Bagian 12. TRUST NOBODY SUSPECT EVERYONE

1.2K 348 39
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bismillahirrahmanirrahim.

Setiap minggu adalah langkah yang berat untuk kedua orang tua Arrasid. Tolong dibantu ya teman-teman walau dengan nominal terkecil yang bisa ditransfer sekalipun. Terus terang biaya untuk setiap minggu itu benar-benar sangat besar.

Hidup tidak pernah sunyi dengan cobaan. Semoga Allah selalu memberikan jalan untuk menjalani cobaan itu dan lulus dengan baik. Semoga teman-teman semua selalu diberikan kesehatan dan sisa umur yang barokah. Aamiin.

[ BCA 6281263649 a/n NIKEN ARUM DHATI ]

Ditunggu kabar baiknya ya teman-teman dan selamat membaca ♥️

*

"Tapi aku tidak mau tinggal di sini, Mas!"

Langkah Gempar terhenti. Dia memasukkan kedua tangan ke saku celananya. Gempar bergeming dan tidak berbalik bahkan saat terdengar suara mengaduh yang cukup keras dari mulut Brielle yang baru saja menubruknya.

Gempar berbalik dan menatap tajam Brielle yang beringsut mundur sambil mengusap dahinya. Gadis itu mendongak namun segera menunduk saat melihat ekspresi Gempar yang dingin.

"Okay. Kau mau aku antar ke asrama, mengambil paspor dan bajumu lalu aku antar ke bandara? Bagaimana?"

"Eh?"

Gempar menghela napas panjang. "Orang tuamu menyekolahkan kamu di negara ini pasti dengan tujuan baik. Dan berita tentang insiden penembakan itu jelas mendunia. Kau tahu kecepatan media elektronik bukan? Bagaimana perasaan orang tuamu kalau tahu kamu keluyuran atau tidak berada di asrama?"

"Itu..."

"...dan kita berada di zona di mana insiden besar dan berbahaya itu terjadi. Apa yang sedang ayahmu pikirkan sekarang? Atau ibumu?"

"Ibuku tidak akan memikirkan apapun." Brielle membuang pandangan ke arah tembok. "Baiklah. Kau mau aku tidur di sini? Baiklah. Aku bahkan takut dengan semua kemewahan ini." Mata Brielle menjelajah.

Gempar berbalik dan meneruskan langkah dan Brielle segera mengekornya dengan segudang ketakutan yang berlebihan.

"Bagaimana kalau ada yang hilang dan mereka menuduhku? Atau ada yang pecah? Kau lihat kan guci-guci di depan tadi? Atau pajangan kristal yang mewah..."

"Ada yang akan mengarahkan mu. Kita sedang menuju ke sana."

"Bagaimana kalau aku bekerja di kandang kuda saja? Bisa kau minta ke mereka bukan? Ya? Mas? Aduh!" Terdengar suara mengaduh yang keras lagi dari Brielle. Dia kembali menabrak Gempar yang berhenti mendadak.

"Bagaimana kau tahu ada kandang kuda di sini?" Gempar menatap Brielle tajam dan gadis itu terlihat celingukan.

"Ranch biasanya memiliki kandang kuda kan? Atau di sini mereka memiliki hewan ternak lain? Harimau? Singa?"

GEMPAR AND THE COFFEE THEORY Where stories live. Discover now