Bagian 32. SEMESTA YANG MENGANTARKAN WANITA DARI MASA LALU

1.4K 330 30
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bismillahirrahmanirrahim.

Hari ini diisi dengan menguatkan hati dan menebalkan muka. Berusaha untuk menerima bahwa dunia medis itu sangat mahal di beberapa pos. Bahwa dunia medis itu juga berisi orang-orang yang memang tidak boleh memiliki keterikatan secara personal dengan seorang pasien. Semua dilakukan dengan profesional dibarengi dengan kebaikan hati yang tipis-tipis terlihat. Saya mengatakan pada diri saya sendiri, banyak sekali orang baik di dunia ini.

Terus terang saya lelah teman-teman. Tapi karena saya adalah manusia dengan air mata yang sangat dalam, maka sulit sekali untuk saya menangis. Walaupun kenyataannya saya tidak sekuat yang dinilai orang-orang.

Saya ingin sekali menangis karena sekarang hanya bisa berharap ada keajaiban untuk 39.350.000 lagi deposit yang harus ditutup. Selepas sholat Dhuhur tadi saya bahkan tidak sanggup berdiri dan hanya bisa duduk sangat lama. Aah...entahlah...bapak saya dengan senang hati terlibat namun tidak bisa sebanyak itu. Sisanya masih sangat banyak.

Semoga saya masih bisa berharap Mbak Atun Wasilatun mau membantu sekali lagi 😭

Dan juga kalian semua teman-teman. Semoga berkeluangan rejeki dan mau tetap membantu. Berapapun. Silahkan berdonasi ke [ BCA 6281263649 a/n NIKEN ARUM DHATI ]. Yang bisa saya lakukan sekarang adalah meminta waktu pada RS.

Dan mencoba berhenti membayangkan hal-hal buruk. Bantu doa ya. Bismillahirrahmanirrahim.

Ayo ngebut. Kalau saya ngebut berarti saya sudah benar-benar setres.

Selamat membaca teman-teman ♥️

*

”Kenapa kita tidak sekalian satu mobil dengan bapak dan ibu, Mas?”

Gempar melajukan mobil keluar dari Griya Bausasran sementara bapak, ibu dan adiknya yang membawa mobil sendiri sudah keluar sejak beberapa saat lalu.

”Kami jarang berada dalam satu mobil. Hanya kalau terjadi sesuatu yang mendesak saja. Kau tahu kan, aku dan Andi sama-sama anak.”

”Aku mengerti. Lalu kita akan bertemu siapa Mas? Maaf aku banyak bertanya.”

”Kakek dari pihak bapak. Umurnya sudah banyak. Pendengarannya sudah sedikit berkurang jadi kita harus berteriak kalau bicara dengan beliau.”

”Oh...begitu...baik.”

Melaju di jalanan utama dan terus mengarah ke selatan, Brielle seperti menjejak area baru dan asing. Gadis itu menoleh menatap keluar dan bertanya tentang beberapa bangunan. Dan seperti biasa, Gempar memberinya penjelasan secara sederhana. Gumaman pelan penuh kekaguman terlontar dari mulut Brielle ketika mereka sudah menyebrang jalan lingkar selatan dan mulai menyusuri Jalan Imogiri.

”Itu tanaman padi bukan? Oriza Sativa. Sudah menguning, kenapa pemiliknya belum memetiknya?”

”Mungkin dalam beberapa hari ke depan.”

GEMPAR AND THE COFFEE THEORY Where stories live. Discover now