Gara-gara Nafsu

8.8K 28 1
                                    

Ayaka berada di sebuah rumah mewah yang memiliki desain seperti rumah-rumah dalam film Disney yang dia tonton.

Ayaka terpana melihat keindahan halaman rumah yang penuh dengan bunga yang harum nan cantik.

“Ibu emangnya enggak papa kalau kita tinggal di sini?” tanya Ayaka.

“Enggak papa sayang. Ibu udah bilang sama majikan Ibu kok dan mereka mengizinkan,” jawab Rasta.

Ayaka mengangguk mengerti, tatapannya tertuju pada bunga-bunga cantik yang memiliki beragam macam warna. Sedangkan Rasta ikut senang melihat senyuman yang terukir di bibir mungil Ayaka.

“Ayo, ikut ibu ke dalam. Kita harus bertemu majikan ibu,” ajak Rasta.

Rasta menggenggam tangan Ayaka, lalu membawanya masuk ke kediaman keluarga Yokohama. Kedatangan mereka disambut dengan baik oleh pembantu lain terutama Bi Ijah yang sudah Rasta anggap sebagai ibunya sendiri.

“Eh ada Ayaka. Kamu cantik banget kayak Ibu,” puji Bi Ijah.

Ayaka tersipu malu. "Nenek juga cantik,” jawab Ayaka.

“Ini anak kamu?” Tiba-tiba seorang wanita paruh baya mendekati mereka. Wanita itu adalah istri dari Tuan Yokohama.

“Iya, Bu. Ini anak saya,” jawab Rasta seraya menunduk hormat.

“Cantik seperti Ibunya,” pujinya.

Wanita itu mendekati Ayaka, lalu membungkuk untuk menyamakan posisinya dengan Ayaka.

“Siapa nama kamu?” tanyanya.

“Nama aku Ayaka Vidyanata tapi Ibu manggil aku Aya,” jawab Ayaka memperkenalkan dirinya.

“Oke Aya, Mulai sekarang kamu panggil saya Grandma Lisa, anggap saya seperti nenekmu sendiri.” Dia mengelus puncak kepala Ayaka.

“Iya, Grandma.” Ayaka tersenyum simpul, lalu menatap Lisa dengan wajah polosnya.

“Sekarang Aya istirahat dulu ya. Pasti Aya capek,” ujar Lisa.

“Iya, Grandma. Aya bobo dulu ya, papay Grandma.” Ayaka melambaikan tangan dan berjalan mengikuti Rasta menuju kamar yang sudah disiapkan.

Lisa sengaja memberikan satu kamar khusus untuk Ayaka karena sebenarnya Lisa ingin mempunyai cucu tapi putra semata wayangnya enggan menikah walaupun sudah dikenalkan dengan berbagai wanita yang sederajat dengan keluarganya.

***

Rasta sedang menyiapkan makan malam untuk keluarga Yokohama. Ia menghidangkan menu khas Jepang karena anak majikannya datang.

Tanpa sadar, ada seseorang yang tengah memandangnya dari jauh.

“Seksi banget,” batinnya.

Pria itu mendekati Rasta, lalu memeluk Rasta dari belakang. Rasta terkejut dan menoleh ke belakang, ia melihat Rendy—anak majikannya—berada tepat di belakangnya.

“Tu—tuan kenapa memeluk saya?” tanya Rasta dengan nada bergetar. Takut ada orang yang melihatnya.

“Saya tertarik denganmu. Maukah kau tidur denganku?” tanyanya dengan sedikit berbisik.

“T—tapi Tuan—”

“Jika kamu menolak, saya akan menyuruh Ibu saya untuk pecat kamu!” ancamnya.

Rasta diam, ia bingung mau menjawab apa karena ancaman Tuannya pasti tidak main-main.

“Bagaimana? Apa kamu mau bermain denganku?” tanyanya sekali lagi.

“I—iya,” jawab Rasta gugup.

Dia tersenyum seringai, lalu mempererat pelukannya. Dia meraba-raba bagian sensitif, sedangkan Rasta berusaha fokus mencuci piring. Namun, putra dari majikannya justru meremas gumpalan lemak di dada yang menciptakan suara desau.

“Jangan diremas,” ujar Rasta.

Rasta berusaha menahan diri agar tidak terbawa suasana. Tetapi anak majikannya semakin liar dan menjilat seluruh bagian sensitif yang menciptakan ketegangan.

“Ayo desau lagi sayang.” Dia menjelajahi tubuh Rasta hingga tangannya masuk ke helaian kain yang menutupi tubuh Rasta.

Rasta kembali mengeluarkan desau membuat permainan semakin memanas. Rasta menggenggam jari-jemari Tuannya, kemudian mereka bercumbu mesra.

“Astagfirullah, Rendy!” Pekikan seorang wanita terdengar dari arah belakang. Spontan Rasta dan pria itu menoleh ke sumber suara, mereka terbelalak saat mengetahui Lisa berdiri di ambang pintu dapur.

“Bunda!” Rendy terkejut. Ia melepas pelukannya dan menjauh dari Rasta.

“Jadi seperti ini perbuatan kalian di belakang saya?” tanya Lisa menatap Rasta dan Rendy bergantian.

“Ini tidak seperti yang Bunda lihat,” ucap Rendy mencoba mengelak.

“Cukup! Pokoknya Bunda akan menikahi kalian!” tegas Bunda membuat Rendy dan Rasta terkejut.

“Apa? Bunda mau nikahi aku sama pembantu jelek kayak dia? Please Bunda, aku cuman khilaf.” Rendy menolak seraya berjalan mendekati Lisa.

“Perbuatan yang kamu lakukan sudah kelewat batas dan Bunda tidak mau tau, kalian harus bertanggung jawab atas perbuatan tidak senonoh di rumah ini!” tegas Lisa.

Lisa berjalan menjauh dari dapur, sedangkan Rendy terus mengikutinya dan membujuk Lisa. Namun, keputusan Lisa sudah bulat.

Ia akan tetap menikahi putranya dengan Rasta karena ia tidak suka perbuatan zina yang dilakukan oleh Rendy dan Rasta.

Terjebak Gairah Ayah TiriWhere stories live. Discover now