46. Hubungan Yang Tak Terduga

2.6K 50 19
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komen 💚🥰
****

Geo dan Mery kompak memalingkan wajah dengan malas. Mereka bosan mendengar alasan yang itu itu saja. Mark selalu menggunakan status persahabatannya untuk menghindari fakta.

"Terus kenapa kamu kenalin Kavi ke Mery? Memang kamu nggak tahu sifat Kavi?"

"Mohon maaf sebelumnya Bapak dan Ibu, niat awal saya hanyalah untuk membantu anak acara dan sebenarnya Kak Kavi itu teman lama saya. Selama saya berteman, Kak Kavi tidak pernah melecehkan perempuan seperti ini, jangankan melecehkan menggoda atau iseng saja dia tidak pernah," timpal Mark. Mery mulai goyah, ia termakan buaian mulut Mark. Mungkin memang pertemuan awal mereka adalah suatu kebetulan. Tidak hanya Mery saja yang bimbang, dosen-dosen yang tadinya menyudutkan Mark mulai mempercayainya kembali.

"Saya nggak keberatan kalau kasus ini di laporkan ke polisi malahan saya senang sahabat saya naira bisa dapat keadilan. Saya nggak takut apa-apa kok dan nggak ada hal yang saya tutup-tutupin," sambung Mark dengan tenang.

"Mark bohong Pak Bu! Dia belum bicara yang sejujurnya." Geo berteriak.

Wisnu memegangi dahinya sambil memijat-mijatnya pelan. Ia memandangi Mark di depannya, berusaha menemukan celah dari raut wajahnya dan gerak gerik tubuhnya apakah Mark memang jujur atau ia sedang menyembunyikan sesuatu.

"Pak saya punya saran, Mungkin dugaan bapak dan ibu itu keliru. Kak Kavi melecehkan Naira atas dasar keinginan sendiri tapi mungkin dia ingin mengulur waktu dengan memancing dugaan bapak dan ibu jika ia disuruh oleh Kak Geo dan sekarang keinginannya terwujud, kasus Naira jadi larut dalam ketidakpastian. Kak Kavi sebagai pelaku utama malah bisa berkeliaran di luar sana," ujar Mark dengan tenang dan berhasil menghanyutkan suasana yang tadinya tegang. Dosen-dosen saling melempar tatap, mereka seperti terhipnotis mudah percaya dengan apa yang Mark katakan.

Senyuman sinis tergurat di bibir Geo. Geo sungguh ingin bertepuk tangan mendengar perkataan Mark yang sangat positif dan terdengar indah padahal ia ingin menutupi kesalahannya. Dalam hatinya, ia berjanji akan membuat Naira sadar jika laki-laki yang selama ini bersahabat dengannya adalah seorang manipulatif layaknya sosiopat.

Wisnu menghela nafas berat sebelum ia membuka suara. "Kita harus akui kalau kita ini hanya seorang dosen yang tidak paham seperti aparat yang berwenang. Mungkin saja apa yang dikatakan Mark benar. Sekarang yang kita bisa lakukan adalah fokus kepada Kavi," kata Wisnu tidak mau ambil pusing lagi.

"Pak nggak bisa begitu dong! Sikap Mark yang mencurigakan sebelum kejadian bagaimana? Saya yakin kalau Mark itu dalangnya!"

"Nak Geo tolong bicara yang sopan!"

"Ini bukan ranah kita lagi Geo. Mau ada dalangnya atau tidak, Kavi tetap pelaku utama dan dia sudah mengakui kesalahannya. Yang terpenting adalah Kavi mendapatkan hukuman."

"Saya boleh izin berbicara Bapak dan Ibu?"

"Jika memang Kak Geo masih ingin mengikuti firasatnya saya bersedia Pak di interogasi oleh polisi. Dan saya akan coba bantu agar Naira mau melaporkan kasus ini."

Geo memutar bola matanya malas, lagi-lagi Mark berusaha membalikkan keadaan.

****

Tok Tok Tok!

"Iya sebentar," ucap Tasha sambil melangkahkan kakinya dengan cepat untuk membuka pintu. Hatinya sangat yakin jika itu adalah Geo.

Namun ekspresi ketusnya keluar natural begitu saja saat pintu itu terbuka dan mata Tasha bertatapan dengan si tamu.

"Lu ngapain disini?!" Tasha berteriak kaget mendapati Kavi yang ada di hadapannya. Ia bingung sejak kapan Kavi tahu alamat apartemennya.

"Sorry kalau gue tiba-tiba datang dan ganggu. Gue boleh masuk nggak? Ada yang mau gue omongin."

"Ngomongnya disini aja," jawab Tasha dengan tegas sambil keluar apartemen dan menutup pintu. Kavi jadi ragu ingin membicarakan sesuatu sebab sikap Tasha seperti tidak suka dan tidak menginginkan Kavi datang.

"Gue mau minta tolong...." Kavi mengatakannya ragu-ragu.

"Minta tolong apa? Minta uang buat beli obat? sorry banget gue belum bisa ngasih, lagian uang yang gue kasih waktu di rumah sakit sudah habis?" tanya Tasha tak sabaran. Ia sudah lelah memberikan pinjaman uang, bahkan sebagian besar memberikannya secara cuma-cuma kepada Kavi untuk pengobatan dirinya sendiri.

"Ini bukan tentang uang Sha."

"Gue...mau di penjara," sambung Kavi yang kepikiran beberapa hari terakhir ini. Walaupun Naira belum melapor polisi dan surat penangkapan belum Kavi dapatkan tapi ia merasa sangat gelisah. Kavi yakin bahwa dia akan ditangkap.

"Hah? Lu gila?! Kenapa?!" Tasha tidak bisa mengontrol rasa syoknya. Matanya terbelalak tak percaya. Ia sudah mengenal Kavi sejak 4 tahun lalu. Kavi itu adalah salah satu pelanggan lamanya. Tasha tahu sifat Kavi yang sangat minus dan tidak berakhlak. Tapi mendengar laki laki yang ada di hadapannya itu akan dipenjara membuat dirinya hilang akal.

"Gue perkosa anak orang Sha," lirih Kavi.

"ANJIR LU GILA?!" teriak Tasha sambil melotot ke arah Kavi.

"Gue nyesel banget Sha. Saat itu gue khilaf karena badannya benar-benar ngebuat gue turn on. Tapi sekarang gue takut Sha, gue nggak mau mendekam di penjara. Nanti mama gue siapa yang jagain?"

"Nggak usah pakai khilaf khilaf segala. Lu goblok banget si!" Tasha terlihat frustasi, kepalanya mulai pening seketika.

"Terus gue harus gimana? Gue takut banget kalau nanti dilaporin ke polisi."

"Lu tau nggak si apa yang gue pikirin? Gue mikir korbannya anjir! Lu ingat nggak si kalau lu itu HIV? Terus korbannya gimana bangsat?!" Tasha berteriak di depan wajahnya sambil menarik baju Kavi.

"Gue nyesel Sha, saat itu mata gue benar benar buta. Please bantuin gue Sha, setidaknya kalau gue nanti dipenjara lu bantuin jaga mama gue yang dirawat," ucap Kavi memohon-mohon.

Sementara Tasha tidak bisa berkata berkata sebab ia peduli dengan korban yang mungkin sekarang dalam keadaan bahaya. Virus itu pastinya tidak akan terasa selama dua sampai tiga tahun lalu lama kelamaan gadis malang itu bisa menjadi seperti Tasha yang terkena AIDS.

****
TBC

Semoga kalian masih ingat di part sebelum sebelumnya Tasha pernah ke rumah sakit dan ketemu  Kavi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 07, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Positif!Where stories live. Discover now