Pasrah

2.4K 7 0
                                    

Cahaya matahari menusuk mata Ayaka. Ia membuka mata dan melihat gorden kamarnya yang sudah dibuka.

“Selamat pagi, sayang.” Rendy menyapa sambil membawa nampan berisi air putih dan nasi goreng.

“Ngapain kamu ke sini?” tanya Ayaka.

Ayaka memundurkan posisinya dan menutup tubuhnya dengan selimut serta bantal. Ia juga menodongkan gunting ke arah Rendy, takut Rendy kembali menyentuhnya.

“Aku mau kasih sarapan,” jawab Rendy dengan suara santai.

Rendy meletakkan nampan di depan Ayaka, sedangkan Ayaka hanya diam sambil menunjukkan wajah sinis.

“Lo bilang lo enggak akan sentuh gue tapi semalem lo malah rampas kesucian gue!” Ayaka menjerit, matanya menatap tajam Rendy.

“Gue khilaf, gue enggak sengaja perkosa lo. Semalem gue mabuk dan gue kehilangan kendali atas diri gue,” tutur Rendy.

Ayaka dan Rendy saling melontarkan tatapan. Rendy merasa bersalah atas perbuatannya semalam, sedangkan Ayaka kembali diam. Perlahan air mata keluar dan membasahi pipinya.

“Lo jahat! Gue benci sama lo!” seru Ayaka sambil terisak.

“Maaf,” ucap Rendy.

Rendy menarik tangan Ayaka dan mendekap tubuhnya dengan erat. Rendy mengusap rambut Ayaka, sedangkan Ayaka pasrah dan menangis di pelukan Rendy.

Ayaka tidak bisa melakukan apa pun karena semuanya sudah terjadi. Sekali pun dia membenci Rendy, kesuciannya tidak akan kembali.

Rendy melepas pelukannya, dan berjongkok di hadapan Ayaka.

“Dengarkan aku ... Aku akan bertanggung jawab atas perbuatan aku dan aku siap menikahi kamu kalau kamu mengandung anakku,” ungkap Rendy menenangkan Ayaka.

“Tapi—”

“Tolong berikan aku kesempatan untuk memilikimu,” kata Rendy sambil menyatukan kedua tangannya, lalu bersujud di kaki Ayaka.

Ayaka menghela napas, kemudian mengangguk kecil. “Aku kasih kamu kesempatan tapi kamu harus berubah jadi lebih baik. Jangan pernah mabuk-mabukan lagi,” ujar Ayaka.

“Iya, aku janji.”

Rendy mengacungkan jari kelingking sebagai sumpahnya pada Ayaka, lalu mereka tersenyum dan menatap satu sama lain. Rendy duduk di samping Ayaka, lalu Rendy berbaring dan kepalanya tiduran di paha Ayaka.

Rendy melihat wajah Ayaka dari bawah, Ayaka membelai rambut Rendy seperti seorang bayi. Mereka larut dengan belenggu masing-masing hingga menciptakan suasana hening.

“Gimana hubungan kamu sama Rehan?” tanya Rendy memecahkan keheningan.

“Enggak gimana-gimana,” jawab Ayaka.

“Kamu sayang sama dia?” Rendy kembali bertanya. Kali ini suaranya terdengar sedikit sedih.

“Sayang,” jawab jujur Ayaka.

“Hmm ... Kayaknya aku enggak bisa kalahin Rehan di hati kamu ya? Apa aku mundur saja?” tanya Rendy.

“Jangan! Bundanya Rehan enggak merestui hubungan aku dan dia jadi kemungkinan kita akan putus,” ungkap Ayaka.

“Kenapa enggak putus sekarang aja?” tanya Rendy dengan mimik heran.

“Aku masih bimbang,” jawab Ayaka.

Ia membisu dan memandang ke langit-langit kamar. Tiba-tiba alarm berbunyi, menandakan pukul 06.15 dan Ayaka harus berangkat sekolah.

Ayaka beranjak dari kasur dan masuk ke dalam kamar mandi. Ia menggosok seluruh tubuhnya dan menyikat gigi supaya menghilangkan bekas jigong Rendy yang tertinggal.

Setelah selesai mandi, Ayaka keluar dan memakai seragamnya. Namun tiba-tiba pintu terbuka dan Rendy berdiri di ambang pintu.

“Argh!” Ayaka berteriak. Ia menutup auratnya menggunakan handuk, sedangkan Rendy terkekeh dan melangkah mendekati Ayaka.

“Kenapa harus ditutup sih? Aku sudah rasain ini. Kalau kamu mau lagi kita lanjut part tiga,” kata Rendy.

Rendy menautkan alisnya, dan tersenyum seringai. Ayaka bergidik ngeri saat melihat senyuman Rendy.

“Enggak dulu,” jawab Ayaka.

Ayaka mengancing seragam, lalu merapikan rambutnya. Setelah itu, Ayaka mengambil tas dan berjalan keluar kamar. Ayaka menuruni anak tangga, Rendy mengikuti Ayaka yang berjalan dengan tergesa-gesa.

“Jalannya santai saja sih. Sekalipun telat kamu enggak bakal diterkam sama gurunya,” tutur Rendy.

“Tapi aku disuruh bersihin toilet sekolah yang banyak tai berceceran di lantai,” sahut Ayaka.

Ayaka tiba di lantai satu, ia bergegas keluar dan hendak memesan ojol. Namun, tiba-tiba Rendy merampas ponsel Ayaka dan menyeretnya menuju mobil.

“Aku anter aja,” katanya.

Tanpa meminta persetujuan Ayaka, Rendy langsung memaksa Ayaka masuk ke mobil. Kemudian Rendy ikut masuk dan menancapkan pegas mobilnya, meninggalkan pekarangan kediaman Yokohama dan melaju dengan kecepatan tinggi.

Terjebak Gairah Ayah TiriWhere stories live. Discover now