43. Diancam

777 26 2
                                    

Jangan lupa vote dan komen

Hi guys hari ini sudah lebaran ya...
Selamat hari raya, mohon maaf lahir dan batin🙏🥰
***

Geo mundur beberapa langkah, memberikan jarak agar Naira merasa aman.

Selang beberapa menit, perlahan Geo berjalan mendekati Naira yang tampak lebih tenang tidak sehisteris tadi. Naira sedang menutup wajahnya sambil menangis tersedu-sedu.

"Ra," lirih Geo menatap Naira dengan sorot sedih, menenangkan hati Naira.

"Ra maafin gue karena telat datang. Maafin gue, gue nggak bisa jagain lu. Maaf...." Suara Geo terdengar tulus, tatapannya berubah sendu. Geo memberanikan diri untuk menyentuh lengan Naira, seketika sentuhan itu membuat tangan Naira mengepal keras. Badannya tiba-tiba merinding dan gemetaran ibarat tersengat listrik.

"Pergi Kak! Gue nggak mau lihat lu lagi!"

"Ini semua karena lu! Kenapa lu suruh Kavi buat lakuin itu ke gue? Kapan lu cari tahu tentang masa lalu gue?" sambung Naira membuat Geo terdiam tak percaya. Begitupun dengan Mery di belakang Geo, ia menutup mulut karena terkejut.

Geo tertegun cukup lama. "Maksud nya  apa Ra?"

"Nggak usah sok baik Kak! Gue muak!"

Kaki Geo mulai melemas. Naira salah paham, ia sudah terkena tipu daya Mark. Geo sempat melirik ke arah Mark yang menunjukkan ekspresi wajah menang.

"Lagian Kavi sudah bongkar semuanya. Dia bilang lu yang nyuruh cicipin gue!"

"Naira!Aku--" Geo mengehentikan ucapannya.

"Aku sayang sama kamu. Aku nggak mungkin lakuin itu," sambung Geo dengan suara lembut. Akhirnya ia memilih untuk mengungkapkan perasaan yang baru ia sadari.

"Sayang?" Naira terkekeh pelan. Raut wajahnya yang sehabis menangis lalu tertawa membuat kengerian sendiri. Ia tampak seperti orang gila.

"TERUS KENAPA LU LAKUIN INI!" Mata Naira yang semakin merah melotot ke arah Geo.

"Aku nggak ngerti apa yang kamu omongin Ra. Semua ucapan kamu salah,"  Mata Geo mulai terasa panas, bulir bulir air hendak keluar dari sana. Namun sekuat tenaga, Geo menahannya.

"Salah dimana nya? Lu yang ninggalin gue berduaan sama Kavi di sekre! Bahkan lu nggak kembali lagi dan biarin gue sendirian disana!"

"Naira aku pergi buat ketemu Mark. Dan dia bajak Hp aku. Dia yang chat Mery buat pergi ke gedung B. Semuanya salah Mark! Kamu harusnya curiga sama Mark. "

Kepala Naira makin terasa pusing. Ia tidak tahu harus percaya kepada siapa.

"Nai kamu jangan kemakan sama kata-kata dia. Dia dari dulu nipu kamu," sambar Mark tidak mau disalahkan.

"ANJING LU NGGAK USAH SEMBUNYI TANGAN!" Geo tidak dapat membendung emosinya lagi. Ia berlari ke arah Mark dan mencekik lehernya hingga punggung Mark terbentur ke tembok. Urat-urat di lengan Geo keluar. Wajah Mark seketika membiru karena kekurangan oksigen.

"Kak Geo stop! Lepasin Mark! Lu Enggak usah nuduh Mark kaya gitu!"

Geo menengok ke belakang, menatap Naira sehingga ia lengah dan Mark langsung menepis tangan Geo dari lehernya. Mark tertunduk lesu sambil menarik nafas dalam-dalam.  Mery segera menarik lengan Mark untuk menjauhi Geo. Takut jika Geo kembali menyerang.

"Ra...Mark itu manipulatif. Dia yang salah.kamu nggak boleh dekat-dekat sama dia lagi Ra."

"Lu tahu apa si tentang Mark? Dia sahabat gue dari SMP. Mark nggak mungkin bohong!"

Positif!Where stories live. Discover now