Bagian 58. PRASANGKA

817 309 21
                                    

Bismillah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bismillah.

Mbak Dewi Hajar Mastuch, terima kasih banyak Mbak, dirimu membaca di sini atau di KK ya? ♥️🙏

Merangkak pelan untuk ditutup. Saya sudah ngebut menulis naskah ini untuk mendapatkan dukungan di Karyakarsa. Semoga lelah saya menjadi lillah.

Dan teman-teman yang lain yang sudah membantu. Terima kasih banyak. Masih panjang sekali perjalanan. Tapi saya harus tetap positif. Bahkan ketika hari ini saya menyaksikan dua kematian yang hanya berselang jam saja di bangsal anak. Semoga mereka husnul khatimah. Tidak sakit lagi. Walaupun saya tidak mengenal mereka secara pribadi, rasanya sangat sedih harus menyaksikan kesedihan keluarga mereka.

Kalian semua ada dalam doa saya walaupun tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Saya mencatat nama semua teman yang membantu dan saya kirimkan doa terbaik saya. Terima kasih. Semoga Allah memberikan sebaik-baiknya balasan. Aamin allahuma aamiin.

Tolong tetap bantu kami ya [ 6281263649 BCA a/n NIKEN ARUM DHATI ]

Selamat membaca teman-teman ♥️

Mbak Atun Wasilatun saya berharap Mbak masih ada di sini 😭♥️

*

”Seharusnya kamu tidak menutup mata, Mas. Pacar kamu itu masih kencur. Dia bisa melakukannya apa saja termasuk mengusili aku.”

”Kita tidak sedang dalam suasana untuk membahas hal tidak penting seperti itu, Dian. Ini adalah kamar Brielle dan jelas adalah teritori nya. Kamu tidak bisa masuk tanpa izin apalagi mengambil sesuatu dari dalamnya. Seseorang dengan kedewasaan pun akan bersikap sama dengan Brielle. Pembicaraan selesai. Pergilah. Banyak yang harus kamu urus.”

”Tapi Mas...aku tidak terima di dorong seperti ini.”

Gempar mengulurkan tangan pada Dian dan membantunya berdiri. Pria itu menghela napas dan berbicara pelan. ”Harus ada seseorang yang merasa sedih atas meninggalnya kedua orang tua kamu, Dian. Dan itu seharusnya kamu. Jangan membuat ulah dan jangan mengusik Brielle apapun situasinya. Apa yang kamu lakukan ini konyol sekali. Pergilah.” Gempar terlihat menyugar rambutnya dan mundur dua langkah dari hadapan Dian yang sudah berdiri tegak. Wanita itu membisu dan bergeming di tempatnya. Lalu berbalik dan melangkah setelah menghentak kaki seperti anak kecil.

”Kamu baik-baik saja?”

Gempar berbalik dan menghampiri Brielle yang nampak kesal sambil memeluk tas motif wanita sedang membatik di dadanya.

Gempar berbalik dan menghampiri Brielle yang nampak kesal sambil memeluk tas motif wanita sedang membatik di dadanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
GEMPAR AND THE COFFEE THEORY Where stories live. Discover now