Bagian 15. Wanita-wanita dalam Dinasti Leandro

1.2K 330 61
                                    

Selamat pagi teman-teman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat pagi teman-teman.

Ayo sedekah Jum'at berkah teman-teman. Semoga kita berteman tidak hanya di dunia Wattpad ini ya. Bismillah mari bertetangga di surga kelak. Aamiin allahuma aamiin.

Pengobatan Arrasid adalah pengobatan berkelanjutan. Jadi tolong jangan marah ya kalau saya menulis seperti ini. Niat saya hanya membantu dan mengajak kalian semua.

[ 6281263649 BCA a/n NIKEN ARUM DHATI ]

Apapun yang kalian kerjakan hari ini, semoga lancar. Apapun yang terjadi hari ini, semoga sisa umur kita adalah umur yang barokah. Aamiin.

Selamat membaca teman-teman ♥️

*

”...aku...”

Gempar beringsut sedikit lebih maju. Dan sesaat kemudian dia terpaku karena Brielle yang mendongak. Pipi gadis itu menjadi merah jambu.

”...apa rasa ingin tahu mu tentang aku sudah mulai tumbuh?”

"Eh...apa maksudmu?” Gempar memutus pandangannya pada Brielle dan segera beringsut mundur dari hadapan gadis itu. ”Kita pulang.” Gempar menatap lekat Brielle dan menepi dari gadis itu.

Gempar berjalan menuruni teras rumah dan menuju garasi luar. Dia mengatur napasnya dan tersenyum saat Mark menyapanya.

”Ada apa?"

”Tidak ada apa-apa. Aku pulang sekarang?”

"Tentu. Selamat istirahat.”

”Selamat bertugas Mark.”

Gempar mengangguk dan menuju mobilnya. Dia melambai ke arah Mark sebelum melajukan mobilnya keluar. Sejenak dia memindai absensi nya di pos dan meninggalkan ranch itu. Brielle yang sudah keluar terlebih dahulu, nyatanya sudah berjalan cukup jauh. Gadis itu terlihat berjalan dengan tenang dan nampak menghirup udara segar. Pagi dengan embun yang naik tak kasat mata dan menguap bersama sinar matahari yang mulai menghangat. Entah mengapa, Gempar merasa bahwa kehidupan di pedesaan seperti itu seperti sangat cocok dengan Brielle. Dia sangat luwes. Gesture tubuhnya terlihat alami.

"Aku yakin ada yang terlewat olehku tentang gadis itu. Dia mencurigakan sekali. Dan sikapnya pada Tuan dan Nyonya Leandro jelas sangat tidak sopan. Oh...Tuhan...aku yang membawanya pada mereka...” Gempar tidak segera menyusul Brielle. Dia sengaja melajukan mobilnya pelan. Sambil terus mengawasi gadis itu, dia terus berpikir tentang apa yang mungkin terlewat olehnya.

”Naiklah.”

Gempar membuka pintu dan Brielle tanpa diperintah lagi, masuk ke mobil. Dan Gempar baru akan menanyakan sesuatu namun Brielle menutup wajahnya setelah dia mengambil selimut di jok belakang.

”Maafkan aku. Aku akan minta maaf pada Tuan dan Nyonya Leandro besok pagi. Aku tidak berniat membuatmu malu. Aku serius.”

Gempar menarik napas panjang dan terpaku sejenak.

GEMPAR AND THE COFFEE THEORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang