Pernikahan Rendy dan Ayaka

563 4 0
                                    

Keluarga Yokohama tengah sibuk menyiapkan acara pernikahan Rendy dan Ayaka yang akan berlangsung sebentar lagi, sedangkan Ayaka berada dalam kamar bersama MUA yang tengah meriasnya.

Ayaka duduk di depan meja rias, matanya tertuju pada sebuah foto yang bertuliskan Rehan dan Ayaka. Foto itu adalah kenangan bersama Rehan sewaktu SMP.

“Kamu sudah siap?” tanya Bayu sembari berdiri di ambang pintu.

Ayaka menatap Bayu dengan mata berkaca-kaca. “Ayah ... Aku belum siap menikah dengan Kak Rendy. Apa pernikahan ini tidak bisa dibatalkan?” tanya Ayaka.

Bayu menghela napas, dia mengerti perasaan putrinya tapi dia berutang budi pada Rendy karena Rendy telah membebaskannya dari hukuman penjara.

“Maafin Ayah, Nak. Ayah tidak bisa membantu kamu karena Ayah telah menandatangani perjanjian dengan Rendy,” ucap Bayu.

“Perjanjian apa?” tanya Ayaka.

“Dia membebaskan Ayah tapi Ayah harus menikahkan kamu dengan dia,” ungkap Bayu.

Bayu menampilkan wajah bersalah, sedangkan Ayaka berusaha menutupi kekecewaan dan tersenyum palsu.

“Ayah jangan sedih. Ayaka baik-baik saja kok. Doakan semoga Kak Rendy bisa menjadi imam yang baik untuk aku,” tutur Ayaka.

“Ya sudah, ayo kita turun. Penghulu sudah datang,” ungkap Bayu.

Ayaka beranjak dari kursi dan melangkah mendekati Bayu, kemudian Ayaka berjalan menuruni anak tangga sambil memeluk lengan Bayu dengan erat.

Aletta tiba di halaman rumahnya yang sudah dipenuhi oleh tamu undangan dan tak hanya itu, Farel pun sudah datang.

Sesampainya di lantai satu, Ayaka menjadi pusat perhatian. Semua mata tertuju padanya, bahkan Rendy tercengang melihat kecantikan Ayaka yang luar biasa.

Ayaka berjalan mendekati Rendy, kemudian duduk di samping Rendy.

“Selamat pagi, calon suamiku.” Ayaka menyapa sambil memberikan senyuman paling manis kepada Rendy.

“Selamat pagi juga, calon istri.” Rendy membalas senyuman Ayaka, lalu mereka saling melontarkan tatapan.

“Bagaimana? Kalian sudah siap melangsungkan pernikahan?” tanya penghulu membuyarkan lamunan Rendy dan Ayaka.

“Sudah siap,” jawab Rendy.

Rendy menatap penghulu, kemudian Rendy mengulurkan tangan dan menggenggam tangan Bayu yang berada di hadapannya.

"Saudara Rendy Yokohama bin Baskara Yokohama. Saya nikahkan dan saya kawinkan Anda dengan anak perempuan saya Ayaka Vidyanata dengan maskawin uang dua milliar dibayar tunai,” ucap Bayu.

"Saya terima nikah dan kawinnya Ayaka Vidyanata binti Bayu Mangaraja dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Rendy mengucapkan secara lugas dan dengan satu tarikan napas.

“Gimana para saksi sah?” tanya penghulu sambil menatap saksi.

“Sah," jawab saksi.

“Alhamdulillah,” ucap seluruh saksi secara bersamaan.

Rendy menatap Ayaka, lalu mengulurkan tangan. Ayaka meraih tangan Rendy dan mencium punggung tangannya. Setelah itu, Rendy memasangkan cincin di jari manis Ayaka. Begitu pun sebaliknya.

“Selamat kalian sudah resmi menjadi pasangan suami-isteri,” tutur penghulu sambil tersenyum.

Ayaka dan Rendy hanya tersipu malu, lalu mereka berdiri dan berjalan menuju pelaminan untuk melaksanakan resepsi pernikahan.

Ketika berada di depan panggung pelaminan, Rendy menggenggam tangan Ayaka dan membantunya naik ke atas panggung. Setelah itu mereka duduk di kursi pelaminan yang penuh dengan dekorasi cantik.

“Akhirnya kamu jadi milik aku,” bisik Rendy di telinga Ayaka.

Ayaka menatap Rendy, mengukir senyum simpul.

“Iya, alhamdulilah.”

Ayaka diam dan meratapi tamu yang semakin padat. Kebisingan semakin tidak terbendung, tetapi hanya satu yang Ayaka cari. Rehan, di mana dia? Kenapa dia tidak datang? Bagaimana kondisinya setelah dihajar habis-habisan oleh Yokohama?

Sejujurnya ia ingin sekali cari keberadaan Rehan. Namun, para bodyguard Rendy selalu mengikutinya ke manapun dia pergi.

“Kamu kenapa sayang? Kok diam saja?” tanya Rendy.

Ayaka menggeleng kecil. “Enggak papa. Aku mau makan es krim,” jawab Ayaka bohong.

“Makan es krim? Sebentar, aku suruh Bibi buat ambilkan es krim.”

Ayaka mengangguk, dan melihat Rendy yang memanggil pembantunya untuk mengambilkan es krim. Setelah Bi Ijah memberikan es krim, Rendy kembali duduk di kursi pelaminan.

“Aku suapi ya,” kata Rendy. Ayaka pun mengangguk setuju.

Rendy menyodorkan sendok berisi es krim, Ayaka menerima suapan Rendy dan memakan es krim tersebut.

“Enak enggak es krimnya? Kalau enak nanti aku buka pabrik es krim,” kata Rendy bergurau.

“Enak banget. Aku dukung kalau kamu mau buka pabrik es krim,” ucap Ayaka.

Ayaka dan Rendy menikmati semangkuk es krim, sebelum melakukan sesi foto bersama para tamu undangan. Rendy merangkul bahu Ayaka, lalu menyandarkan kepala Ayaka ke bahunya.

Terjebak Gairah Ayah TiriWhere stories live. Discover now