Rehan Dijodohin?

1.8K 10 1
                                    

Setelah selesai membuat kue, Ayaka duduk di meja makan bersama Bunda dan Rehan. Ketiganya terlihat canggung dan tidak ada obrolan yang dibahas oleh mereka.

“Sudah berapa lama kalian pacaran?” tanya bunda memecahkan keheningan di antara mereka.

“Baru 2 bulan,” jawab Rehan jujur.

“Kamu tahu kalau bunda sudah menjodohkan kamu dengan anak teman bunda?” tanya bunda dan dibalas dengan anggukan oleh Rehan.

“Aku sudah besar dan aku cuman mau sama Ayaka!” tegas Rehan.

“Tapi bunda tidak mungkin membatalkan perjodohan kamu dengan Raina. Jadi bunda mohon, tolong jauhi Rehan karena Rehan sudah memiliki jodoh.” Bunda berkata seraya menatap Ayaka.

Ayaka hanya terdiam dan sesekali menatap Rehan.

“Bunda jangan egois! Rehan enggak mau sama Raina dan kalau bunda paksa Rehan putus sama Ayaka, aku bakal pergi!” ancam Rehan.

“Jadi kamu lebih membela dia? Bunda yang melahirkan dan bunda juga telah merawat kamu tapi ini balasan kamu ke bunda?” tanya Bunda dengan emosi yang meledak-ledak.

“Merawat? Selama ini bunda selalu sibuk dengan bisnis dan sekarang bunda minta aku membalas jasa bunda?” Rehan berbalik bertanya.

Rehan dan bunda beradu pandangan. Mereka terlihat seperti elang yang hendak memakan mangsanya, sedangkan Ayaka menjadi tidak nyaman karena perdebatan ini.

“Lebih baik aku pergi,” tutur Ayaka lalu pergi meninggalkan Rehan.

“Aya tunggu!” seru Rehan seraya berlari mengejar Ayaka, tetapi Ayaka mengabaikan Rehan dan mempercepat jalannya.

Ayaka berusaha menghindari Rehan, tetapi Rehan mencengkeram tangannya dan berdiri di depannya.

“Kamu mau ke mana?” tanya Rehan.

“Bukan urusan kamu,” jawab Ayaka.

“Tolong jangan dengarkan bunda. Sampai kapanpun aku tetap memilihmu,” ucap Rehan mencoba meyakini Ayaka.

“Tapi bunda tidak merestui hubungan kita. Kamu jangan menjadi anak durhaka,” ujar Ayaka tanpa menatap Rehan sedikitpun.

“Tolong lihat aku.” Rehan memegang pipi Ayaka, lalu menatap pupil mata Ayaka dari dekat. “Aku cuman cinta sama kamu, Ayaka Vidyanata.”

Ayaka menelan saliva, ia mencoba menahan air yang hendak menetes dari kedua matanya. Ayaka mencintai Rehan tapi ia tidak mau merusak keharmonisan ibu dan anak.

“Restu Ibu dalam sebuah hubungan itu penting dan aku rasa kamu akan lebih bahagia jika menerima perjodohan itu,” tutur Ayaka.

“Lalu apa mau kamu?” tanya Rehan.

“Kita putus,” jawab Ayaka.

Ayaka menepis tangan Rehan lalu berjalan menuju pintu gerbang, sedangkan Rehan terpaku serta meratapi kepergian Ayaka.

***

Keesokan harinya.
Ayaka sudah tiba di sekolah dan bergegas memasuki kelasnya karena enggan bertemu Rehan.

Ayaka sudah memutuskan untuk menjauh dari Rehan karena ia tidak mau merusak kebahagiaan Rehan.

“Tumben pagi-pagi udah di kelas. Biasanya manjat pager sama Rehan,” celetuk Lusi—temannya.

“Lagi rajin aja,” jawab Ayaka.

“Lagi rajin atau lagi berantem sama Rehan?” goda Lusi.

Ayaka hanya diam dan pura-pura mengerjakan tugasnya. Tidak lama, bel masuk berbunyi dan seluruh murid duduk di bangkunya masing-masing.

“Selamat pagi anak-anak. Kita kedatangan murid baru hari ini,” tutur Bu Dahlia—wali kelas XII-IPA.

Bu Dahlia melihat ke ambang pintu dan menyuruh seseorang untuk masuk ke dalam. Tiba-tiba seorang gadis cantik dengan rambut yang terurai panjang memasuki kelas dan berdiri di depan papan tulis.

“Perkenalkan nama gue Raina Handoko. Gue pindahan dari SMA Setia Abadi,” ungkapnya.

Ayaka terbelalak, ia tidak asing dengan nama Raina. Mungkinkah dia adalah gadis yang dijodohkan dengan Rehan?

“Buset udah kelas 12 pindah. Ada masalah apa tuh?” tanya Gilang—ketua kelas XII-IPA.

“Gue bunuh orang. Lo mau gue bunuh juga?” jawab Raina dengan sedikit gurauan.

“Buset ngeri juga,” sahut Gilang.

“Cukup! Sekarang kamu boleh duduk di sana,” jawab Bu Dahlia seraya menunjuk kursi kosong di sebelah Ayaka.

Raina mengangguk, lalu berjalan menuju bangku yang berada dibarisan tengah. Sesampainya di depan bangku, Raina meletakkan tasnya dan duduk di samping Ayaka yang menatapnya dengan intens.

“Kenapa lo ngeliatin gue?” tanya Raina mengejutkan Ayaka.

“Enggak papa,” jawab Ayaka gugup.

Ayaka memalingkan pandangan dan mencoret-coret buku untuk menghindari kontak mata dengan Raina.

“Gue tahu lo siapa dan mulai sekarang, gue enggak bakal biarin lo buat dekat sama Rehan karena Rehan itu punya gue!” tegas Raina dengan sedikit berbisik.

Ayaka menelan saliva, lalu menatap Raina yang tersenyum sinis padanya. Ayaka tidak menyangka jika Raina sudah mengetahui identitasnya sebagai pacar Rehan, bahkan Raina terang-terangan membencinya.

Terjebak Gairah Ayah TiriWhere stories live. Discover now