Belenggu

469 5 0
                                    

Keesokan harinya.
Ayaka membuka mata, meraba-raba tempat tidur dan mencari Rendy.

“Rendy kemana ya?” tanya Ayaka.

Ayaka beranjak dari kasur dan melangkah luar. Ayaka menuruni anak tangga, mencari keberadaan Rendy yang menghilang tiba-tiba.

Sesampainya di lantai satu, Ayaka melihat Natasya tengah duduk santai di sofa ruang tamu. Ia menikmati camilan dan secangkir susu sambil menonton siaran televisi.

Ayaka berjalan mendekati Natasya, lalu berdiri di dekatnya.

“Kak, lihat Rendy enggak?” tanya Ayaka dengan sedikit gugup.

“Rendy tadi lari pagi sama Galang. Mungkin sebentar lagi mereka pulang,” jawab Natasya santai.

“Oh, gitu ya. Makasih, Kak.”

Ayaka menunduk hormat, lalu berbalik dan hendak pergi Natasya.

“Ayaka,” panggil Natasya.

Langkah Ayaka terhenti, ia kembali berbalik dan menatap Natasya dengan wajah bingung.

“Ada apa, Kak?” tanya Ayaka.

“Duduk sini. Aku mau bicara sama kamu,” ujar Natasya.

Ayaka mengangguk, lalu duduk di sebelah Natasya. Ayaka semakin gugup ketika melihat wajah Natasya yang datar tanpa ekspresi.

“Kamu sudah berapa lama pacaran sama Rendy?” tanya Natasya.

“Kami enggak pacaran,” jawab Ayaka.

“Terus status hubungan kamu sama Rendy apa?” tanya Natasya.

“Rendy itu Ayah Tiriku,” jelas Ayaka.

“Ayah Tiri? Jadi Rendy nikah sama Ibu kamu?” tanya Natasya lagi.

“Iya tapi Ibu sudah meninggal dunia jadi mau tidak mau aku harus nurut sama Rendy karena cuman Rendy yang aku punya,” jawab Ayaka.

“Innalilahi, aku turut berdukacita. Semoga amal perbuatan Ibu kamu diterima oleh Allah,” tutur Natasya.

“Aamiin,” sahut Ayaka.

Ayaka tersenyum kecil, sedangkan Natasya masih memandang Ayaka dengan wajah sedih. Ia iba melihat Ayaka yang sepertinya tidak begitu mencintai Rendy.

Ia tahu Rendy bukan pria baik, dia sering mabuk-mabukan dan bercinta dengan banyak wanita. Itulah yang membuatnya mengambil keputusan mengakhiri hubungan dengan Rendy dan berpacaran dengan Galang.

“Kamu jatuh cinta sama dia?” tanya Natasya.

“Aku tidak tahu. Aku masih bingung sama perasaan aku karena aku baru putus sama pacarku dan rasanya mustahil untuk jatuh cinta lagi,” jawab jujur Ayaka.

“Aku paham tapi sebaiknya kamu jangan jatuh cinta terlalu dalam pada Rendy sebab Rendy bukan pria baik. Dia mendekati kamu karena obsesi bukan cinta sungguhan. Suatu saat dia akan menyelingkuhi kamu, persis seperti dia menyelingkuhi aku dulu.” Natasya menjelaskan detail keburukan Rendy di masa lampau.

Ayaka diam, menyimak nasihat Natasya. Natasya benar cinta Rendy kepadanya patut diwaspadai sebab Rendy hanya terobsesi untuk memilikinya, dan kemungkinan besar Rendy tidak benar-benar tulus padanya. Rendy hanya ingin membuktikan bahwa dia bisa mendapatkan apa pun yang dia mau.

“Assalamualaikum.”

Tiba-tiba Rendy dan Galang muncul. Mereka berjalan mendekati Ayaka dan Natasya yang duduk di sofa.

“Kamu udah bangun dari kapan?” tanya Rendy sambil menatap Ayaka.

“Baru,” jawab bohong Ayaka.

Ayaka tersenyum, lalu menghampiri Rendy yang mematung dekat sofa. Rendy melontarkan tatapan curiga kepada Natasya, sedangkan Natasya memalingkan wajahnya dan tersenyum kepada Galang.

“Hari ini kita pulang ya. Soalnya aku mau wisuda,” tutur Ayaka membuyarkan lamunan Rendy.

“Iya, nanti kita pulang. Sekarang kita rapikan dulu barang-barang,” sahut Rendy santai.

“Tapi sebagian barang kita tertinggal di villa seram. Apa harus diambil?” tanya Ayaka.

“Enggak perlu. Beli baru saja. Nyawa lebih penting daripada uang,” pungkas Rendy.

Rendy berbalik dan pergi meninggalkan Ayaka. Dia menaiki tangga dengan sedikit tergesa-gesa, Ayaka meratapi kepergian Rendy dengan wajah bingung.

“Ini undangan buat kamu,” kata Natasya sambil menyodorkan sebuah undangan kepada Ayaka.

“Kalian harus datang ya. Kalau perlu ajak Tante Lisa dan Om Yokohama juga,” ujar Natasya.

Ayaka mengangguk dan menerima undangan tersebut. Tiba-tiba terdengar suara koper yang terseret dari anak tangga. Ayaka menoleh, melihat Rendy tengah menuruni anak tangga sambil membawa koper.

“Kita pulang sekarang. Kakek dan Nenek mau sudah di bandara,” ungkap Rendy.

Rendy berjalan menuju pintu keluar, Ayaka berpamitan kepada Natasya. Setelah itu, Ayaka menyusul Rendy yang sudah menunggu dalam mobil. Ayaka masuk ke mobil dan duduk di samping Rendy, lalu mobil Rendy melaju dengan kecepatan sedang.

Natasya dan Galang meratapi mobil Rendy hingga menghilang dari penglihatan mereka, lalu mereka masuk ke dalam dan menutup pintu rumah dengan rapat.

Terjebak Gairah Ayah TiriWhere stories live. Discover now