Cinta Persegi

1.1K 5 0
                                    

Rendy memberhentikan mobilnya di depan pintu gerbang sekolah Ayaka. Rendy keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Ayaka.

Ayaka keluar dari mobil, lalu berdiri di depan gerbang dan menatap Rendy sambil melontarkan senyuman.

“K—kamu enggak pergi?” tanya Ayaka dengan sedikit gugup.

“Enggak, aku tunggu sampai bel masuk berbunyi. Aku mau pastiin kalau pacar aku aman di sekolah,” jawab Rendy sedikit gombal.

Rendy memandang wajah Ayaka dengan lekat, sedangkan Ayaka tersipu malu dan menunduk untuk menutupi pipinya yang merona.

Tiba-tiba sebuah motor ninja berhenti tepat di hadapan mereka. Pengemudi motor turun, lalu membuka helm full face yang menutupi wajahnya.

“Ngapain lo ke sini?” tanya Rehan sambil memberikan tatapan tajam.

“Nganterin calon istri gue ke sekolah,” jawab Rendy santai.

“Calon istri? Hahaha, jangan mimpi lo! Ayaka pacar gua dan sampai kapan pun Ayaka cuman milik gua!” seru Rehan dengan tegas.

Rendy tersenyum sinis, sedangkan Ayaka terdiam melihat keributan Rehan dan Rendy. Ia tidak tahu harus berbuat apa, tapi dia harus bisa menghentikan keributan mereka sebelum menjadi bahan tontonan.

“Mending kamu pergi,” ujar Ayaka sambil menatap Rendy.

“Hmm, oke aku pergi. Tapi kalo si anjing ini macem-macem sama kamu, aku gorok lehernya!” seru Rendy.

Ayaka tidak menjawab, Rendy berbalik dan masuk ke mobil. Rendy menjalankan mobilnya dan pergi meninggalkan Ayaka serta Rehan yang berdiri di depan gerbang.

“Kenapa kamu dianter sama dia? Kamu suka sama dia?” tanya Rehan.

“Aku—”

“Rehan!” Suara teriakan terdengar dari arah belakang. Spontan Ayaka dan Rehan menoleh ke sumber suara. Mereka melihat Raina yang tengah berjalan ke arah mereka.

“Ngapain lo?” tanya Rehan sinis.

“Kamu kenapa tinggalin aku? Tadi aku disuruh berangkat bareng sama kamu tapi kamu jalan duluan,” ucap Raina sambil cemberut.

“Motor gue cuman boleh ditumpangi sama Ayaka,” balas Rehan.

“Kamu kenapa sih sayang banget sama dia? Jelas-jelas dia itu selingkuhan Ayah tirinya, dia bukan cewek baik-baik. Buktinya dia tega bunuh Ibu kandungnya sendiri demi pacaran sama Ayah tirinya,” kata Raina sambil menunjuk Ayaka.

“Kamu jangan sembarangan ya! Enggak mungkin aku tega bunuh Ibu aku sendiri cuman demi pacaran sama Ayah Tiriku. Lagian, hubungan aku dan Rendy sebatas hubungan Ayah dan anak.” Ayaka membantah sambil menatap sinis Raina.

“Halah, cewek murahan kayak lo mana mungkin ngaku. Lo lebih rendah dari pelacur!” ungkap Raina.

~PLAK!

Ayaka melayangkan tamparan keras ke pipi Raina. Spontan semua orang yang berada di tempat itu meliriknya dan menggunjing mereka.

“Puas lo bacotnya? Apa tamparan gue belum cukup keras buat benerin otak lo yang bego?” tanya Ayaka.

Raina membisu, ia memegang pipinya yang memerah. Sedangkan Ayaka masih memberikan tatapan sinis kepada Raina yang tidak bisa melawan kemarahannya.

“Lo bilangin sama calon tunangan lo, jangan ngomong sembarangan atau mulutnya yang gue sobek!” ancam Ayaka sambil menatap Rehan.

Ayaka berbalik dan melangkah memasuki pintu gerbang. Rehan menyusul Ayaka, kemudian menghalangi jalannya.

“Minggir!” titah Ayaka.

“Enggak mau,” tolak Rehan.

“Minggir anjing! Gue males liat muka lo berdua!” bentak Ayaka.

Ayaka menubruk Rehan dan pergi meninggalkannya. Rehan hendak menyusul Ayaka, tetapi Raina mencengkeram tangannya.

“Lupain dia! Aku siap gantiin posisi dia,” kata Raina.

“Maaf, cinta gue cuman milik Ayaka.” Rehan menepis tangan Raina dan berlari menyusul Ayaka, sedangkan Raina mematung dan memandang Rehan dengan tangan mengepal.

“Lihat aja, gue bakal singkirkan Ayaka!” gumam Raina.

Raina melangkah memasuki gerbang utama. Wajahnya begitu dingin membuat para OSIS yang tengah berjaga di depan gerbang utama tidak berani memberikan sapaan.

Terjebak Gairah Ayah TiriWhere stories live. Discover now