Liburan

504 5 0
                                    

Keesokan harinya.
Ayaka tengah mengemas barang dan memasukkan ke dalam koper. Hari ini dia dan Rendy akan berlibur ke pantai yang terletak di Banten.

“Udah selesai, sayang?” tanya Rendy yang berdiri di ambang pintu.

“Sebentar lagi,” jawab Ayaka.

Rendy berjalan mendekati Ayaka, kemudian duduk di samping Ayaka. Rendy ikut mengemas barang-barang yang ingin mereka bawa.

Setelah itu, Rendy menutup koper dan menyeretnya keluar kamar. Ayaka mengikuti Rendy dari belakang sambil membawa tas kecil berisi camilan.

“Kita berapa hari di sana?” tanya Ayaka.

“Tiga hari,” jawab Rendy.

Rendy memasukkan koper ke bagasi mobil, kemudian Rendy menutup bagasi dan masuk ke dalam. Ayaka duduk di sebelah Rendy, memakai sabuk pengaman. Setelah itu, Rendy menjalankan mobilnya.

“Kamu udah bilang sama Kakek dan Nenek?” tanya Ayaka.

“Udah,” jawab Rendy.

“Apa kata mereka?” tanya Ayaka lagi.

“Mereka bilang aku harus jaga cucu kesayangan. Jangan sampai kamu terluka kalo kamu terluka, aku dicoret dari daftar warisan,” jawab Rendy.

“Masa sih? Perasaan nenek sama kakek sayang banget sama kamu deh. Kamu kan anak satu-satunya,” sahut Ayaka tidak percaya.

“Aku anak satu-satunya karena nenek udah enggak bisa punya anak lagi. Dulu ketika nenek seumuran sama almarhumah ibu, rahim nenek diangkat. Jadi aku anak tunggal,” ungkap Rendy secara detail.

“Kenapa rahim nenek diangkat?” tanya Ayaka penasaran.

“Kanker rahim,” jawab Rendy.

“Innalilahi. Aku enggak nyangka kalau ternyata nenek pernah sakit kanker,” kata Ayaka dengan suara iba.

“Setiap anggota keluargaku punya riwayat penyakit kanker. Tapi untungnya mereka berhasil sembuh,” ungkap Rendy.

Rendy fokus mengemudikan mobilnya, sedangkan Ayaka melihat keindahan alam sambil memakan camilan.

***

Rendy memberhentikan mobil tepat di pekarangan sebuah villa, Ayaka keluar mobil dan membantu Rendy menurunkan barang di bagasi.

Ayaka menutup bagasi, lalu membawa kardus berisi mie instan dan mengikuti Rendy yang berjalan menuju pintu.

Rendy berdiri di depan pintu, kemudian memencet bel di villa tersebut. Tiba-tiba pintu terbuka, muncul seorang pria tua.

“Selamat siang, Pak.” Rendy menyapa sambil menunduk sopan, sedangkan kakek itu hanya diam dan menatap Rendy serta Ayaka secara bergantian.

“Pak Rendy Yokohama?” tanya kakek dengan wajah dingin.

“Iya, saya Rendy dan ini calon istri saya. Namanya Ayaka,” jawab Rendy sambil memperkenalkan Ayaka.

“Silakan masuk,” titah kakek tersebut.

Rendy dan Ayaka pun masuk ke dalam. Ayaka memandang ke arah sekitar, bulu kuduknya sedikit meremang karena aura villa yang terlihat mencekam.

“Kamu serius mau menginap di sini?” tanya Ayaka sambil berbisik.

“Cuman villa ini yang kosong,” jawab Rendy.

“Tapi aku merinding,” ungkap Ayaka.

“Itu cuman firasat kamu aja. Sekarang kita taruh barang-barang, abis itu pergi ke pantai.” Rendy merangkul Ayaka, mencoba menenangkan Ayaka yang terlihat begitu gundah.

“Ya sudah deh.”

Ayaka mengalah dan memilih melangkah menyusuri villa. Ayaka memeluk lengan Rendy sambil melafalkan ayat kursi.

Langkah Rendy terhenti di sebuah kamar yang memiliki desain seperti bangunan Belanda. Rendy masuk ke dalam, lalu meletakkan koper dan barang-barang lain yang dia bawa.

Sementara Ayaka hanya diam dan melihat Rendy merapikan barang. Bulu kuduknya semakin berdiri, bahkan hawa menjadi panas. Keringat mengalir dari sekujur tubuhnya dan tangan Ayaka pun bergetar.

“Masih lama ya?” tanya Ayaka.

“Udah kok,” jawab Rendy.

Rendy menghampiri Ayaka, kembali merangkulnya dengan erat.

“Jangan takut. Ada aku,” tutur Rendy.

Rendy melangkah keluar, Ayaka berada di samping Rendy. Ia tidak mau berpaling atau melihat ke sekitar villa karena dia yakin villa itu diisi oleh makhluk tak kasat mata.

“Kamu kenapa takut banget sih? Hantu itu enggak ada,” kata Rendy.

“Kamu bilang gitu karena kamu enggak bisa melihat mereka. Aku anak indigo dan aku bisa merasakan aura gelap dalam villa ini,” ungkap Ayaka.

“Udah, jangan bicara aneh-aneh. Nanti kalo si kakek dengar, dia tersinggung.” Rendy menasihati Ayaka dan akhirnya Ayaka pun memilih bungkam.

Terjebak Gairah Ayah TiriWhere stories live. Discover now