kali.

Ditengah kenikmatan yang ia rasa tiba-tiba layar ponselnya menampilkan notifikasi drag message, sialnya mata Naira menangkap apa isi drag message itu. Hasrat yang melambung turun seketika. Ia ambil kimono di kasur lalu membuka pesan itu.

Riansssk
@karpetfutsal

Ini video lu bukan si? Soalnya ada watermark MessyHer

Salah satu pengikutnya memberikan pesan beserta link tweet si pelaku. Dengan rasa cemas Naira klik link itu. Ia terus mengumpat dalam hati, pelanggan mana yang tidak menepati perjanjian. Itulah kelemahan jika menjual konten di link gdrive meskipun sudah ia atur agar tidak bisa diunduh tetap saja mereka masih bisa memotret atau merekam layar.

Seketika Naira panik saat tweet pelaku seperti mengenali dirinya. Ia menuliskan 'Baru mahasiswa semester dua saja sudah kaya gini, bagaimana nanti'. Untung video yang ia unggah hanya video setengah badan sehingga wajah Naira tidak terlihat.

"Ini siapa si!" cerca Naira.

Tepat saat Naira ingin menuliskan pesan. Akun itu mengirimkan pesan terlebih dahulu. Seolah-olah si pemilik tahu apa yang sedang Naira lakukan. Ia memberikan alamat yang tidak terlalu jauh dari kosan Naira.

Graffi
@Girafe

Alamat kosan gue. Kalau malam ini lu belum pindah juga, terpaksa gue sebar video yang lebih panas plus dengan wajah cantik lu yang kelihatan

Seketika Naira sadar, itu adalah Geo. Ia cepat-cepat memakai baju dengan asal. Lalu memasukkan beberapa baju dan barang penting lainnya ke dalam tas jinjing besar yang biasa dipakai orang pulang kampung.

Ketika ia membuka pintu, wajah Naira langsung memucat. Ia segera menyembunyikan tasnya di belakang badan.

"Mark? Kamu ngapain kesini?" tanya Naira mendapati sahabat satu-satunya berada tepat di depan pintu kosan. Mereka sudah berteman sejak SMP.

"Kamu kenapa Ra kok kaya panik begitu?" Mark menatap Naira bingung ditambah tas yang Naira sembunyikan terlihat olehnya dan membuat curiga.

Naira ribut dengan isi kepalanya sendiri. Ia tidak bisa menyuruh Mark pulang begitu saja. Ia tidak bisa membiarkan Mark menaruh kecurigaan. Namun disisi lain, ancaman Geo sangat menganggu dan membahayakan dirinya. Sungguh malam itu Geo membuat Naira gila.

***

Geo mendapati Naira yang tengah ngos-ngosan sambil memegangi pinggir pintu kosannya. Ia tersenyum simpul melihat gadis itu ternyata mengikuti permintaannya.

"Gue enggak telat 'kan? Awas saja kalau lu sebarin video gue lagi," cerca Naira sambil mengatur nafas. Setelah Mark pulang, Naira langsung memesan ojek online. Tapi ia malah kesasar karena alamat yang diberikan Geo tidak terlalu lengkap. Ketidakjelasan itu membuat abang ojek menurunkan Naira. Untung saja Naira berhasil bertanya kepada beberapa orang di sana dan menemukan kosan Geo yang berada di gang sempit dengan berlari. Ia heran mengapa ada orang yang memilih kosan jauh dari kampus.

"Masih satu jam lagi sebelum besok. Masuk," kata Geo menahan tawa. Naira mengikuti langkah panjang Geo dan masuk ke dalam kosannya.

Bersih, luas, wangi dan lebih bagus dari kosannya, begitu kesan pertama Naira saat menginjak kamar Geo. Namun apa gunanya semua itu jika tidak bisa bangun jam delapan saat ada kelas jam delapan.

Tidak ada percakapan yang terjadi saat mereka sudah berada di ruangan yang sama. Keduanya sibuk melakukan aktivitas masing-masing. Geo sedang berbaring bermain ponsel sedangkan Naira hampir selesai merapihkan barang bawaannya yang sedikit.

"Enggak ada tempat aman buat taruh daleman apa?" Naira menggerutu menggenggam benda sakralnya.

"Buka lemari terus lihat di paling bawah sebelah kiri. Disitu ada laci," ucap Geo yang langsung diikuti oleh Naira.

"Lu habis rampok sekre? Kenapa banyak banget staples sama isiannya?" tanya Naira ketika membuka laci dan mendapati bertumpuk-tumpuk kardus isian staples serta tujuh staples ukuran besar.

"Bukan yang itu, bagian bawahnya lagi." Geo memperjelas.

Setelah benda sakralnya berada di tempat aman, Naira meregangkan badannya dan duduk di pinggir kasur. "Akhirnya kelar juga." Ia merasa badannya seperti remuk.

"Sini tidur," kata Geo menepuk-nepuk kasur sebelahnya yang kosong. Suara berat Geo memacu jantung Naira berdegup lebih cepat. Sungguh Naira merasa takut. Ia belum siap melakukannya sekarang. Jangankan berbuat langsung, membayangkannya saja membuat Naira bergidik ngeri. Walaupun ada rasa penasaran di dalam hati terkecilnya.

"Gue mau mandi dulu." Naira berusaha menghindar.

Dalam kamar mandi, Naira terus berpikir negatif. Ia yakin seratus persen Geo pasti akan memintanya macam-macam. Ia mulai menyusun rencana harus apa ia di ranjang nanti agar dirinya tidak kikuk. Naira berharap Geo termasuk laki-laki yang lembut dan melakukannya secara perlahan.

Setelah acara mandinya yang begitu lama, Naira tidur di sebelah Geo. Geo menyambutnya dengan pelukan. Badan Naira begitu wangi dan pas dipeluk membuat Geo nyaman seketika. Berbeda dengan Geo, Naira hanya bisa membeku sambil melihat langit-langit kamar.

"Lu punya kondom 'kan kak?"

Geo terkekeh geli. "Memang kita mau ngapain?" pancingnya.

"Enggak usah sok polos," cibir Naira.

"Nai ... gue cuman butuh kehadiran lu di kosan ini, peluk gue sebelum tidur, tenangin gue kalau lagi overthinking. Gue enggak akan lakuin lebih dari itu tanpa persetujuan lu," suara lembut Geo semakin memacu detak jantungnya. Sepanjang Naira mengetahui Geo di kampus, ia tidak pernah mendengar suaranya selembut itu.

"Dih enggak mungkin!" Naira tidak akan tertipu dengan mulut manis Geo.

Geo tidak berusaha meyakinkan Naira. Ia masih memeluk Naira dengan erat sambil menempelkan pipi ke dada Naira.

"Jangan-jangan-lu gay?" tanya Naira mengangkat sebelah alisnya.

Geo terbelalak. "Mau ngomong sembarangan lagi atau gue cium?"

Naira menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menutup mulut. Kode ia tidak akan berbicara sembarangan lagi.

Kemudian Geo mengarahkan tangan Naira ke kepalanya. "Elusin," ucap Geo yang dituruti oleh Naira dengan gugup.

"Kalau tiba-tiba gue mimpi buruk, bangunin pelan-pelan ya. Terus peluk lagi," pinta Geo lalu mulai memejamkan mata. Wajah Geo menampakkan ketenangan membuat Naira merasa aman. Tampaknya Geo bukan macan yang membahayakan.

***

TBC

Hmmm gimana guys?
Kira kira ada yang mau nebak mereka kedepannya bakal gimana?

Positif!Where stories live. Discover now