Bagian 37. PLOT TWIST

1.3K 345 46
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bismillahirrahmanirrahim.

Saya masih ingin menyapa Mbak Atun Wasilatun hari ini. Mbak, setelah kemarin jatuh bangun sampai sengklek badan, Alhamdulillah masih menyisakan 67 juta lagi Mbak. Dan sudah, saya menyerah, sudah tidak kuat lagi. Benar-benar harus istirahat agar bisa segera membereskan urusan di Yogya.

Walaupun mungkin tidak akan berhenti sampai di sini saja pengobatan Arrasid, mudah-mudahan Mbak Atun masih mau membantu berapapun. Nanti setelah mendingan saya akan cari kurangan nya Mbak. Bagaimanapun caranya dari jalan Allah. Bismillah.

Bantu kami ya Mbak. Berapapun. Seharian kemarin saya benar-benar hanya bisa mengharap keajaiban terbukanya hati banyak orang untuk membantu. Saya sudah berusaha. Bila belum dicukupkan, InShaAllah itu Allah atur. Tapi melihat kedua orang tua yang hidup dalam putus asa, ketidak pastian, menutup mata jelas saya tidak bisa. Tolong bantu kami ya Mbak 🙏

Sehat-sehat Mbak Atun. Siapapun dirimu yang masih menjadi rahasia untuk kami, di manapun dirimu berada, semoga Allah selalu membersamai mu dengan semua bentuk kebaikan dunia. Aamiin allahuma aamiin.

Dan teman-teman semua, terima kasih sepanjang hari saya ucapkan, doa terbaik saya panjatkan, semoga hari kalian menyenangkan, semua dalam keadaan sehat dan bila sedang tidak sehat, semoga Allah segera berikan kesehatan. Terus bantu doa ya teman-teman 🙏

Dan silahkan terus berdonasi melalui BCA 6281263649 a/n NIKEN ARUM DHATI

Berapapun, semoga Allah menghitungnya sebagai pemberat amalan di akhirat kelak. Terima kasih banyak teman-teman dan selamat membaca ♥️

*

”Maaf, Mas.”

Brielle bergerak gelisah ketika Gempar akhirnya mengunci kedua kakinya dengan kakinya sendiri. Pria itu bersedekap dan menatapnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Mereka tertahan di perpustakaan dan tidak mengetahui apapun yang terjadi di luar ruangan itu.

”Point nya di sini adalah jangan pernah berinteraksi dengan orang asing. Itu bisa jadi sangat berbahaya.”

”Tapi itu tadi...”

”...kecuali kamu mengenalnya. Ini sangat serius seperti ketika Papamu berpesan jangan pernah mau dijemput dari sekolah selain dia yang menjemput. Mengerti?”

”Tapi Mas...”

”Kamu membuat semua orang syok.”

Brielle menunduk dan dia merasa bersalah. ”Dia bukan orang lain.”

”Itu dulu. Yang berarti tidak sekarang. Kami akan melakukan segala sesuatu sesuai porsinya. Yang seharusnya dilakukan.”

”Tapi Mas. Mbak itu memiliki banyak luka.”

”Kadang, seseorang menerima konsekuensi yang seperti itu dari setiap apa yang menjadi pilihannya.”

”Ini jelas bukan kamu, Mas. Mengapa Mas sangat membencinya?”

GEMPAR AND THE COFFEE THEORY Where stories live. Discover now