Rehan Terluka

272 2 0
                                    

Mobil Rehan memasuki pekarangan rumah Yokohama. Rehan memberhentikan mobil, lalu keluar. Rehan berjalan menuju bagasi dan membuka bagasinya. Setelah itu, Rehan mengambil kotak yang dibungkus dengan kertas kado dan pita merah.

Rehan berjalan menuju pintu masuk, sedangkan Raina mengikuti Rehan dari belakang. Kedatangan Rehan mendapat perhatian khusus dari satpam yang menjaga kediaman Yokohama. Mereka ingin mencegah Rehan tetapi Rehan memiliki undangan dari Rendy.

Rehan masuk ke dalam, melewati kerumunan tamu yang tengah berdansa dengan pasangannya masing-masing. Rehan mencari keberadaan Ayaka untuk memberi kado padanya.

“Loh, kamu Mas Rehan ya?” tanya Bi Ijah sambil menunjuk Rehan.

“Iya, Bi. Saya cari Ayaka,” jawab Rehan.

“Non Ayaka ada di belakang. Dia lagi makan bersama Tuan dan Nyonya,” ungkap Bi Ijah.

"Oh, terima kasih, Bi." Rehan menunduk sopan, lalu pergi meninggalkan Bi Ijah. Rehan berjalan menyusuri rumah hingga tiba di halaman belakang.

Rehan melihat Ayaka duduk di samping Rendy dan tangan Ayaka digenggam erat oleh Rendy, bahkan Rendy menyuapi makanan ke mulut Ayaka.

“Sabar, Han. Tujuan lo adalah kasih kado ke Ayaka. Urusan diterima atau enggak itu belakangan,” batin Rehan.

Rehan menghilangkan rasa takutnya dan berjalan mendekati Ayaka.

“Assalamualaikum,” sapa Rehan.

“Waalaikumsalam,” sahut Ayaka.

Ayaka menoleh, menatap Rehan dengan mata terbelalak. Dia beranjak dari kursi dan segera menghampiri Rehan.

“Akhirnya, kamu datang. Aku pikir kamu lupa sama ulang tahun aku,” ucap Ayaka dengan mata berkaca-kaca.

“Aku enggak mungkin lupa sama kamu,” sahut Rehan.

Ayaka dan Rehan berdiri berhadapan, lalu Rehan menyodorkan kado yang dia bawa. Ayaka menerima kado tersebut dan memeluk Rehan.

Sontak Rendy berdiri dan menarik Ayaka supaya melepaskan pelukannya. Rendy menyeret Ayaka dan berjalan menjauh dari Rehan.

“Ngapain kamu peluk dia? Aku calon suami kamu dan kamu harus hargain perasaan aku!” seru Rendy.

“Tapi Rehan sahabat aku,” ucap Ayaka.

“Aku tahu tapi kamu enggak berhak untuk memeluknya,” sahut Rendy.

Rendy memandang Ayaka dengan mata elang, Ayaka menunduk karena tidak berani menatap mata Rendy.

"Jangan kasar sama Ayaka!” seru Rehan.

"Lo enggak berhak buat ikut campur,” ucap Rendy.

“Gua bakal ikut campur karena lo main kekerasan,” sahut Rehan.

Rehan menghampiri Rendy. Tanpa ancang-ancang, Rehan memberikan pukulan ke pelipis kanan Rendy.

“Berani lo sama gua?” kata Rendy.

Rendy membalas pukulan Rehan dan hendak menendang perut Rehan. Namun, Rehan mencengkeram kaki Rendy dan memelintir kakinya. Setelah itu, Rehan menendang perut Rendy dan membanting tubuhnya.

“Argh!” Rendy berteriak. Dia terjatuh dan tidak sanggup berdiri.

Yokohama terbelalak, dia langsung berdiri dan menghampiri Rehan.

"Beraninya kamu melukai putra saya!” seru Yokohama.

“Saya hanya membela diri. Dia duluan yang mulai,” sahut Rehan.

“Tetap saja, kamu melukai anak saya!” pekik Yokohama.

Yokohama mengepalkan tangan, lalu melayangkan pukulan ke wajah Rehan. Setelah itu, Yokohama memukul perut Rehan hingga membabi buta dan Rehan tidak sanggup melawan serangan Yokohama.

“Kamu harus mati!” seru Yokohama.

Yokohama memutar dan menendang leher Rehan dengan tendangan maut. Seketika Rehan terkapar dan tidak sadarkan diri. Mulutnya mengeluarkan darah membuat Raina dan Ayaka langsung menghampiri Rehan.

“Bangun, Han!” teriak Ayaka.

Ayaka menepuk pipi Rehan. Namun, tidak ada respons yang Rehan berikan.

“Jangan tinggalin aku,” ucap Ayaka.

Ayaka menggoyangkan tubuh Rehan, matanya berlinang air dan membasahi pipinya. Sedangkan Rendy diam menatap Ayaka, ia tidak sanggup berdiri akibat tendangan Rehan.

“Minggir lo!”

Raina mendorong Ayaka kasar, lalu memapah Rendy menuju luar. Raina melewati kerumunan tamu yang tengah berpesta.

“Rehan kenapa?” tanya seorang tamu.

Raina tidak menjawab, dia terus melangkah menuju luar. Saat berada di luar, Raina bergegas masuk ke mobil dan menjalankan mobil Rehan.

Terjebak Gairah Ayah TiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang