Bagian 34. AYO KITA MENIKAH

1.5K 348 38
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bismillahirrahmanirrahim.

Mbak Atun Wasilatun mohon maaf ya ini terkesan seperti sebuah teror. Setiap update menyapa dirimu dengan keluhan. Mbak, serius demi Allah saya benar-benar sudah tidak sanggup nembusi siapa-siapa. Kemarin mencoba menembusi kesatuan suami sekali lagi namun belum ada dana yang bisa dialokasikan untuk membantu lagi.

Dan saya tumbang. Plonga plongo saja di rumah. Meratapi nyeri betis saya yang sudah seperti batik cap motif polkadot. Tapi saya masih bisa tertawa walau sumbang.

Mbak, 14.350.000 lagi Mbak. Saya yakin hanya dirimu yang sanggup sekarang. Saya sudah tidak kuat secara fisik maupun mental. Udah ga punya apa-apa saya Mbaaaaaak...Serius.

Tolong kami ya Mbak 😭

Sehat-sehat ya Mbak dan maaf lahir dan batin. Selamat menjalankan ibadah puasa. Di manapun dirimu Mbak, doa terbaik kami untukmu.

Teman-teman semua, saya selalu memeriksa mutasi rekening saya dan melakukan print out. Membaca nama kalian dalam setiap doa kami adalah sebuah kebahagiaan. Terima kasih banyak sudah membersamai kami sampai sejauh ini. Mohon tetap membantu doa.

Yang ingin berdonasi, silahkan ke [ BCA 6281263649 a/n NIKEN ARUM DHATI ]

Terima kasih teman-teman. Semoga Allah membalas dengan sebaik-baiknya balasan. Selamat menjalankan ibadah puasa dan selamat membaca ♥️

Note : Kemarin ingin double update tapi lupa. Maaf.

*

”Seperti bom yang sudah berhasil dijinakkan. Ada apa Mas?”

”Berhasil dijinakkan apanya?” Gempar tertawa pelan dan menunduk menatap ujung kakinya.

”Mbak Brielle dalam beberapa jam menjadi lebih diam? Mas marahi dia?”

”Marah kenapa? Aku kan tidak punya alasan untuk marah. Mungkin dia capek?”

”Huum...” Andi menelengkan kepala dan menatap Brielle yang berdiri bersisian dengan Yu Jum, asisten rumah tangga Simbahnya. Gadis itu merapatkan jaketnya dan menunggu Yu Jum membayar sayur mayur yang mereka beli. Andi mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Pasar baru saja dimulai. Penjual menggelar dagangan di lapak mereka dan pembeli mulai berdatangan. Dan Andi masih penasaran dengan apa yang dirasa nya sekarang. Dia yang merasa Brielle mendadak aneh.

”Lebih ke linglung tidak sih Mas?”

”Sejak kapan kamu jadi pengamat?”

Gempar dan Andi mendekat ke arah Brielle dan Yu Jum. Di tangan mereka, penuh dengan tentengan barang belanjaan.

Sudah lebih dari setengah jam mereka berkeliling. Gempar dan Andi bahkan sudah dua kali balik memasukkan belanjaan ke mobil dan mereka belum selesai.

”Apa Mas melakukan sesuatu?”

GEMPAR AND THE COFFEE THEORY Where stories live. Discover now